Hunian Dekat Moda Transportasi Tumbuh Pesat

Senin, 30 April 2018 - 08:34 WIB
Hunian Dekat Moda Transportasi...
Hunian Dekat Moda Transportasi Tumbuh Pesat
A A A
JAKARTA - Kemacetan di Jakarta salah satunya disebabkan oleh kendaraan pribadi dari daerah penyangga ibu kota. Pembangunan transportasi massal dan hunian di daerah mitra juga dikebut sebagai upaya mengatasinya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, Pemprov DKI tentunya tidak bisa menangani sendiri. Sebab, kemacetan di Jakarta bukan hanya berasal dari kendaraan yang ada di dalam kota.

Berdasarkan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), pada 2015, total pergerakan dalam kota Jakarta sekitar 23,42 Juta orang per hari, pergerakan komuter 4,06 Juta orang perhari dan internal pergerakan melintas Jakarta Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi mencapai 20,02 Juta orang per hari. Total pergerakan Jabodetabek sebesar 47,5 Juta perhari dan pada 2018 mencapai 50 juta per hari.

Untuk itu, kata Andri, Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dibentuk untuk membantu Jakarta mengatasi kemacetan dengan memperbanyak moda transportasi hingga ke daerah mitra dan mengintegrasikannya.

"Integrasinya bukan hanya fisik antar moda transportasi saja, tiket dan hunian serta pasar juga di integrasikan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD)," kata Andri Yansyah saat dihubungi kemarin.

Andri menjelaskan, konsep TOD bukan hanya dibangun di Jakarta, melainkan juga dibangun di daerah mitra. Bahkan, banyak swasta yang berlomba-lomba membangun hunian dekat dengan moda transportasi umum.

Untuk mendukung penggunaan transportasi umum tersebut, lanjut Andri, BPTJ mengendalikan pergerakan kendaraan pribadi ke dalam kota Jakarta melalui pembatasan kendaraan ganjil genap dan DKI sendiri tengah menyiapkan sistem jalan berbayar atau Elektronik Road Pricing (ERP) yang akan berlaku pada Maret 2019.

"Kita juga akan menyiapkan zona parkir progresif. Penyediaan angkutan umum itu harus dibarengi dengan pembatasan kendaraan," ungkapnya.

Di Bekasi, jumlah kendaraan yang menyumbang kemacetan Jakarta sebesar 665,431 unit. Pembangunan sejumlah infrastruktur terus dibangun, baik itu infrastruktur transportasi ataupun hunian yang dekat dengan jalur transportasi. Apalagi, industrialisasi di Bekasi berjalan paling maju dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Pemerintah pun terus memacu pertumbuhan kawasan ini sebagai pusat ekonomi nasional.

Berdasarkan pantauan, di sekitar pembangunan Ligh Rail Transit (LRT) yang berdiri disepanjang jalur Jakarta-Cikampek saja, Hampir sekitar 1-2 kilometer, terdapat hunia vertikal yang dibangun swasta ataupun pemerintah melalui BUMN.‎

Melihat tren perkembangan ekonomi daerah Bekasi dan sekitarnya yang pesat itu, PT graha Dinamika Persada Indonesia dan PT Global Vista Indonesia melalui KSO Dinamika dan Global, hadir untuk membangun hunian vertikal Apartemen 48 Bekasi City center yang terdiri dari 30 lantai dengan total unit 1.321.

Lokasi apartemen yang dibanderol dengan harga Rp 280 juta itu berada di tengah kota dan hanya berjarak 1 kilometer dari stasiun kereta komuter Bekasi, tol becakayu dan tol bekasi barat. Termasuk sekolah, shopping mall dan rumah sakit.

Direktur KSO Dinamika dan Global, Freddy Haryono bersama PT Branstas abipraya selaku kontraktor Badan Usaha Milik negara (BUMN) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Sabtu 28 April 2018.

"Peletakan batu pertama 48 Bekasi City Center ini menandakan komitmen kami untuk membangun dan menghadirkan hunian vertikal ekslusif terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi non aktif, Rahmad effendi menuturkan, selain menyediakan hunian vertikal yang baik untuk penduduk Bekasi, proyek apartemen 48 Bekasi City Center juga akan mendukung kegiatan perekonomian masyarakat sekitar dan Bekasi pada umumnya.

"Kami dari pihak pemerintah sangat mendorong dan mendukung pengembangan proyek-proyek sejenis ini," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0830 seconds (0.1#10.140)