Debat Publik Pilkada Tangerang, Arief-Sachrudin Bicara Pengangguran

Selasa, 24 April 2018 - 04:01 WIB
Debat Publik Pilkada...
Debat Publik Pilkada Tangerang, Arief-Sachrudin Bicara Pengangguran
A A A
JAKARTA - Debat publik pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang 2018, diikuti oleh satu pasangan calon dari petahana Arief R Wismansyah-Sachrudin.

Ketua KPUD Kota Tangerang Sanusi Pane mengatakan, perhelatan debat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang ini merupakan kegiatan kedua yang diadakan oleh KPUD Kota Tangerang.

"Ini kegiatan kedua, menuju 64 hari lagi Pilkada Kota Tangerang, pada Rabu 27 Juni 2018. Akhirnya, pilihan masyarakatlah yang akan menentukan," kata Pane, di Gedung iNews, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Tidak adanya pasangan calon lain yang menjadi lawan politik Arief-Sachrudin, membuat debat publik ini dilakukan oleh lima orang panelis yang berasal dari para pakar perkotaan, dan kebijakan publik.

Debat mengambil dua tema pokok, yakni pelayanan publik dan kesejahteraan warga. Di bidang pelayanan publik, Arief mengatakan, kedepan tidak boleh ada lagi masyarakat kota yang termajinalkan.

"Visi kami untuk Kota Tangerang ke depan adalah terwujudnya masyarakat kota yang sejahtera dan berdaya saing. Kita sudah punya program yang disiapkan," jelasnya.

Dalam pelayanan publik, Arief berusaha memaksimalkan sistem pelayanan online yang telah berjalan sebelumnya. Mulai dari perizinan, akte lahir, pembuatan KTP dan KK, hingga pelayanan kesehatan warga.

Pihaknya juga melakukan penambahan fasilitas umum untuk warga berkebutuhan khusus. Mulai pembangunan sekolah luar biasa, hingga fasilitas jalanan umum.

Sementara Sachrudin mengatakan, misi yang diusungnya lima tahun kedepan adalah melaksanakan pembangunan, dengan melibatkan semua unsur publik.

"Jadi kita mengajak semua komponen dalam masyarakat untuk bersama-sama membangun kota, sehingga ada rasa memiliki dan mencintai. Makanya, tadi saya bilang kita untuk semua," bebernya.

Pemaparan visi misi Arief-Sachrudin, terutama dalam kesejahteraan warganya, mendapat respon hangat dari kelima panelis. Tingkat pengangguran di Kota Tangerang sangat tinggi, 2012 sebanyak 8,31%, 2013 naik menjadi 8,38%, dan menurun di 2017 menjadi 7,81%, dan di 2015 naik lagi 8.01%.

"Dengan jumlah penduduk 2 juta, tentu banyak masalah pelik. Untuk mengatasi pengangguran, tentu sektor industri tidak saja tidak cukup. Makanya, kita telah berkembang ke bidang jasa," ungkap Arief.

Danhil Anzar Simanjuntak, salah seorang panelis mengatakan, sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Kota Tangerang banyak ditopang pihak swasta.

Namun, yang menjadi permasalahan klasik disetiap pemerintah kota adalah sulitnya mengurus perizinan, dan rawannya korupsi, serta tidak terpelihara sejumlah pasar-pasar tradisional.

Terkait dengan pungli dan etos budaya kerja pemerintah tingkat desa dan kecamatan, panelis dari LIPI Prof dr Lili Romli, juga berpendapat serupa.

"Kami memberikan pelayanan perijinan secara online. Bahkan di 2015, kami sudah melakukam desentralisasi pelayanan perizinan. Artinya bukan hanya di dinas, tapi juga di kecamatan," tambah Arief.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5609 seconds (0.1#10.140)