Pembangunan Underpass Bandara Soetta Bermasalah
A
A
A
TANGERANG - Setelah berjuang lebih dari 10 jam, Tim SAR Gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi dua gadis di dalam mobil Brio bernopol A 1567 AS yang tertimbun longsoran tanah dan tembok beton underpass, di Jalan Perimeter Selatan, arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.
Kedua penumpang itu adalah Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (25), warga Serang, Banten, dan Muthmainah (24). Keduanya merupakan karyawan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia. Mereka tertimpa musibah itu saat pulang bekerja dari Bandara Soetta, pada Senin 5 Februari 2018, pukul 17.00 WIB.
Vice President of Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, korban pertama yang berhasil dikeluarkan dari dalam mobil nahas itu adalah Dianti. Dia dievakuasi sekira pukul 02.50 WIB. Saat dievakuasi, Dianti masih hidup. Namun kondisinya sangat lemah, dan wajahnya terlihat sangat pucat.
"Korban langsung dirujuk ke RSU Kabupaten Tangerang. Korban mengalami acral dingin, dan nadinya 70. Hasil diagnosa dokter, korban mengalami syok hipovolemik, fraktur servical, dan fraktur femur kanan kiri, dan telah diberikan resusitasi cairan, dipasang collar neck, spalk," katanya, Selasa (6/2/2018).
Namun, kondisi korban memburuk dan akhirnya dilakukan refer ke ICU RS Mayapada Tangerang. Sekira pukul 06.00 WIB, korban tiba di IGD RS Mayapada dengan kondisi drop, dan kesehatan yang bertambah buruk. Setelah dilakukan RJP sekira 30 menit, pada pukul 06.45 WIB, korban akhirnya meninggal dunia.
"Sedang korban kedua, yakni Muthmainah, baru berhasil dievakuasi sekira pukul 07.13 WIB. Saat dievakuasi, korban masih bisa bicara, dan saat ini masih dalam perawatan medis di RS Siloam Lippo Vilage Karawaci, Tangerang. Korban terjepit di dalam mobil. Sedang Dianti yang membawa mobil itu," tambahnya.
Humas Siloam Hospital Lippo Vilage Karawaci Tangerang Jimmy Rambing menambahkan, wanita yang akrab disapa Ina itu sedang mendapat penanganan di ruang pemulihan atau resusitasi. Sebelumnya, Ina harus di X-Ray dan tengah menunggu dokter spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi atau SpOT.
"Korban masih dalam penanganan medis. Kondisi semakin membaik. Sudah selesai X-Ray, dan menunggu SpOT untuk penanganan lebih lanjut," terang Jimmy.
Sementara itu, usai berhasil mengevakuasi kedua korban di dalam mobil tersebut, pihak kepolisian dari Polresta Bandara Soekarno-Hatta dan Tim Puslabfor Mabes Polri menggelar oleh TKP di lokasi longsor. Dalam olah TKP ini, polisi melibatkan pihak terkait seperti tim kontraktor dari PT Waskita dan PT KAI.
Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Akhmad Yusef mengatakan, pihanya akan mempelajari dan meneliti dokumen-dokumen yang telah diberikan oleh PT KAI sebagai pihak yang mengajukan desaign pembuatan underpass di Jalan Parimeter Selatan itu dan akan disinkronkan dengan temuan data-data di lapangan.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Sudah enam orang saksi yang diperiksa, dari masyarakat, PT Waskita, PT KAI, dan dari pihak AP II dari Aviation Security (Avsec). Kami juga masih menunggu data dalam rangka proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Puslabfor," ungkap Yusef.
Dijelaskannya, proses penyelidikan dan penelitian yang dilakukan pihak Puslabfor baru bisa diketahui seminggu ke depan. Sambil menunggu hasil penyelidikan dan penelitian pihak Puslabfor tersebut, pihaknya akan mendalami keterangan pihak terkait yang bertanggung jawab atas pembangunan undespass itu.
Anggota Ombudsman Alvin Lie yang ditemui di lokasi menilai, longsornya tembok underpass di Jalan Perimeter Selatan tersebut terjadi akibat kelalaian dalam pembangunan infrastruktur. Untuk itu, pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait yang bertanggung juawab atas pembangunan underpass tersebut.
Adapun, sejumlah pihak yang akan diperiksa Ombudsman adalah Angkasa Pura (AP) II, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan kontraktor PT Waskita. "Apalagi ini ada korban jiwa, dan kepentingan masyarakat menjadi terganggu," ungkap pria berkacamata ini di lokasi longsor.
Dari Ombudsman, sambung Alvin, pihaknya mengumpulkan semua informasi terkait longsornya underpass tersebut dan faktor-faktor, serta akibat yang membuat tembok beton tersebut ambrol. Dari pengamatannya di lokasi hari ini, dia menemukan ada sejumlah kejanggalan dalam pembangunan infrastruktur itu.
Tembok sepanjang 20 meter itu, tambah Alvin, ambrol saat kondisi cuaca sedang hujan. Dia menilai, tembok tidak tahan menahan dorongan tanah yang diakibatkan oleh genangan air. Sehingga, saat terjadi genangan air cukup banyak, tembok langsung ambrol dan menimpa pengendara yang ada di bawahnya.
