Campak dan Gizi Buruk di Papua, Kokam Siap Jadi Relawan
A
A
A
JAKARTA - Campak dan kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua makin berdampak luas. Hingga Jumat 19 Januari 2017 sudah 68 anak yang tercatat meninggal dunia.
Dalam rangka merespon Kejadian Luar Biasa tersebut Muhammdiyah Disaster Management Center (MDMC)berkoordinasi dan Hasil rakor Tim Tanggap Darurat untuk Asmat masih melakukan kaji kebutuhan yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Timika, yang berkoordinasi dengan posko penanganan gizi buruk.
"Untuk sementara MDMC memonitor perkembangan penanganan dan mempersiapkan bantuan dukungan tim kesehatan dan logistik bilamana direkomendasikan atau dibutuhkan posko penanganan darurat gizi buruk tim MDMC siap di berangkatkan disampaikan oleh Indra tim Tanggap Darurat MDMC," kata Divisi Jaringan kerjasama MDMC PP Muhammadiyah Mashuri Masyhuda kepada SINDOnews, Minggu 21 Januari 2018.
Pria yang juga menjabat sebagai Komandan Nasional Kokam PP Pemuda Muhammadiyah itu mengaku akan berkoordinasi dengan Kader-kader kokam di Kawasan Timur Indonesia.
"Insya Allah mereka siap diberangkatkan untuk menjadi relawan berdasarkan assesment awal Tim MDMC PP Muhammadiyah," tegasnya. (Baca Juga: 67 Anak Meninggal dan 600 Terpapar Campak dan Gizi Buruk di Asmat)
Dalam konteks One Muhammadiyah One Respon, lanjutnya, maka seluruh stakeholder Muhammadiyah yang terdiri dari berbagai elemen yang senantiasa terjun jika ada dampak bencana Alam maupun tragedi kemanusiaan seperti di Asmat.
"Kami insya Allah siap bergerak, dukungan Tim Medis dari Disaster Medicine Center (DMC) yg terdiri dari Relawan Medis yang ditugaskan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah, dukungan personil Relawan Lapangan untuk evakuasi dan Tanggap Darurat selalu menerjunkan kader-kader Kokam terlatih," ungkapnya.
Selain itu, dukungan penggalangan donasi juga digerakkan oleh ibu-ibu Aisyiyah beserta organisasi Otonom Muhammadiyah seperti IPM ikatan Pelajar Muhammadiyah, IMM ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
"Sinergi lintas stakeholder ini selalu dijalin dalam masa tanggap bencana. Pun demikian dengan yg terjadi di Asmat, tim Respon bencana Muhammadiyah saat ini intens berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sebelum menurunkan tim yang simultan dalam melakukan tindakan respon," tutupnya.
Dalam rangka merespon Kejadian Luar Biasa tersebut Muhammdiyah Disaster Management Center (MDMC)berkoordinasi dan Hasil rakor Tim Tanggap Darurat untuk Asmat masih melakukan kaji kebutuhan yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Timika, yang berkoordinasi dengan posko penanganan gizi buruk.
"Untuk sementara MDMC memonitor perkembangan penanganan dan mempersiapkan bantuan dukungan tim kesehatan dan logistik bilamana direkomendasikan atau dibutuhkan posko penanganan darurat gizi buruk tim MDMC siap di berangkatkan disampaikan oleh Indra tim Tanggap Darurat MDMC," kata Divisi Jaringan kerjasama MDMC PP Muhammadiyah Mashuri Masyhuda kepada SINDOnews, Minggu 21 Januari 2018.
Pria yang juga menjabat sebagai Komandan Nasional Kokam PP Pemuda Muhammadiyah itu mengaku akan berkoordinasi dengan Kader-kader kokam di Kawasan Timur Indonesia.
"Insya Allah mereka siap diberangkatkan untuk menjadi relawan berdasarkan assesment awal Tim MDMC PP Muhammadiyah," tegasnya. (Baca Juga: 67 Anak Meninggal dan 600 Terpapar Campak dan Gizi Buruk di Asmat)
Dalam konteks One Muhammadiyah One Respon, lanjutnya, maka seluruh stakeholder Muhammadiyah yang terdiri dari berbagai elemen yang senantiasa terjun jika ada dampak bencana Alam maupun tragedi kemanusiaan seperti di Asmat.
"Kami insya Allah siap bergerak, dukungan Tim Medis dari Disaster Medicine Center (DMC) yg terdiri dari Relawan Medis yang ditugaskan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah, dukungan personil Relawan Lapangan untuk evakuasi dan Tanggap Darurat selalu menerjunkan kader-kader Kokam terlatih," ungkapnya.
Selain itu, dukungan penggalangan donasi juga digerakkan oleh ibu-ibu Aisyiyah beserta organisasi Otonom Muhammadiyah seperti IPM ikatan Pelajar Muhammadiyah, IMM ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
"Sinergi lintas stakeholder ini selalu dijalin dalam masa tanggap bencana. Pun demikian dengan yg terjadi di Asmat, tim Respon bencana Muhammadiyah saat ini intens berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sebelum menurunkan tim yang simultan dalam melakukan tindakan respon," tutupnya.
(mhd)