Masalah Narkoba Menjadi Ancaman Serius di Jakarta Barat
A
A
A
JAKARTA - Sepanjang tahun 2017, Pengadilan Tinggi Jakarta Barat telah memvonis 2.404 kasus pidana. Mirisnya, dari ribuan kasus itu 80 persennya merupakan kasus narkoba.
“Ini menunjukan kasus narkoba masih tinggi. Kami berupaya betul untuk memvonis setiap bandar dengan maksimal,” ucap Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta Barat, Edison saat pemaparan di Forkopimko Jakarta Barat, Rabu (14/2/2018).
Edison melanjutkan dari sekian banyak terdakwa yang di vonis narkoba. Mereka yang kena kebanyakan remaja berusia muda. Hasil sidang menunjukan mereka ikut narkoba lantaran lingkungan sekitar.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi tak menampik dengan kondisi narkoba yang kian mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang dihimpun kasus narkoba mengalami kenaikan dibandingkan 2017, yakni laporan naik 27 persen, tersangka 30 persen, serta pemberantasan lainnya.
Terlebih dalam 7 tahun terakhir, di Jakarta Barat sendiri polisi berhasil mengungkap 10 pabrik narkoba dengan yang terakhir penggrebekan diskotik MG Internasional yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Melihat data demikian, Hengki mengakui polisi tidak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan campur tangan masyarakat serta pemda untuk melakukan tindakan, salah satunya kamtibmas.
“Di Jakbar saja ada dua lokasi, yakni Kampung Ambon dan Kampung Boncos. Kita butuh peran masyarakat dalam memberantasnya,” ungkap Hengki.
“Ini menunjukan kasus narkoba masih tinggi. Kami berupaya betul untuk memvonis setiap bandar dengan maksimal,” ucap Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta Barat, Edison saat pemaparan di Forkopimko Jakarta Barat, Rabu (14/2/2018).
Edison melanjutkan dari sekian banyak terdakwa yang di vonis narkoba. Mereka yang kena kebanyakan remaja berusia muda. Hasil sidang menunjukan mereka ikut narkoba lantaran lingkungan sekitar.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi tak menampik dengan kondisi narkoba yang kian mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang dihimpun kasus narkoba mengalami kenaikan dibandingkan 2017, yakni laporan naik 27 persen, tersangka 30 persen, serta pemberantasan lainnya.
Terlebih dalam 7 tahun terakhir, di Jakarta Barat sendiri polisi berhasil mengungkap 10 pabrik narkoba dengan yang terakhir penggrebekan diskotik MG Internasional yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Melihat data demikian, Hengki mengakui polisi tidak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan campur tangan masyarakat serta pemda untuk melakukan tindakan, salah satunya kamtibmas.
“Di Jakbar saja ada dua lokasi, yakni Kampung Ambon dan Kampung Boncos. Kita butuh peran masyarakat dalam memberantasnya,” ungkap Hengki.
(ysw)