Warga Beji: Pendirian Aparkost Avicenna Hanya Bermodalkan IPR

Rabu, 28 Maret 2018 - 21:22 WIB
Warga Beji: Pendirian Aparkost Avicenna Hanya Bermodalkan IPR
Warga Beji: Pendirian Aparkost Avicenna Hanya Bermodalkan IPR
A A A
JAKARTA - Warga Beji Timur, Depok mempertanyakan keabsahan pembangunan Apartemen Kost (Aparkost) Avicenna yang hanya bermodalkan izin pemanfataan ruang (IPR) dari Dinas Tata Kota Depok.

“Kok ya korporasi besar nekat bikin peletakan batu pertama aparkost dengan alasan sudah mendapat IPR. Ini apa tidak mengerti bahwa IPR itu tidak sama dengan IMB. Apalagi bagaimana mungkin bisa dapat IPR sedang warga paling terdampak tidak pernah memberikan tanda tangan mengizinkan. Jadi itu pasti IPR bodong,” kata salah satu warga warga yang rumahnya pas di depan proyek aparkost Sugeng dalam siaran pers yang diterima SINDOnews pada Rabu (28/3/2018).

Warga lainnya Azis menambahkan, warga tidak bodoh dan gampang dikelabui bahwa aparkost itu bukan apartemen. Justru warga bisa melihat kelicikan SCC memanipulasi istilah kos untuk membangun apartemen di lingkungan pemukiman yang bukan peruntukannya.

"Buat warga cukup jelas dengan melihat jumlah kamar ditambah kios lalu fasos fasum yang begitu besar di atas tanah 1700 meter persegi, maka dampaknya akan setara dengan kehadiran apartemen, rusak lingkungan kami,” kata Azis.( Baca: Pendirian Apartkost Avicenna di Depok Tuai Dukungan )

Azis menambahkan, jika dikatakan pengelola juga menyediakan fasilitas sepeda untuk pulang pergi ke kampus itu hanya gaya-gayaan ekologis. Sebab di UI sendiri mahasiswa dibuatkan jalur sepeda dan disediakan sepeda tidak ada yang tertarik bersepeda.

“Tengok saja di UI itu biar tahu betapa banyak sepeda tinggal menjadi besi tua, sebab itu jalan kecil di pemukiman akan jadi parkiran penghuni aparkost, jika sudah begitu datanglah preman. Selanjutnya kenyamanan dan keamanan pun lenyap,” katanya.

Sementara itu menjawab pernyataan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Beji Timur, Depok, Dedi Juansyah warga menyatakan bahwa isi ucapan dia kebohongan saja. Karena terlalu banyak kebohongan dikepalanya maka dia bukan memberdayakan warga malahan sebaliknya memperdaya warga dengan menjadi “antek” SCC. Dia tahu betul semua warga terdampak menolak, tetapi kepalanya yang penuh kebohongan otomatis berkata sebaliknya.

“Sudah lama Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Beji Timur, Depok itu menjadi biang masalah di tengah warga,” ungkap H Thabrani.

Thabrani menegaskan, tidak pernah ada sosialisasi dan komunikasi dengan warga di sekitar lokasi proyek, sebab warga tidak pernah diorangkan apalagi dihormati oleh SCC. Sebab itulah keresahan saja yang timbul sejak kehadiran Aparkost.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4126 seconds (0.1#10.140)