Kemeriahan Perayaan Imlek di Mal-mal Jakarta

JAKARTA - Sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta menggelar berbagai atraksi, dekorasi hingga hiburan khas untuk memeriahkan perayaan Imlek 2018.

Di Mal Ciputra, Lippo Mall Puri, dan Pluit Village, pengunjung disuguhi performance juara dunia barongsai tonggak Kong Ha Hong. General Manager Mal Ciputra Ferry Irianto mengatakan, Imlek tahun anjing tanah ini mengambil tema Lucky New Year, Lucky You .

Persembahan andalan mal ini berupa Kong Ha Hong. “Kami ingin mengajak pengunjung merasakan pengalaman dan sensasi berbeda. Acara ini dapat dinikmati seluruh keluarga,” ujar Ferry kemarin. Kemeriahan Imlek di Mal Ciputra akan berlangsung hingga 25 Februari mendatang.

Selain Kong Ha Hong, mal ini juga menggelar dog show berisi penampilan anjing-anjing lucu dengan keterampilannya menghibur pengunjung. Dog show digelar setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu pada pukul 16.00 - 19.00 WIB. Di Lippo Mall Puri dan Pluit Village, Kong Ha Hong akan tampil setiap akhir pekan pada akhir Februari.

Ada juga liong dance , Chinesse acrobatic , Chinese operette hingga tari seribu tangan. “Program Imlek tahun ini pusat perbelanjaan yang dikelola Lippo Malls keseluruhannya menampilkan barongsai pada hari dan jam tertentu untuk memberikan aktivitas menarik bagi pengunjung,” kata Corporate Public Relations Lippo Malls Indonesia Nidia Ichsan.

Barongsai dipilih karena mencerminkan kegembiraan dan keceriaan dari warna yang ditampilkan, gerakan yang atraktif, serta musik yang gegap gempita yang selalu menarik perhatian orang. Advertising and Promotions Manager Mal Taman Anggrek Elvira Indriasari menuturkan, acara Imlek mulai 8 - 25 Februari bertema “Kampoeng Imlek” .

Perayaan ini menggabungkan kebudayaan Tionghoa dan budaya asli Indonesia. Tujuan penggabungan dua budaya ini menunjukkan Indonesia kaya akan keanekaragaman yang jika dijadikan satu akan memberikan pengalaman baru untuk pengunjung.

Di “Kampoeng Imlek” ini tersedia kedai-kedai yang menjual berbagai karya percampuran dua budaya seperti batik, kebaya, makanan ringan, dan jamu khas tradisional. “Kami hadirkan unsur percampuran budaya yang dikemas dalam nuansa modern,” ucapnya.

Sementara itu, Vihara Ni Mala Bun San Bio di Jalan KS Tubun, Pasar Baru, Kota Tangerang bersolek menjelang perayaan Imlek. Ratusan lampion dan ornamen serta bunga-bunga terpasang di kelenteng yang berdiri sejak 1689 silam itu. Barongsai akan tampil pada hari puncak Imlek.

Tak ketinggalan angpau dibagikan kepada warga setempat. Pembina Vihara Ni Mala Bun San Bio, Bebeng, menyatakan sudah melakukan persiapan dari jauh-jauh hari dengan membersihkan kelenteng mulai halaman depan, pelataran hingga patung dewa-dewa.

“Kami siapkan 6.000 dupa untuk dibakar pada malam puncak,” ucapnya. Para jemaat akan melakukan ritual sakral. Mereka mengayak abu sisa pembakaran dupa. Menurut kepercayaan tradisi ini dilakukan satu tahun sekali.

“Nantinya abu yang telah dibersihkan akan dibawa para dewa atau Toe Pek Kong untuk naik bertemu Tuhan sebagai laporan amal perbuatan umat,” ujarnya. Yayasan Pancaran Tri Dharma juga memberikan angpau pada warga Tionghoa kurang mampu di Kampung Teluk Buyung, Margahayu, Bekasi Utara, Kota Bekasi, kemarin.

Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma Ronny Hermawan mengatakan, tradisi ini dilakukan setiap tahun. “Mereka terkadang pusing tidak bisa membeli kue, sirup, dan kebutuhan lain saat Imlek. Jadi ya kita bantu,” ucapnya. Pemberian angpau menyasar warga lanjut usia yang jumlahnya mencapai 600 orang.

Menurut dia, angpau dimaknai oleh etnis Tionghoa dengan saling berbagi antarsesama. Biasanya angpau diberikan dari orang tua kepada anaknya. “Yang mampu memberikan ke yang tidak mampu, jadi dari nenek ke cucu, bapak ke anak terus hingga ke bawah, namun jika sudah menikah tidak dikasih angpau,” kata Ronny. (Yan Yusuf/ Abdullah M Surjaya/ Hasan Kurniawan)