Lagi, Shelter Transpakuan Bogor Dirusak Orang Tak Dikenal
A
A
A
BOGOR - Shelter (halte) bus Transpakuan milik Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor yang baru saja direnovasi akhir tahun lalu, kembali dirusak warga, Rabu (17/1/2018) dini hari.
Kali ini Shelter yang terletak persis di simpang Vila Duta, Jalan Raya Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor ditemukan empat kaca persegi panjang berukuran satu meter itu pecah berhamburan hingga ke jalan raya. Bahkan rolling door yang semula tertutup, juga ditemukan dalam kondisi terbuka.
Kepala Seksi Teknik Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bogor, Adhi Bagus Indrawan menjelaskan, pihaknya mendapat laporan bahwa shelter dekat Perumahan Vila Duta rusak.
"Meski tak ada warga yang melihat, namun kami menduga aksi pengrusakan ini dilakukan pukul 03.00 WIB, saat kondisi lalu lintas sepi," jelasnya.
Pihaknya enggan berspekulasi terkait motif pengrusakan fasilitas umum ini. Meski demikian pihaknya sudah melaporkan peristiwa ini ke Polsek Bogor Timur.
"Kalau soal motif dan siapa pelakunya itu sedang diselidiki kepolisian. Yang jelas kita sudah melapor ke Polsek Bogor Timur," katanya.
Jika dikaitkan dengan insiden sebelumnya pada Kamis 4 Januari 2018 petang, seorang istri karyawan PDJT mengamuk dan melakukan pengrusakan shelter di Jalan Cidangiang, Bogor Timur, Kota Bogor, pihaknya juga belum bisa memastikan adanya keterlibatan keluarga maupun karyawan perusahaan pelat merah tersebut.
Diberitakan sebelumnya, diduga stress karena kesal sudah hampir setahun gaji Kanta (40), suaminya tak dibayarkan oleh Pemkot Bogor WT (35), istri karyawan PDJT mengamuk memecahkan kaca shelter Transpakuan di Jalan Cidangiang, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Akibatnya, selain membuat fasilitas publik yang baru direnovasi itu hancur, juga membuat sejumlah penumpang panik. Bahkan sempat membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi mengalami kemacetan karena sempat menjadi tontonan pejalan kaki.
Namun aksi WT tak berlangsung lama, karena beberapa saat kemudian, petugas gabungan Polresta Bogor Kota, Kodim 0606/ Kota Bogor dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor cepat mengamankan pelaku. (Baca Juga: Gaji Suami Tak Kunjung Dibayar, Istri Rusak Fasilitas Shelter Transpakuan
Heri (45), salah satu penumpang yang melihat kejadian seorang wanita ngamuk pada pukul 16.00 WIB, saat dirinya berada di dalam lokasi tiketing.
"Tiba-tiba terdengar suara kaca dipecahkan, pas saya keluar dua kaca sudah pecah. Dipecahkan menggunakan plang petunjuk arah, sambil teriak-teriak," tuturnya.
Kapolsek Bogor Tengah Kompol Saifudin Gayo menjelaskan, pihaknya mengamankan dan menenangkan pelaku ke sudut shelter Jalan Cidangiang itu.
"Kita tak membawa pelaku ke Polsek, karena pelaku diduga stres gaji suaminya yang bekerja sebagai sopir bus Transpakuan belum juga dibayarkan oleh PDJT," katanya.
Menurutnya, WT sempat menolak saat dibawa ke mobil polisi tapi dengan bantuan Polisi Wanita (Polwan) akhirnya bisa ditenangkan.
Sementara itu, Satuan Pengawas Internal (SPI) PDJT Kota Bogor, Tri handoyo membenarkan aksi nekat ibu rumah tangga yang merusak shelter Transpakuan ini sebagai puncak kekesalan karyawan beserta keluarganya sejak awal 2017 gajinya tak dibayar.
"Ditambah ada kecemburuan antar karyawan yang sempat diberhentikan karena pailit. Tak setelah Transpakuan beroperasi kembali, suami pelaku tidak dipekerjakan. Wali Kota Bogor terakhir bilang untuk bayar gaji tunggu masukan plt Direktur. Katanya juga mau mengumpulkan karyawan tetapi nyatanya sampai sekarang belum juga," katanya.
