Cerita Korban Kebakaran Taman Sari, Puluhan Tahun Bangun Rumah Ludes Sehari
A
A
A
JAKARTA - Kebakaran hebat di kawasan Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat dua pekan lalu masih membekas dalam ingatan Rohman (65) warga RW 03.
Pria tua yang tinggal di kawasan itu, tak bisa berbuat banyak ketika api menari nari di dalam rumahnya, Sabtu (26/2/2018) dini hari. Dalam waktu 6 jam, bangunan rumah Rohman hanya tersisa puing-puing.
Rohman tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu, hanya baju yang dipakai dan telepon gengam di kantong yang berhasil di selamatkan. Beruntung dalam peristiwa naas itu, keluarganya selamat.
Bagi Rohman kebakaran hebat ini jadi pukulan telak dirinya. Rumahnya yang telah dibangun selama puluhan tahun dari hasil bekerja serabutan harus ludes bersama sejumlah barang elektronik dan baju.
Demi menyambung hidup, Rohman terpaksa harus tinggal beralas tenda di tempat pengungsian. Semilir angin dingin menusuk tulang menjadi selimut saat malam hari.
“Pengin pulang kampung tapi enggak punya keluarga, pengen disini tapi nyusahain keluarga,” ucap pria asli Semarang, Jawa Tengah ini.
Sebelumnya kebakaran hebat melanda dua RW di tempat itu, 268 bangunan yang dihuni lebih dari 1.100 jiwa dari 286 kepala keluarga harus mengungsi.
Berbeda dengan Rohman yang pasrah. Rudi (36) tak menyerah. Memanfaatkan puing bangunan rumah yang tersisa, pria ini mulai memunguti besi dan sisa bata. Dari sisa peninggalan rumah, Rudi berencana akan membangun rumah dari sisa puing itu.
Kini hasil sisa puing itu, Rudi menyimpannya di sisi kiri rumah, bata bata tercampur semen mulai dipreteli dan ditumpuk tinggi. Sementara sisa besi yang bengkok mulai ia luruskan untuk dimanfaatkan menjadi rangka bangunan. “Kalo beli baru bakal mahal mas,” kata Rudi.
Berikan Bantuan
Kebakaran yang terjadi di Krukut mengetuk hati Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi. Setelah kebakaran, Hengki beserta jajarannya tak henti memberikan bantuan sembako, uang, pakaian, hingga makanan. (Baca: DKI Akan Lakukan Penataan di Lokasi Kebakaran Taman Sari )
Upaya Hengki pun tidak berhenti sampai disitu, melalui teman dekatnya ia kemudian meminta uluran tangan donatur untuk membantu. Berkat tangan Hengki, bantuan disana mulai melimpah. Pakaian dan makanan menjadi menumpuk di gudang penyimpanan.
Warga lainnya, Hamidah (60) mengakui tangan kapolres membuat kondisi pengungsian jauh lebih baik. Kekurangan makan tak terasa oleh pengungsi begitupun dengan selimut dan pakaian. Mereka bisa berganti baju tanpa harus kekurangan.
Saat bertemu dengan Hengki, Rabu (7/2/2018) lalu. Hamidah yang mengenakan daster lusuhnya bercerita tentang nasib dirinya setelah kebakaran.
Ia kini mengaku tidak bisa tidur dan berkumpul dengan keluarga. Kehangatan tak lagi di rasa, obrolan dan senyum ceria anak tak lagi terlihat. Tenda pengungsi tak membuat nyaman.
"Mohon sekali Pak, kami dibantu dan butuh uluran tangan. Terima kasih bapak, atas bantuan makanan, minuman hingga pakaian yang diberikan. Tapi, saya dan warga yang menjadi korban kebakaran, saat ini membutuhkan rumah pak,” ucap Hamidah sembari menitihkan air mata.
Kepada sejumlah warga, Hengki kini tengah berupaya untuk lebih membantu. Ia pun berencana akan kembali membantu warga, salah satunya memprogramkan bedah masjid.
Satu masjid yang berada di tengah pemukiman bersiap akan di renovasi. “Kita akan rancang bangunannya dan menyiapkan material bangunan,” katanya.
Selain berencana akan merenovasi satu madrasah yang ikut terbakar. Dengan mengajak unsur tiga pilar, Hengki bakal bahu membahu mendirikan bangunan itu.
Bangun Rumah
Camat Taman Sari, Firman Ibrahim mengaku cukup bingung dengan kondisi sekitar. Ia mengakui berkat koordinasi tiga pilar, terutama Kapolres, bantuan kian berlimpah, uang santunan tengah mencapai Rp 900 juta. Rencananya santunan itu akan di bagikan ke tiap tiap bangunan yang rumah terbakar.
“Nah baru yang bisa adalah bazzis dengan rumahnya mencapai Rp 2 juta per bangunan,” jelasnya, sembari menjelaskan istri Gubernur Anis kemarin juga datang.
Hanya saja untuk pembangunan, Firman mengakui dirinya terbentur dengan kondisi lahan kebakaran yang diketahui bukan bersertifikat asli, melainkan lahan garapan.
