Penuhi Fasum dan Fasos, Masjid Raya Suvarna Bakal Dibangun
A
A
A
TANGERANG - Pembangunan Masjid Raya Suvarna Sutera, di Kecamatan Sindang Jaya, akan dilakukan di atas lahan seluas 1,2 hektare. Masjid ini, akan menjadi masjid termegah di kawasan itu.
Direktur Township Suvarna Sutera Seno Andhikawanto mengatakan, lahan seluas 12 ribu meter persegi atau 1,2 hektare itu disiapkan oleh pengembang perumahan.
"Ini merupakan bagian dari komitmen pengembang untuk menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial dalam sarana ibadah," kata Seno kepada SINDO di Sindang Jaya, Senin 9 April 2018.
Penetapan lokasi pembagunan masjid itu, ditandai dengan kegiatan seremonial pembukaan tirai papan Iokasi, dan pemasangan patok batas area masjid raya di Ruko Terrace 8, Sindang Jaya.
"Sebagai pengembang, kami merasa bertanggung jawab untuk menyediakan sarana ibadah, sebagai perwujudan kewajiban fasilitas umum dan fasilitas sosial terhadap masyarakat," jelasnya.
Dijelaskan dia, pembangunan masjid paling cepat dilakukan tahun 2019 atau selambat-lambatnya pada tahun 2020. Mengingat, banyak hal yang diperbuat.
Kuasa Direksi PT Alam Sutera Erwin Tedjakusuma menambahkan, dipilihnya waktu 2019 awal, karena pihaknya harus menyiapkan perizinan, maket dan desain masjid, hingga persiapan fisik di lapangan.
"Kami akan mengikuti semua prosedur yang ada. Mulai dari mengajukan ijin ke Pemkab Tangerang, pengurukan tanah agar lebih padat, dan membuat desain yang dikonsultasikan ulama," kata Erwin.
Menyikapi keputusan pembangunan masjid itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moh Maesyal Rasyid berharap, pembangunan masjid bisa dipercepat. Karena akan bermanfaat bagi warga.
"Saya berharap, pembangunan masjid di area 1,2 hektare ini bisa dipercepat, karena akan berdampak luas terhadap kegiatan peribadatan umat di sekitar lokasi. Sehingga membawa manfaat," tegasnya.
Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Tangerang Uwes Nawawi meminta agar pengembang tetap memperhatikan kearifan lokal di daerah itu.
"Sindang Jaya dan Pasar Kemis adalah daerah santri. Bukan berarti kami ingin diutamakan. Tetapi kearifan lokal ini harus dijaga. Sehingga, akan membawa banyak manfaat bagi umat," sambungnya.
Dirinya juga berharap, pengembang juga melengkapi masjid itu dengan lembaga pendidikan berbasis Islam. Sehingga bisa mendatangkan banyak manfaat bagi lingkungan pondok pesantren.
Direktur Township Suvarna Sutera Seno Andhikawanto mengatakan, lahan seluas 12 ribu meter persegi atau 1,2 hektare itu disiapkan oleh pengembang perumahan.
"Ini merupakan bagian dari komitmen pengembang untuk menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial dalam sarana ibadah," kata Seno kepada SINDO di Sindang Jaya, Senin 9 April 2018.
Penetapan lokasi pembagunan masjid itu, ditandai dengan kegiatan seremonial pembukaan tirai papan Iokasi, dan pemasangan patok batas area masjid raya di Ruko Terrace 8, Sindang Jaya.
"Sebagai pengembang, kami merasa bertanggung jawab untuk menyediakan sarana ibadah, sebagai perwujudan kewajiban fasilitas umum dan fasilitas sosial terhadap masyarakat," jelasnya.
Dijelaskan dia, pembangunan masjid paling cepat dilakukan tahun 2019 atau selambat-lambatnya pada tahun 2020. Mengingat, banyak hal yang diperbuat.
Kuasa Direksi PT Alam Sutera Erwin Tedjakusuma menambahkan, dipilihnya waktu 2019 awal, karena pihaknya harus menyiapkan perizinan, maket dan desain masjid, hingga persiapan fisik di lapangan.
"Kami akan mengikuti semua prosedur yang ada. Mulai dari mengajukan ijin ke Pemkab Tangerang, pengurukan tanah agar lebih padat, dan membuat desain yang dikonsultasikan ulama," kata Erwin.
Menyikapi keputusan pembangunan masjid itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moh Maesyal Rasyid berharap, pembangunan masjid bisa dipercepat. Karena akan bermanfaat bagi warga.
"Saya berharap, pembangunan masjid di area 1,2 hektare ini bisa dipercepat, karena akan berdampak luas terhadap kegiatan peribadatan umat di sekitar lokasi. Sehingga membawa manfaat," tegasnya.
Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Tangerang Uwes Nawawi meminta agar pengembang tetap memperhatikan kearifan lokal di daerah itu.
"Sindang Jaya dan Pasar Kemis adalah daerah santri. Bukan berarti kami ingin diutamakan. Tetapi kearifan lokal ini harus dijaga. Sehingga, akan membawa banyak manfaat bagi umat," sambungnya.
Dirinya juga berharap, pengembang juga melengkapi masjid itu dengan lembaga pendidikan berbasis Islam. Sehingga bisa mendatangkan banyak manfaat bagi lingkungan pondok pesantren.
(mhd)