PJB Fokus Kembangkan Kampung Batik Betawi di Bekasi
A
A
A
JAKARTA - PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan (UP) Muara Tawar memiliki program menarik dalam mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Pembangkit listrik ramah lingkungan berbahan bakar gas dengan kapasitas 2048 MW ini akan menjadikan Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sebagai kampung batik.
"Program corporate social resposbility (CSR) yang dlaksanakan oleh PT PJB harus bisa mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mampu melestarikan lingkungan hidup secara berkelanjutan,” kata Komisaris PT PJB Defy Indiyanto Budiarto, di Jakarta, Minggu (15/4/2018).
Defy didampingi oleh Kepala Bidang Stakeholders Management PT PJB Doddy Nafiudin dan GM UP Muara Tawar Lavi Rumandioko, melakukan peninjauan lapangan kesiapan pembangkit UP Muara Tawar dalam mendukung sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali), Jumat 13 April 2018.
Setidaknya ada dua hal yang mengemuka selama kunjungan ke UP Muara Tawar yang telah mendapat predikat proper hijau empat kali ini.
Pertama, program CSR Kampung Batik Betawi. Kedua, kesiapan UP Muara Tawar dalam mendukung sistem kelistrikan Jamali. Saat kunjungan lapangan UP Muara Tawar mampu beroperasi full load.
Hal ini dinilai sangat positif dalam mendukung pelaksanaan ujian nasional yang sedang berlangsung.
Defy menegaskan, perusahaan harus memiliki paradigma 3P, yakni people, planet dan profit. Selain mengejar profit, perusahaan juga harus mampu memberi manfaat bagi masyarakat (people) dan bagi lingkungan (planet). PJB dari tingkat key performance indicator (KPI) telah mendapatkan "AAA" dan telah menjadi yang terbaik di antara anak perusahaan PLN lainnya.
”Namun dari sisi public relation dan communication, PJB sedang melakukan inovasi perbaikan peningkatan,” kata Defy.
General Manager PJB UP Muara Tawar Lavi Rumandioko menyatakan, CSR unggulan PJB, khususnya di Muara Tawar meliputi program pengembangan usaha batik betawi, ekowisata mangrove dan pengelolaan sampah terpadu yang semuanya sudah dirintis sejak tahun 2014.
"Sebagai pengembangan, tahun 2018 ini kami mencanangkan program Kampung Batik Betawi berbasis wisata edukasi, Ekowisata Mangrove terpadu dan kampung wisata edukasi pengelolaan limbah sampah,” kata Lavi.
Menurut dia, program Kampung Batik Betawi akan dikemas sebagai kampung wisata edukasi batik, selain menikmati mural batik dan sentra kerajinan batik warga, siapa pun juga akan dapat belajar membatik secara langsung di sini.
Program Kampung Batik Betawi dipusatkan di Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu Segara Jaya selain mengelola sampah menjadi kerajinan, PJB juga menjadikannnya pusat edukasi pengelolaan limbah.
Para pelajar dapat belajar secara langsung bagaimana cara menyelamatkan lingkungan dengan mengelola limbah menjadi produk-produk bernilai.
Pembangkit listrik ramah lingkungan berbahan bakar gas dengan kapasitas 2048 MW ini akan menjadikan Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sebagai kampung batik.
"Program corporate social resposbility (CSR) yang dlaksanakan oleh PT PJB harus bisa mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mampu melestarikan lingkungan hidup secara berkelanjutan,” kata Komisaris PT PJB Defy Indiyanto Budiarto, di Jakarta, Minggu (15/4/2018).
Defy didampingi oleh Kepala Bidang Stakeholders Management PT PJB Doddy Nafiudin dan GM UP Muara Tawar Lavi Rumandioko, melakukan peninjauan lapangan kesiapan pembangkit UP Muara Tawar dalam mendukung sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali), Jumat 13 April 2018.
Setidaknya ada dua hal yang mengemuka selama kunjungan ke UP Muara Tawar yang telah mendapat predikat proper hijau empat kali ini.
Pertama, program CSR Kampung Batik Betawi. Kedua, kesiapan UP Muara Tawar dalam mendukung sistem kelistrikan Jamali. Saat kunjungan lapangan UP Muara Tawar mampu beroperasi full load.
Hal ini dinilai sangat positif dalam mendukung pelaksanaan ujian nasional yang sedang berlangsung.
Defy menegaskan, perusahaan harus memiliki paradigma 3P, yakni people, planet dan profit. Selain mengejar profit, perusahaan juga harus mampu memberi manfaat bagi masyarakat (people) dan bagi lingkungan (planet). PJB dari tingkat key performance indicator (KPI) telah mendapatkan "AAA" dan telah menjadi yang terbaik di antara anak perusahaan PLN lainnya.
”Namun dari sisi public relation dan communication, PJB sedang melakukan inovasi perbaikan peningkatan,” kata Defy.
General Manager PJB UP Muara Tawar Lavi Rumandioko menyatakan, CSR unggulan PJB, khususnya di Muara Tawar meliputi program pengembangan usaha batik betawi, ekowisata mangrove dan pengelolaan sampah terpadu yang semuanya sudah dirintis sejak tahun 2014.
"Sebagai pengembangan, tahun 2018 ini kami mencanangkan program Kampung Batik Betawi berbasis wisata edukasi, Ekowisata Mangrove terpadu dan kampung wisata edukasi pengelolaan limbah sampah,” kata Lavi.
Menurut dia, program Kampung Batik Betawi akan dikemas sebagai kampung wisata edukasi batik, selain menikmati mural batik dan sentra kerajinan batik warga, siapa pun juga akan dapat belajar membatik secara langsung di sini.
Program Kampung Batik Betawi dipusatkan di Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu Segara Jaya selain mengelola sampah menjadi kerajinan, PJB juga menjadikannnya pusat edukasi pengelolaan limbah.
Para pelajar dapat belajar secara langsung bagaimana cara menyelamatkan lingkungan dengan mengelola limbah menjadi produk-produk bernilai.
(dam)