Kapolri Diminta Berikan Penghargaan ke Polres Jakbar
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian diminta memberikan penghargaan kepada jajaran Polres Jakarta Barat yang ikut mengungkap kasus 1,3 ton ganja beberapa waktu lalu. Alasannya, hal itu untuk memberikan motivasi kepada anggota polisi yang lainnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan, anggota yang terlibat dalam ungkap kasus ini diberikan tiga penghargaan, yakni, promosi jabatan, kenaikan pangkat, hingga dimudahkan untuk melanjutkan sekolah.
"Saya pikir itu sudah wajar. Ini prestasi membanggakan dan selaras dengan keinginan presiden," kata Neta ketika diminta menanggapi kasus tersebut, Senin (8/1/2018).
Sebelumnya, Polres Jakarta Barat, berhasil mengungkapkan 1,3 ton ganja saat perayaan tahun baru. Dari kasus ini, polisi mengamankan enam tersangka di lima tempat terpisah. (Baca Juga: Polisi Telusuri Pencucian Uang dalam Kasus Ganja 1,3 Ton
Neta menilai, penghargaan nantinya bisa menjadi motivasi anggota lainnya, tak hanya Jakarta Barat, melainkan anggota polisi lainnya di Indonesia. Sebab, dengan cara ini, salah satu anggota polisi untuk meningkatkan karirnya. "Kalau tidak ada apresiasi, tidak ada motivasi mengungkap kasus lebih besar," tuturnya.
Ungkap kasus narkoba merupakan fenomena gunung es, Neta mengatakan, kasus 1,3 ton ganja merupakan sekala kecil dari upaya bandar dalam menjual narkoba di Jakarta maupun Indonesia.
Sikap serupa juga diungkapkan Pengamat Keamanan dan Sosial Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sidratahta Mukhtar. Ia menjelaskan, sudah sewajarnya kasus itu mendapatkan perhatian masyarakat dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Sudah sewajarnya mendapatkan perhatian masyarakat atas keberhasilan Polri di Jakbar. Tanpa dukungan masyarakat, maka kejahatan narkoba akan tetap muncul seiring dengan meningkatnya jenis kejahatan lintas negara itu," kata Sidratahta yang menjelaskan Indonesia menjadi sasaran peredaran dan produksi narkoba.
Terlebih dalam kasus ini, Sidratahta menjelaskan modus operandi kejahatan narkoba kian canggih. Sehingga profesional dan tangguh dibutuhkan anggota.
Terlebih dalam narkoba menyebabkan ribuan masyarakat khususnya anak anak remaja dan anak muda menjadi korban dan meninggal dunia. (Baca Juga: Kronologi Pengungkapan Ganja 1,3 Ton oleh Polres Jakarta Barat)
"Oleh karena itu, dalam konteks pengungkapan kasus kejahatan Narkoba dapat dikatakan polisi melakukan jihad melawan pelaku kejahatan narkoba," tutupnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan, anggota yang terlibat dalam ungkap kasus ini diberikan tiga penghargaan, yakni, promosi jabatan, kenaikan pangkat, hingga dimudahkan untuk melanjutkan sekolah.
"Saya pikir itu sudah wajar. Ini prestasi membanggakan dan selaras dengan keinginan presiden," kata Neta ketika diminta menanggapi kasus tersebut, Senin (8/1/2018).
Sebelumnya, Polres Jakarta Barat, berhasil mengungkapkan 1,3 ton ganja saat perayaan tahun baru. Dari kasus ini, polisi mengamankan enam tersangka di lima tempat terpisah. (Baca Juga: Polisi Telusuri Pencucian Uang dalam Kasus Ganja 1,3 Ton
Neta menilai, penghargaan nantinya bisa menjadi motivasi anggota lainnya, tak hanya Jakarta Barat, melainkan anggota polisi lainnya di Indonesia. Sebab, dengan cara ini, salah satu anggota polisi untuk meningkatkan karirnya. "Kalau tidak ada apresiasi, tidak ada motivasi mengungkap kasus lebih besar," tuturnya.
Ungkap kasus narkoba merupakan fenomena gunung es, Neta mengatakan, kasus 1,3 ton ganja merupakan sekala kecil dari upaya bandar dalam menjual narkoba di Jakarta maupun Indonesia.
Sikap serupa juga diungkapkan Pengamat Keamanan dan Sosial Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sidratahta Mukhtar. Ia menjelaskan, sudah sewajarnya kasus itu mendapatkan perhatian masyarakat dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Sudah sewajarnya mendapatkan perhatian masyarakat atas keberhasilan Polri di Jakbar. Tanpa dukungan masyarakat, maka kejahatan narkoba akan tetap muncul seiring dengan meningkatnya jenis kejahatan lintas negara itu," kata Sidratahta yang menjelaskan Indonesia menjadi sasaran peredaran dan produksi narkoba.
Terlebih dalam kasus ini, Sidratahta menjelaskan modus operandi kejahatan narkoba kian canggih. Sehingga profesional dan tangguh dibutuhkan anggota.
Terlebih dalam narkoba menyebabkan ribuan masyarakat khususnya anak anak remaja dan anak muda menjadi korban dan meninggal dunia. (Baca Juga: Kronologi Pengungkapan Ganja 1,3 Ton oleh Polres Jakarta Barat)
"Oleh karena itu, dalam konteks pengungkapan kasus kejahatan Narkoba dapat dikatakan polisi melakukan jihad melawan pelaku kejahatan narkoba," tutupnya.
(mhd)