Lahir dengan Usus di Luar Perut, Bayi Ini Butuh Bantuan Biaya Operasi
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Kepedihan begitu dirasakan oleh pasangan suami-istri Muhammad Doni dan Erni Yulianti. Bayi mereka yang baru saja dilahirkan mengalami gastroschisis atau terlahir dengan usus di luar.
Meski tercatat sebagai pasien BPJS Kesehatan, beberapa Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki fasilitas lengkap menolak perawatan bayi itu dengan alasan semua kamar telah penuh.
Informasi yang dihimpun, bayi laki-laki itu lahir di Rumah Sakit Buah Hati, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Senin, 15 Januari 2018. Beratnya 3,6 kilogram dengan panjang 52 sentimeter.
Karena bayi memiliki kelainan letak ususnya, dokter RS Buah Hati menyarankan agar pasangan Doni-Erni segera melakukan operasi pada bayinya di sejumlah rumah sakit rujukan.
"Karena kata dokter ini harus segera dioperasi, terus kita tanyakan ke sejumlah rumah sakit itu. Tapi pihak rumah sakit bilang mau pake BPJS atau cash, kalau BPJS semua kamar NICU penuh, jadi mereka nggak terima pasien lagi. Padahal kesanggupan kita kan memang hanya lewat BPJS," kata Milah Sari, adik dari ibu bayi tersebut, saat dihubungi, Selasa (16/1/2018) malam.
Jika harus membayar operasi dan perawatannya secara cash, tambah Milah, beban biayanya diprediksi mencapai ratusan juta rupiah. Bayi tersebut harus masuk ke kamar NICU dengan harga obat-obatannya Rp10 juta per hari.
Belum lagi ditambah biaya operasi yang mencapai sekitar Rp70 juta, serta tindakan medis lainnya. Diprakirakan butuh biaya tak kurang dari Rp200 juta lebih agar proses operasi usus bayi dan perawatannya berlangsung dengan optimal.
"Tadi jam 16.00 WIB, akhirnya kita putuskan bawa ke Rumah Sakit Adam Thalib di Cibitung, itu saran dokter di RS Buah Hati. Biayanya katanya paling murah, tapi harus bayar cash di sana, enggak bisa pake BPJS, ya mau enggak mau akhirnya dibawa sama bapaknya ke sana. Kalau ibunya masih dirawat di RS Buah Hati karena masih lemas," kata Milah.
Pihak RS Buah Hati telah menyarankan harus segera dilakukan tindakan operasi, karena jika bayi itu dibiarkan dengan usus di luar maka sangat berisiko bagian ususnya akan mengering rusak dan akhirnya terkena infeksi.
Meski tercatat sebagai pasien BPJS Kesehatan, beberapa Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki fasilitas lengkap menolak perawatan bayi itu dengan alasan semua kamar telah penuh.
Informasi yang dihimpun, bayi laki-laki itu lahir di Rumah Sakit Buah Hati, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Senin, 15 Januari 2018. Beratnya 3,6 kilogram dengan panjang 52 sentimeter.
Karena bayi memiliki kelainan letak ususnya, dokter RS Buah Hati menyarankan agar pasangan Doni-Erni segera melakukan operasi pada bayinya di sejumlah rumah sakit rujukan.
"Karena kata dokter ini harus segera dioperasi, terus kita tanyakan ke sejumlah rumah sakit itu. Tapi pihak rumah sakit bilang mau pake BPJS atau cash, kalau BPJS semua kamar NICU penuh, jadi mereka nggak terima pasien lagi. Padahal kesanggupan kita kan memang hanya lewat BPJS," kata Milah Sari, adik dari ibu bayi tersebut, saat dihubungi, Selasa (16/1/2018) malam.
Jika harus membayar operasi dan perawatannya secara cash, tambah Milah, beban biayanya diprediksi mencapai ratusan juta rupiah. Bayi tersebut harus masuk ke kamar NICU dengan harga obat-obatannya Rp10 juta per hari.
Belum lagi ditambah biaya operasi yang mencapai sekitar Rp70 juta, serta tindakan medis lainnya. Diprakirakan butuh biaya tak kurang dari Rp200 juta lebih agar proses operasi usus bayi dan perawatannya berlangsung dengan optimal.
"Tadi jam 16.00 WIB, akhirnya kita putuskan bawa ke Rumah Sakit Adam Thalib di Cibitung, itu saran dokter di RS Buah Hati. Biayanya katanya paling murah, tapi harus bayar cash di sana, enggak bisa pake BPJS, ya mau enggak mau akhirnya dibawa sama bapaknya ke sana. Kalau ibunya masih dirawat di RS Buah Hati karena masih lemas," kata Milah.
Pihak RS Buah Hati telah menyarankan harus segera dilakukan tindakan operasi, karena jika bayi itu dibiarkan dengan usus di luar maka sangat berisiko bagian ususnya akan mengering rusak dan akhirnya terkena infeksi.
(zik)