Tewaskan 8 Warga Jagakarsa, Polisi: Minuman Ginseng RS Berbahaya
A
A
A
JAKARTA - Minuman keras (miras) oplosan yang menewaskan delapan warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu dinamakan minuman ginseng. Tetapi, tak ada kandungan gingseng di dalamnya.
Hal itu dikatakan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Indra Jafar. Kata dia, minuman ginseng itu justru mengandung zat metanol dan etanol.
"Metanolnya terutama yang ada dalam alkohol itu yang dicampur Coca-Cola, sirup, Extra Joss, air dicampur jadi satu. Minuman menurut tersangka RS dinamakan minuman gingseng," katanya di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Berdasarkan pengakuan korban yang selamat dari maut akibat menenggak minuman ginseng itu, kata Indra, mereka sadar. Kemudian, pelaku juga hanya sekadar iseng bukan karena sedang ada masalah.
Selain karena harganya yang murah, mereka pun merasa minuman itu tak berbahaya lantaran kandungannya adalah sirup dan Coca-Cola. Padahal, ada kandungan metanol yang berbahaya di dalamnya.
"Yang kedua mereka liat campurannya Coca-Cola, sirup menurut mereka mungkin enggak bahaya. Tapi ada yang paling bahaya alkohol itu (metanol) yang dicampurkan itu yang bahaya yang mengandung unsur metanol itu bahaya," pungkasnya.
Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Polres Kota Depok soal korban lantaran ada juga warga Depok yang membeli miras oplosan milik RS di Jagakarsa. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait pengembangan kasus.
"Masih kita proses termasuk juga yang bersangkutan kita dalami dimana RS membeli. Karena selama ini dia membeli metanol dan etanol. Katanya sih melalui telepon kemudian dikirim. Ini akan kita dalami distribusi dimana, sudah disebutkan namun karena kemarin kita masih konsen penyidikan di sini nanti akan kita kembangkan lagi distributornya dimana," katanya.
Sementara, dari hasil labfor miras oplosan yang menewaskan delapan orang warga di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan mengandung metanol. (Baca Juga: Tewaskan 3 Orang, Polisi Amankan Penjual Miras Oplosan di Jagakarsa
Hal tersebut diketahui setelah menerima hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik Polri juga pemeriksaan toksikologi pada jasad korban. Karena itulah delapan warga yang menenggak miras oplosan milik RS tewas.
"Jadi hasilnya positif cairan yang mengandung metanol itu yang memang mematikan pada tubuh si korban yang mengkonsumsi. Khususnya, pada yang meninggal dunia hasilnya adalah didalam tubuh bersangkutan senyawa cairan metanol dan etanol. Kalao etanol hanya memabukan, tapi metanolnya itu, itu yang mematikan," tegasnya.
Akibat metanol itulah fungsi paru-paru dan pernapasan para korban terganggu bahkan yang paling parah menyebabkan tak berfungsi sehingga membuat beberapa dari mereka yang mengonsumsi meninggal dunia. Sejauh ini dia menambahkan hanya delapan warga yang tercatat meninggal dunia di wilayahnya akibat minuman yang dijual RS. Tapi, pihaknya masih mendata lagi kemungkinan ada korban lain yang meninggal dunia akibat miras oplosan itu atau dirawat di Rumah Sakit akibat miras oplosan tersebut.
"Itu hasil autopsi sudah artinya dan dari toksikologi juga hasilnya sesuai. Ada kesesuaian di sana disebabkan karena cairan senyawa metanol," pungkasnya.
Hal itu dikatakan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Indra Jafar. Kata dia, minuman ginseng itu justru mengandung zat metanol dan etanol.
"Metanolnya terutama yang ada dalam alkohol itu yang dicampur Coca-Cola, sirup, Extra Joss, air dicampur jadi satu. Minuman menurut tersangka RS dinamakan minuman gingseng," katanya di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Berdasarkan pengakuan korban yang selamat dari maut akibat menenggak minuman ginseng itu, kata Indra, mereka sadar. Kemudian, pelaku juga hanya sekadar iseng bukan karena sedang ada masalah.
Selain karena harganya yang murah, mereka pun merasa minuman itu tak berbahaya lantaran kandungannya adalah sirup dan Coca-Cola. Padahal, ada kandungan metanol yang berbahaya di dalamnya.
"Yang kedua mereka liat campurannya Coca-Cola, sirup menurut mereka mungkin enggak bahaya. Tapi ada yang paling bahaya alkohol itu (metanol) yang dicampurkan itu yang bahaya yang mengandung unsur metanol itu bahaya," pungkasnya.
Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Polres Kota Depok soal korban lantaran ada juga warga Depok yang membeli miras oplosan milik RS di Jagakarsa. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait pengembangan kasus.
"Masih kita proses termasuk juga yang bersangkutan kita dalami dimana RS membeli. Karena selama ini dia membeli metanol dan etanol. Katanya sih melalui telepon kemudian dikirim. Ini akan kita dalami distribusi dimana, sudah disebutkan namun karena kemarin kita masih konsen penyidikan di sini nanti akan kita kembangkan lagi distributornya dimana," katanya.
Sementara, dari hasil labfor miras oplosan yang menewaskan delapan orang warga di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan mengandung metanol. (Baca Juga: Tewaskan 3 Orang, Polisi Amankan Penjual Miras Oplosan di Jagakarsa
Hal tersebut diketahui setelah menerima hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik Polri juga pemeriksaan toksikologi pada jasad korban. Karena itulah delapan warga yang menenggak miras oplosan milik RS tewas.
"Jadi hasilnya positif cairan yang mengandung metanol itu yang memang mematikan pada tubuh si korban yang mengkonsumsi. Khususnya, pada yang meninggal dunia hasilnya adalah didalam tubuh bersangkutan senyawa cairan metanol dan etanol. Kalao etanol hanya memabukan, tapi metanolnya itu, itu yang mematikan," tegasnya.
Akibat metanol itulah fungsi paru-paru dan pernapasan para korban terganggu bahkan yang paling parah menyebabkan tak berfungsi sehingga membuat beberapa dari mereka yang mengonsumsi meninggal dunia. Sejauh ini dia menambahkan hanya delapan warga yang tercatat meninggal dunia di wilayahnya akibat minuman yang dijual RS. Tapi, pihaknya masih mendata lagi kemungkinan ada korban lain yang meninggal dunia akibat miras oplosan itu atau dirawat di Rumah Sakit akibat miras oplosan tersebut.
"Itu hasil autopsi sudah artinya dan dari toksikologi juga hasilnya sesuai. Ada kesesuaian di sana disebabkan karena cairan senyawa metanol," pungkasnya.
(mhd)