Balkon BEI Roboh, Pakar Konstruksi: Terkesan, Perencanaan Beban Tak Sesuai
A
A
A
JAKARTA - Pakar struktur bangunan sipil Fakultas Tehnik Universitas Indonesia (FTUI) Irwan Katili mengatakan, ambruknya balkon lantai satu gedung BEI diduga karena tiang penggantung yang ada tidak didesain untuk menahan beban. Dengan kata lain diduga tiang itu hanya aksesoris saja.
"Dari tayangan video sepertinya diduga tiang itu tidak didesain untuk menahan beban. Kemungkinan hanya aksesoris saja," katanya ketika dihubungi, Senin 15 Januari 2018.
Dirinya mengaku belum bisa memastikan penyebab pasti ambruknya plafon tersebut karena saat ini masih terlalu dini. Terlebih jika hanya dilihat dari tayangan video saja. (Baca: Balkon di Tower 2 Gedung BEI Ambruk, 9 Orang Terluka )
"Jika dilihat dari tayangan video ketika roboh terkesan itu bukan tiang penggantung yang seharusnya menyalurkan beban ke atas. Karena terlihat tiang mudah lepas," paparnya.
Kemungkinan lainnya, terkesan ada perencanaan beban yang tidak sesuai. Karena ketika dilalui banyak orang tiba-tiba saja plafon itu ambruk. Bahkan ambruknya merambat kesisi lain.
"Ini seperti efek domino. Dalam satu gedung seharusnya ada perencanaan analisa beban," pungkasnya.
"Dari tayangan video sepertinya diduga tiang itu tidak didesain untuk menahan beban. Kemungkinan hanya aksesoris saja," katanya ketika dihubungi, Senin 15 Januari 2018.
Dirinya mengaku belum bisa memastikan penyebab pasti ambruknya plafon tersebut karena saat ini masih terlalu dini. Terlebih jika hanya dilihat dari tayangan video saja. (Baca: Balkon di Tower 2 Gedung BEI Ambruk, 9 Orang Terluka )
"Jika dilihat dari tayangan video ketika roboh terkesan itu bukan tiang penggantung yang seharusnya menyalurkan beban ke atas. Karena terlihat tiang mudah lepas," paparnya.
Kemungkinan lainnya, terkesan ada perencanaan beban yang tidak sesuai. Karena ketika dilalui banyak orang tiba-tiba saja plafon itu ambruk. Bahkan ambruknya merambat kesisi lain.
"Ini seperti efek domino. Dalam satu gedung seharusnya ada perencanaan analisa beban," pungkasnya.
(ysw)