Selain mengandalkan bazzis, Firman mengakui pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas perumahan untuk meringankan dan membantu warga sekitar.
Pria tua yang tinggal di kawasan itu, tak bisa berbuat banyak ketika api menari nari di dalam rumahnya, Sabtu (26/2/2018) dini hari. Dalam waktu 6 jam, bangunan rumah Rohman hanya tersisa puing-puing.
Rohman tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu, hanya baju yang dipakai dan telepon gengam di kantong yang berhasil di selamatkan. Beruntung dalam peristiwa naas itu, keluarganya selamat.
Bagi Rohman kebakaran hebat ini jadi pukulan telak dirinya. Rumahnya yang telah dibangun selama puluhan tahun dari hasil bekerja serabutan harus ludes bersama sejumlah barang elektronik dan baju.
Demi menyambung hidup, Rohman terpaksa harus tinggal beralas tenda di tempat pengungsian. Semilir angin dingin menusuk tulang menjadi selimut saat malam hari.
“Pengin pulang kampung tapi enggak punya keluarga, pengen disini tapi nyusahain keluarga,” ucap pria asli Semarang, Jawa Tengah ini.
Sebelumnya kebakaran hebat melanda dua RW di tempat itu, 268 bangunan yang dihuni lebih dari 1.100 jiwa dari 286 kepala keluarga harus mengungsi.
Berbeda dengan Rohman yang pasrah. Rudi (36) tak menyerah. Memanfaatkan puing bangunan rumah yang tersisa, pria ini mulai memunguti besi dan sisa bata. Dari sisa peninggalan rumah, Rudi berencana akan membangun rumah dari sisa puing itu.
Kini hasil sisa puing itu, Rudi menyimpannya di sisi kiri rumah, bata bata tercampur semen mulai dipreteli dan ditumpuk tinggi. Sementara sisa besi yang bengkok mulai ia luruskan untuk dimanfaatkan menjadi rangka bangunan. “Kalo beli baru bakal mahal mas,” kata Rudi.
Berikan Bantuan
Kebakaran yang terjadi di Krukut mengetuk hati Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi. Setelah kebakaran, Hengki beserta jajarannya tak henti memberikan bantuan sembako, uang, pakaian, hingga makanan. (Baca: DKI Akan Lakukan Penataan di Lokasi Kebakaran Taman Sari )
Upaya Hengki pun tidak berhenti sampai disitu, melalui teman dekatnya ia kemudian meminta uluran tangan donatur untuk membantu. Berkat tangan Hengki, bantuan disana mulai melimpah. Pakaian dan makanan menjadi menumpuk di gudang penyimpanan.
Warga lainnya, Hamidah (60) mengakui tangan kapolres membuat kondisi pengungsian jauh lebih baik. Kekurangan makan tak terasa oleh pengungsi begitupun dengan selimut dan pakaian. Mereka bisa berganti baju tanpa harus kekurangan.
Saat bertemu dengan Hengki, Rabu (7/2/2018) lalu. Hamidah yang mengenakan daster lusuhnya bercerita tentang nasib dirinya setelah kebakaran.
Ia kini mengaku tidak bisa tidur dan berkumpul dengan keluarga. Kehangatan tak lagi di rasa, obrolan dan senyum ceria anak tak lagi terlihat. Tenda pengungsi tak membuat nyaman.
"Mohon sekali Pak, kami dibantu dan butuh uluran tangan. Terima kasih bapak, atas bantuan makanan, minuman hingga pakaian yang diberikan. Tapi, saya dan warga yang menjadi korban kebakaran, saat ini membutuhkan rumah pak,” ucap Hamidah sembari menitihkan air mata.
Kepada sejumlah warga, Hengki kini tengah berupaya untuk lebih membantu. Ia pun berencana akan kembali membantu warga, salah satunya memprogramkan bedah masjid.
Satu masjid yang berada di tengah pemukiman bersiap akan di renovasi. “Kita akan rancang bangunannya dan menyiapkan material bangunan,” katanya.
Selain berencana akan merenovasi satu madrasah yang ikut terbakar. Dengan mengajak unsur tiga pilar, Hengki bakal bahu membahu mendirikan bangunan itu.
Bangun Rumah
Camat Taman Sari, Firman Ibrahim mengaku cukup bingung dengan kondisi sekitar. Ia mengakui berkat koordinasi tiga pilar, terutama Kapolres, bantuan kian berlimpah, uang santunan tengah mencapai Rp 900 juta. Rencananya santunan itu akan di bagikan ke tiap tiap bangunan yang rumah terbakar.
“Nah baru yang bisa adalah bazzis dengan rumahnya mencapai Rp 2 juta per bangunan,” jelasnya, sembari menjelaskan istri Gubernur Anis kemarin juga datang.
Hanya saja untuk pembangunan, Firman mengakui dirinya terbentur dengan kondisi lahan kebakaran yang diketahui bukan bersertifikat asli, melainkan lahan garapan.
Selain mengandalkan bazzis, Firman mengakui pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas perumahan untuk meringankan dan membantu warga sekitar.
(ysw)