Kedua penumpang itu adalah Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (25), warga Serang, Banten, dan Muthmainah (24). Keduanya merupakan karyawan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia. Mereka tertimpa musibah itu saat pulang bekerja dari Bandara Soetta, pada Senin 5 Februari 2018, pukul 17.00 WIB.
Vice President of Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, korban pertama yang berhasil dikeluarkan dari dalam mobil nahas itu adalah Dianti. Dia dievakuasi sekira pukul 02.50 WIB. Saat dievakuasi, Dianti masih hidup. Namun kondisinya sangat lemah, dan wajahnya terlihat sangat pucat.
"Korban langsung dirujuk ke RSU Kabupaten Tangerang. Korban mengalami acral dingin, dan nadinya 70. Hasil diagnosa dokter, korban mengalami syok hipovolemik, fraktur servical, dan fraktur femur kanan kiri, dan telah diberikan resusitasi cairan, dipasang collar neck, spalk," katanya, Selasa (6/2/2018).
Namun, kondisi korban memburuk dan akhirnya dilakukan refer ke ICU RS Mayapada Tangerang. Sekira pukul 06.00 WIB, korban tiba di IGD RS Mayapada dengan kondisi drop, dan kesehatan yang bertambah buruk. Setelah dilakukan RJP sekira 30 menit, pada pukul 06.45 WIB, korban akhirnya meninggal dunia.
"Sedang korban kedua, yakni Muthmainah, baru berhasil dievakuasi sekira pukul 07.13 WIB. Saat dievakuasi, korban masih bisa bicara, dan saat ini masih dalam perawatan medis di RS Siloam Lippo Vilage Karawaci, Tangerang. Korban terjepit di dalam mobil. Sedang Dianti yang membawa mobil itu," tambahnya.
Humas Siloam Hospital Lippo Vilage Karawaci Tangerang Jimmy Rambing menambahkan, wanita yang akrab disapa Ina itu sedang mendapat penanganan di ruang pemulihan atau resusitasi. Sebelumnya, Ina harus di X-Ray dan tengah menunggu dokter spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi atau SpOT.
"Korban masih dalam penanganan medis. Kondisi semakin membaik. Sudah selesai X-Ray, dan menunggu SpOT untuk penanganan lebih lanjut," terang Jimmy.
Sementara itu, usai berhasil mengevakuasi kedua korban di dalam mobil tersebut, pihak kepolisian dari Polresta Bandara Soekarno-Hatta dan Tim Puslabfor Mabes Polri menggelar oleh TKP di lokasi longsor. Dalam olah TKP ini, polisi melibatkan pihak terkait seperti tim kontraktor dari PT Waskita dan PT KAI.
Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Akhmad Yusef mengatakan, pihanya akan mempelajari dan meneliti dokumen-dokumen yang telah diberikan oleh PT KAI sebagai pihak yang mengajukan desaign pembuatan underpass di Jalan Parimeter Selatan itu dan akan disinkronkan dengan temuan data-data di lapangan.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Sudah enam orang saksi yang diperiksa, dari masyarakat, PT Waskita, PT KAI, dan dari pihak AP II dari Aviation Security (Avsec). Kami juga masih menunggu data dalam rangka proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Puslabfor," ungkap Yusef.
Dijelaskannya, proses penyelidikan dan penelitian yang dilakukan pihak Puslabfor baru bisa diketahui seminggu ke depan. Sambil menunggu hasil penyelidikan dan penelitian pihak Puslabfor tersebut, pihaknya akan mendalami keterangan pihak terkait yang bertanggung jawab atas pembangunan undespass itu.
Anggota Ombudsman Alvin Lie yang ditemui di lokasi menilai, longsornya tembok underpass di Jalan Perimeter Selatan tersebut terjadi akibat kelalaian dalam pembangunan infrastruktur. Untuk itu, pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait yang bertanggung juawab atas pembangunan underpass tersebut.
Adapun, sejumlah pihak yang akan diperiksa Ombudsman adalah Angkasa Pura (AP) II, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan kontraktor PT Waskita. "Apalagi ini ada korban jiwa, dan kepentingan masyarakat menjadi terganggu," ungkap pria berkacamata ini di lokasi longsor.
Dari Ombudsman, sambung Alvin, pihaknya mengumpulkan semua informasi terkait longsornya underpass tersebut dan faktor-faktor, serta akibat yang membuat tembok beton tersebut ambrol. Dari pengamatannya di lokasi hari ini, dia menemukan ada sejumlah kejanggalan dalam pembangunan infrastruktur itu.
Tembok sepanjang 20 meter itu, tambah Alvin, ambrol saat kondisi cuaca sedang hujan. Dia menilai, tembok tidak tahan menahan dorongan tanah yang diakibatkan oleh genangan air. Sehingga, saat terjadi genangan air cukup banyak, tembok langsung ambrol dan menimpa pengendara yang ada di bawahnya.
(rhs)