Kali ini Shelter yang terletak persis di simpang Vila Duta, Jalan Raya Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor ditemukan empat kaca persegi panjang berukuran satu meter itu pecah berhamburan hingga ke jalan raya. Bahkan rolling door yang semula tertutup, juga ditemukan dalam kondisi terbuka.
Kepala Seksi Teknik Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bogor, Adhi Bagus Indrawan menjelaskan, pihaknya mendapat laporan bahwa shelter dekat Perumahan Vila Duta rusak.
"Meski tak ada warga yang melihat, namun kami menduga aksi pengrusakan ini dilakukan pukul 03.00 WIB, saat kondisi lalu lintas sepi," jelasnya.
Pihaknya enggan berspekulasi terkait motif pengrusakan fasilitas umum ini. Meski demikian pihaknya sudah melaporkan peristiwa ini ke Polsek Bogor Timur.
"Kalau soal motif dan siapa pelakunya itu sedang diselidiki kepolisian. Yang jelas kita sudah melapor ke Polsek Bogor Timur," katanya.
Jika dikaitkan dengan insiden sebelumnya pada Kamis 4 Januari 2018 petang, seorang istri karyawan PDJT mengamuk dan melakukan pengrusakan shelter di Jalan Cidangiang, Bogor Timur, Kota Bogor, pihaknya juga belum bisa memastikan adanya keterlibatan keluarga maupun karyawan perusahaan pelat merah tersebut.
Diberitakan sebelumnya, diduga stress karena kesal sudah hampir setahun gaji Kanta (40), suaminya tak dibayarkan oleh Pemkot Bogor WT (35), istri karyawan PDJT mengamuk memecahkan kaca shelter Transpakuan di Jalan Cidangiang, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Akibatnya, selain membuat fasilitas publik yang baru direnovasi itu hancur, juga membuat sejumlah penumpang panik. Bahkan sempat membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi mengalami kemacetan karena sempat menjadi tontonan pejalan kaki.
Namun aksi WT tak berlangsung lama, karena beberapa saat kemudian, petugas gabungan Polresta Bogor Kota, Kodim 0606/ Kota Bogor dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor cepat mengamankan pelaku. (Baca Juga: Gaji Suami Tak Kunjung Dibayar, Istri Rusak Fasilitas Shelter Transpakuan
Heri (45), salah satu penumpang yang melihat kejadian seorang wanita ngamuk pada pukul 16.00 WIB, saat dirinya berada di dalam lokasi tiketing.
"Tiba-tiba terdengar suara kaca dipecahkan, pas saya keluar dua kaca sudah pecah. Dipecahkan menggunakan plang petunjuk arah, sambil teriak-teriak," tuturnya.
Kapolsek Bogor Tengah Kompol Saifudin Gayo menjelaskan, pihaknya mengamankan dan menenangkan pelaku ke sudut shelter Jalan Cidangiang itu.
"Kita tak membawa pelaku ke Polsek, karena pelaku diduga stres gaji suaminya yang bekerja sebagai sopir bus Transpakuan belum juga dibayarkan oleh PDJT," katanya.
Menurutnya, WT sempat menolak saat dibawa ke mobil polisi tapi dengan bantuan Polisi Wanita (Polwan) akhirnya bisa ditenangkan.
Sementara itu, Satuan Pengawas Internal (SPI) PDJT Kota Bogor, Tri handoyo membenarkan aksi nekat ibu rumah tangga yang merusak shelter Transpakuan ini sebagai puncak kekesalan karyawan beserta keluarganya sejak awal 2017 gajinya tak dibayar.
"Ditambah ada kecemburuan antar karyawan yang sempat diberhentikan karena pailit. Tak setelah Transpakuan beroperasi kembali, suami pelaku tidak dipekerjakan. Wali Kota Bogor terakhir bilang untuk bayar gaji tunggu masukan plt Direktur. Katanya juga mau mengumpulkan karyawan tetapi nyatanya sampai sekarang belum juga," katanya.
(mhd)