Diduga Dianiaya, Balita 1,5 Meninggal Dunia di Tangan Ibu Kandung
A
A
A
BEKASI - Seorang balita berusia 1,5 tahun meninggal dunia di tangan ibu kandungnya sendiri. Diduga balita perempuan dengan nama Winda Wulansari mengalami luka di sekujur tubuhnya akibat dianiaya oleh ibunya, Siti Khanipah (28).
Awalnya, Warga Jalan Plebesit RT01/04, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, curiga dengan banyaknya luka lebam di sekujur tubuh Winda saat melayat ke rumah duka.
Alhasil, dari kecurigaan tetangga dan sejumlah warga lain di sekitar rumahnya itu, kemudian ditindaklanjuti dengan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian Polsek Bekasi Timur guna menyelidiki kecurigaan warga tersebut.
"Kami curiga dengan kematian korban saat melihat kondisi tubuhnya banyak luka lebam di antaranya, di bagian paha kanan dan kiri, lengan kanan dan kiri, serta wajahnya. Makanya, kami lapor polisi untuk menyelidikinya," kata salah seorang saksi berinisial ZT (46), Minggu (4/2/2018).
Menurut ZT, saat warga hendak melaporkan kecurigaan itu ke polisi kedua orangtuanya, Angga Irawan (24), dan Siti Khanipah (28), sempat melarangnya, dengan alasan mereka telah ikhlas atas kematian anak tunggalnya itu. Namun, warga tak menggubris keinginan mereka dan tetap melaporkan kasus tersebut ke polisi.
"Warga ingin kasus ini tetap diselidiki polisi karena, ada dugaan kalau korban meninggal karena menjadi korban penganiayaan. Bahkan, tadi juga warga tidak ada yang mau menguburkan korban sebelum kasus ini diselidiki oleh polisi," jelas ZT.
Sementara diceritakan tetangga lainya, Yanto (34). Dia kerap mendengar jeritan Winda ketika masih hidup. Jeritan itu keluar, terutama saat Winda sedang mengalami sakit.
"Saya dengernya waktu Ibunya nyuruh minum obat, kemudian si Windanya tidak mau. Bukannya membujuk, Khanipa malah melampiaskan kekesalanya dengan mencubit," ungkapnya. Yanto menjadi sedih lantaran Winda, bayi periang yang biasa tertawa setiap kali disapa warga, kini telah tiada.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto membenarkan adanya dugaan penyiksaan yang dilakukan Khanipah kepada anak tunggalnya itu. Menurut dia, pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail mengingat yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan.
"Masih lidik ya. Kami juga masih mengumpulkan informasi dan barang bukti. Jadi belum bisa menjelaskan mengapa yang bersangkutan melakukan penyiksaan," katanya. Saat ini, kasus ini ditangani Unit PPA Polres Metro Bekasi Kota.
Awalnya, Warga Jalan Plebesit RT01/04, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, curiga dengan banyaknya luka lebam di sekujur tubuh Winda saat melayat ke rumah duka.
Alhasil, dari kecurigaan tetangga dan sejumlah warga lain di sekitar rumahnya itu, kemudian ditindaklanjuti dengan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian Polsek Bekasi Timur guna menyelidiki kecurigaan warga tersebut.
"Kami curiga dengan kematian korban saat melihat kondisi tubuhnya banyak luka lebam di antaranya, di bagian paha kanan dan kiri, lengan kanan dan kiri, serta wajahnya. Makanya, kami lapor polisi untuk menyelidikinya," kata salah seorang saksi berinisial ZT (46), Minggu (4/2/2018).
Menurut ZT, saat warga hendak melaporkan kecurigaan itu ke polisi kedua orangtuanya, Angga Irawan (24), dan Siti Khanipah (28), sempat melarangnya, dengan alasan mereka telah ikhlas atas kematian anak tunggalnya itu. Namun, warga tak menggubris keinginan mereka dan tetap melaporkan kasus tersebut ke polisi.
"Warga ingin kasus ini tetap diselidiki polisi karena, ada dugaan kalau korban meninggal karena menjadi korban penganiayaan. Bahkan, tadi juga warga tidak ada yang mau menguburkan korban sebelum kasus ini diselidiki oleh polisi," jelas ZT.
Sementara diceritakan tetangga lainya, Yanto (34). Dia kerap mendengar jeritan Winda ketika masih hidup. Jeritan itu keluar, terutama saat Winda sedang mengalami sakit.
"Saya dengernya waktu Ibunya nyuruh minum obat, kemudian si Windanya tidak mau. Bukannya membujuk, Khanipa malah melampiaskan kekesalanya dengan mencubit," ungkapnya. Yanto menjadi sedih lantaran Winda, bayi periang yang biasa tertawa setiap kali disapa warga, kini telah tiada.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto membenarkan adanya dugaan penyiksaan yang dilakukan Khanipah kepada anak tunggalnya itu. Menurut dia, pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail mengingat yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan.
"Masih lidik ya. Kami juga masih mengumpulkan informasi dan barang bukti. Jadi belum bisa menjelaskan mengapa yang bersangkutan melakukan penyiksaan," katanya. Saat ini, kasus ini ditangani Unit PPA Polres Metro Bekasi Kota.
(mhd)