Pelajar Tewas saat Tawuran, Disdik Bogor Sebut Urusan Provinsi
A
A
A
BOGOR - Seorang pelajar SMK PGRI di Kota Bogor, Yudi Saputra (18), meregang nyawa setelah terlibat tawuran dengan puluhan pelajar di Jalan Raya Mayor Oking, Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa (2/1/2018). Berulangnya aksi tawuran yang menyebabkan pelajar tewas dinilai akibat minimnya pengawasan dari dinas pendidikan (disdik) daerah setempat.
Namun, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor M Fahrudin saat dikonfirmasi terkesan enggan mengomentari karena di luar kewenangannya. "Dimana kejadiannya? Wah saya baru tahu. Karena itu pelajar SMK, saya tak bisa menanggapi, karena kewenangan kita terbatas. Saat ini untuk SMA/SMK sudah menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi," ujarnya.
Fahrudin tidak menampik aksi tawuran pelajar hingga menelan korban jiwa juga kerap terjadi di kalangan pelajar SMP di Kota Bogor dengan lokasi kejadian di Kabupaten Bogor. (Baca: Tawuran di Hari Pertama Masuk Sekolah, Pelajar di Bogor Tewas)
"Bukan hanya SMK tapi pelajar SMP Kota Bogor juga memang sering terlibat tawuran di Kabupaten Bogor. Tapi kita selalu koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, bahkan sudah kerja sama antarsatgas pelajar untuk melakukan penyuluhan dan pengawasan saat jam pulang atau waktu luang kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah," tandasnya.
Ke depan agar peristiwa tawuran pelajar tidak terulang, menurut dia perlu ada sinergitas antarDinas Pendidikan Kota/Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat. Kemudian penting juga penerapan pendidikan karakter yang efektif dari masing-masing sekolah.
"Sudah jelas dalam kurikulum di kami ada pendidikan karakter. Buktinya masih banyak sekolah SMK di Kota Bogor yang sama sekali atau nol persen peserta didiknya terlibat tawuran. Ini berarti sistem KBM penerapan kurikulum pendidikan karakternya berjalan," terangnya. (Baca: Duel ala Gladiator Terulang Lagi di Bogor, Satu Pelajar Tewas)
Sementara itu, Humas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rony Kusmaya mengaku wilayahnya memang kerap dijadikan tempat aksi tawuran pelajar sekolah Kota Bogor. "Jadi kita di sini cuma ketiban sial, tempat kita dipakai untuk tawuran oleh pelajar Kota Bogor, sehingga kami di sini yang jadi repot," keluhnya.
Pihaknya juga mempertanyakan keberadaan para satgas pelajar Kota Bogor yang dianggap kurang maksimal dalam melakukan pengawasan. "Yang jadi masalah ini itu pelajar Kota Bogor, bukan siswa Kabupaten Bogor," tandasnya.
Namun, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor M Fahrudin saat dikonfirmasi terkesan enggan mengomentari karena di luar kewenangannya. "Dimana kejadiannya? Wah saya baru tahu. Karena itu pelajar SMK, saya tak bisa menanggapi, karena kewenangan kita terbatas. Saat ini untuk SMA/SMK sudah menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi," ujarnya.
Fahrudin tidak menampik aksi tawuran pelajar hingga menelan korban jiwa juga kerap terjadi di kalangan pelajar SMP di Kota Bogor dengan lokasi kejadian di Kabupaten Bogor. (Baca: Tawuran di Hari Pertama Masuk Sekolah, Pelajar di Bogor Tewas)
"Bukan hanya SMK tapi pelajar SMP Kota Bogor juga memang sering terlibat tawuran di Kabupaten Bogor. Tapi kita selalu koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, bahkan sudah kerja sama antarsatgas pelajar untuk melakukan penyuluhan dan pengawasan saat jam pulang atau waktu luang kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah," tandasnya.
Ke depan agar peristiwa tawuran pelajar tidak terulang, menurut dia perlu ada sinergitas antarDinas Pendidikan Kota/Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat. Kemudian penting juga penerapan pendidikan karakter yang efektif dari masing-masing sekolah.
"Sudah jelas dalam kurikulum di kami ada pendidikan karakter. Buktinya masih banyak sekolah SMK di Kota Bogor yang sama sekali atau nol persen peserta didiknya terlibat tawuran. Ini berarti sistem KBM penerapan kurikulum pendidikan karakternya berjalan," terangnya. (Baca: Duel ala Gladiator Terulang Lagi di Bogor, Satu Pelajar Tewas)
Sementara itu, Humas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rony Kusmaya mengaku wilayahnya memang kerap dijadikan tempat aksi tawuran pelajar sekolah Kota Bogor. "Jadi kita di sini cuma ketiban sial, tempat kita dipakai untuk tawuran oleh pelajar Kota Bogor, sehingga kami di sini yang jadi repot," keluhnya.
Pihaknya juga mempertanyakan keberadaan para satgas pelajar Kota Bogor yang dianggap kurang maksimal dalam melakukan pengawasan. "Yang jadi masalah ini itu pelajar Kota Bogor, bukan siswa Kabupaten Bogor," tandasnya.
(thm)