Produksi 15.000 Pil Sehari, Pabrik Ekstasi di Tangerang Digerebek

Rabu, 17 Januari 2018 - 21:50 WIB
Produksi 15.000 Pil...
Produksi 15.000 Pil Sehari, Pabrik Ekstasi di Tangerang Digerebek
A A A
TANGERANG - Petugas gabungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek pabrik pembuatan narkotika jenis ekstasi, di Perumahan Alam Raya, Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

Dari penggerebekan itu, petugas berhasil mengamankan 11.000 butir pil ekstasi, dua mesin cetak ekstasi elektrik, bahan olahan ekstasi siap cetak yang mengandung methamphetamine, dan tiga timbangan.

Petugas juga menemukan 10 toples berisi bahan baku pembuat ekstasi, satu alat press plastik, empat blender, 47 sim card perdana, alat pengaduk olahan, 5 tool logo ekstasi, 11 HP, dan satu vacum cleaner.

Dua orang tersangka berhasil ditetapkan dalam penggerebekan ini. Terdiri dari Lauw Hanto (48) yang berperan sebagai pengendali bahan baku ekstasi, dan Anyiu alias Johan (33) sebagai pencetaknya.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, pabrik ekstasi ini telah beroperasi selama 4 bulan. Dalam sehari, pabrik ini bisa memproduksi 15.000 butir lebih ekstasi.

"Dari beberapa waktu yang lalu, kami telah melakukan serangkaian operasi untuk menindaklanjuti informasi adanya pengiriman bahan baku pil ekstasi di sini," kata Arman, di lokasi, Rabu (17/1/2018).

Selanjutnya, bahan baku pembuat ekstasi itu diolah di tempat ini. Dari penggerebekan itu, pihaknya menemukan laboraturium pembuatan ektasi yang cukup besar dan luas, serta memiliki alat peredam suara.

Bahan-bahan pembuatan ekstasi yang berhasil ditemukan juga sangat banyak di luar perkiraan. Para pelaku, juga memiliki dua mesin cetak pembuat ekstasi canggih yang bisa memproduksi ribuan ekstasi.

"Mesin cetak ini bisa memproduksi 7.000 butir ekstasi per hari. Kalau dua mesin ini beroperasi, maka setidaknya 15.000 butir ekstasi yang bisa diproduksi perhari dalam pabrik rumahan ini," kata Arman lagi.

Selain mesin cetak otomatis, petugas juga menemukan mesin cetak semi otomatis yang digerakkan dengan pengawasan manual. Sehingga, produksi ekstasi pabrik ini bisa lebih dari 15.000 butir ekstasi.

"Kalau kita lihat dari lokasi pabrik ini, maka kelihatannya kegiatan ini diorganisir sangat baik sekali. Mulai dari pelaksanaan, maupun dari lokasi. Apalagi, lokasi pabrik ini merupakan jalan buntu," terangnya.

Sehingga, tidak ada orang yang bisa lalu lalang. Pabrik ini juga memiliki sistem keamanan yang super ketat. Jika ada dua kali saja orang lewat tidak dikenal, maka alarm pabrik tanda bahaya berbunyi.

Dengan itu, para pekerja dan pemilik pabrik bisa langsung melarikan diri dari tangkapan. Ruangan di dalam pabrik juga cukup luas, sehingga para pekerja bisa leluasa bergerak, dan kedap suara mesin.

"Sehingga, apabila mesin sedang bekerja siang dan malam, tidak menimbulkan suara bising. Para tetangga di luar, tidak akan mengetahui jika ada aktivitas produkai di dalam pabrik," sambungnya.

Dalam pabrik itu juga terdapat satu ruang khusus yang agak besar, lengkap dengan fasilitas pendingin, dan peredam suara yang sengaja disiapkan untuk mesin yang jauh lebih besar dan canggih lagi.

"Oleh karena itu kita simpulkan, bahwa sindikat ini kelihatannya bermaksud untuk membuat laboratorium yang besar dan juga ingin memproduksi narkoba jenis ekstasi dengan jumlah besar," jelasnya.

Dari penggerebakan itu, pihaknya berhasil mengamankan dua orang pelaku. Satu diantaranya merupakan buronan BNN sejak lama, untuk kasus serupa di tahun 2013 atas nama Anyiu alias Johan (33).

"Operasi lab ini dikendalikan oleh napi yang saat ini ditahan di lapas atas nama Nico. Kalau saudara ingat, Nico ini pernah melakukan pidana penembakan busway Transjakarta dua tahun lalu," jelasnya. (Baca: Pelaku penembakan bus Transjakarta 'lolos')

Narkotika jenis ekstasi yang diproduksi dalam pabrik ini banyak diedarkan di Jakarta dan wilayah Jawa Barat, terutama kawasan Bogor. Saat ini, pihaknya masih mengembangkan sindikat kawanan ini.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0723 seconds (0.1#10.140)