Peras Pedagang Kecil, Dua Pria Cepak Berpistol Bikin Resah Warga Tangsel
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Dua pria cepak membawa pistol meresahkan warga Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Mereka mendatangi warung-warung dan pedagang, dan merampas uang mereka.
Dalam menjalankan aksinya, kedua pria yang belum diketahui identitasnya ini tanpa tendeng aling-aling meminta jatah "preman" ke warung-warung warga, dan menguras habis uang milik pedagang.
Salah satu korban, Junaidi pedagang ikan di Pasar Ceger, mengatakan, kedua pria bergaya ala TNI itu menyergap saat dirinya melintas di dekat Pasar Arinda.
"Saat itu saya bersama Kholil, ingin belanja ikan dengan mobil," kata Junaidi, kepada KORAN SINDO, di rumahnya Gang Swabakti, Pondok Aren, Kamis (21/3/2018). Peristiwa yang menimpanya itu, terjadi pada Selasa 19 Maret 2018, sekira habis maghrib.
Saat dirinya melintas di Jalan Raya Pondok Aren, dekat Pasar Arinda, dirinya dipepet oleh motor Supra hitam."Tiba-tiba, motor Supra hitam memepet mobil saya. Tiga kali. Dan yang terakhir, langsung memalang motornya di depan mobil. Salah seorang pelaku, langsung turun mendekati saya," ujarnya.
Kemudian, pelaku marah-marah dan menanyakan langsung ke saya, kenapa mengerem saat melewati tanggul. Dari situ, korban sudah curiga, hingga akhirnya terlibat adu mulut.
"Katanya, saya tidak sadar tadi ngerem, saat melewati tanggul. Dan dia hampir menabrak orang. Saya jadi bingung, salah saya di mana? Karena saat lewat tanggul, semua pasti mengerem," ungkapnya.
Junaidi mengaku, tidak menyenggol motor pelaku dan menyerempetnya. Tetapi pria cepak itu meringsek ke jendela mobil dan menanyakan isi tas yang dipakainya. Di sini, korban kembali curiga.
"Saya bingung, kok dia menghentikan mobil saya. Dia bilang, saya mau ditilang. Tapi saya bilang, kalau tilang tugas polisi. Masak sampeyan, pakai seragam TNI malah nilang saya," ungkap Junaidi lagi.
Melihat korbannya berani melawan, pelaku langsung mencabut pistol dari balik bajunya dan menodongkannya kepada kedua korban, dan menggeledah tas Kholil, tetapi tidak menemukan uang yang dicari.
"Tas Kholil digeledah dan dibongkar. Tetapi karena tidak ada uang, dia membongkar paksa tas saya dan menemukan uang tunai senilai Rp4 juta. Saat itu saya takut, karena pistol ditodong ke saya," ujarnya.
Usai merampas uang korban, pelaku mengatakan, akan mengembalikannya jika korban mengikutinya ke arah pertigaan Gopli, tidak jauh dari lokasi. Tetapi saat korban menyusul, pelaku sudah hilang.
Mneurut Junaidi, saat itu ada sekuriti yang menghampiri kedua pelaku dan berbicara dengannya. "Tetapi saya tidak kenal sekuriti itu dan langsung mengejar pelaku. Saat sampai Gopli, pelaku sudah pergi," ungkapnya.
Dijelaskan dia, kedua pelaku memiliki ciri badan tegap, agak pendek dan gemuk, warna kulit agak hitam, memakai baju tentara gelap. Sedang pelaku satunya agak tinggi, rambut cepak, dan baju hijau lumut.
"Ciri-cirinya, pelaku satu agak pendek hitam gemuk, pakai baju loreng gelap, dan yang satunya lagi agak tinggi lebih tua. Badan sekel, rambut agak botak cepak, pakai baju polos hijau lumut tua," bebernya
Dalam menjalankan aksinya, kedua pria yang belum diketahui identitasnya ini tanpa tendeng aling-aling meminta jatah "preman" ke warung-warung warga, dan menguras habis uang milik pedagang.
Salah satu korban, Junaidi pedagang ikan di Pasar Ceger, mengatakan, kedua pria bergaya ala TNI itu menyergap saat dirinya melintas di dekat Pasar Arinda.
"Saat itu saya bersama Kholil, ingin belanja ikan dengan mobil," kata Junaidi, kepada KORAN SINDO, di rumahnya Gang Swabakti, Pondok Aren, Kamis (21/3/2018). Peristiwa yang menimpanya itu, terjadi pada Selasa 19 Maret 2018, sekira habis maghrib.
Saat dirinya melintas di Jalan Raya Pondok Aren, dekat Pasar Arinda, dirinya dipepet oleh motor Supra hitam."Tiba-tiba, motor Supra hitam memepet mobil saya. Tiga kali. Dan yang terakhir, langsung memalang motornya di depan mobil. Salah seorang pelaku, langsung turun mendekati saya," ujarnya.
Kemudian, pelaku marah-marah dan menanyakan langsung ke saya, kenapa mengerem saat melewati tanggul. Dari situ, korban sudah curiga, hingga akhirnya terlibat adu mulut.
"Katanya, saya tidak sadar tadi ngerem, saat melewati tanggul. Dan dia hampir menabrak orang. Saya jadi bingung, salah saya di mana? Karena saat lewat tanggul, semua pasti mengerem," ungkapnya.
Junaidi mengaku, tidak menyenggol motor pelaku dan menyerempetnya. Tetapi pria cepak itu meringsek ke jendela mobil dan menanyakan isi tas yang dipakainya. Di sini, korban kembali curiga.
"Saya bingung, kok dia menghentikan mobil saya. Dia bilang, saya mau ditilang. Tapi saya bilang, kalau tilang tugas polisi. Masak sampeyan, pakai seragam TNI malah nilang saya," ungkap Junaidi lagi.
Melihat korbannya berani melawan, pelaku langsung mencabut pistol dari balik bajunya dan menodongkannya kepada kedua korban, dan menggeledah tas Kholil, tetapi tidak menemukan uang yang dicari.
"Tas Kholil digeledah dan dibongkar. Tetapi karena tidak ada uang, dia membongkar paksa tas saya dan menemukan uang tunai senilai Rp4 juta. Saat itu saya takut, karena pistol ditodong ke saya," ujarnya.
Usai merampas uang korban, pelaku mengatakan, akan mengembalikannya jika korban mengikutinya ke arah pertigaan Gopli, tidak jauh dari lokasi. Tetapi saat korban menyusul, pelaku sudah hilang.
Mneurut Junaidi, saat itu ada sekuriti yang menghampiri kedua pelaku dan berbicara dengannya. "Tetapi saya tidak kenal sekuriti itu dan langsung mengejar pelaku. Saat sampai Gopli, pelaku sudah pergi," ungkapnya.
Dijelaskan dia, kedua pelaku memiliki ciri badan tegap, agak pendek dan gemuk, warna kulit agak hitam, memakai baju tentara gelap. Sedang pelaku satunya agak tinggi, rambut cepak, dan baju hijau lumut.
"Ciri-cirinya, pelaku satu agak pendek hitam gemuk, pakai baju loreng gelap, dan yang satunya lagi agak tinggi lebih tua. Badan sekel, rambut agak botak cepak, pakai baju polos hijau lumut tua," bebernya
(whb)