Konsep TOD Mengedepankan Efisiensi
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini tren hunian berbasis transit oriented development (TOD) sedang marak dikembangkan. Kemudahan akses terhadap infrastruktur dan transportasi publik menjadi daya tariknya.
TOD merupakan kawasan terintegrasi dengan sistem transportasi massal, seperti bus rapit transit (BRT) atau bus trans, mass rapid transit (MRT), light rapid transit (LRT), serta beberapa fasilitas yang menunjang aktivitas para pejalan kaki dan sepeda. Kehadiran TOD juga memberikan berbagai fungsi dalam pengembangan kawasan permukiman. Di dalamnya sudah tersedia beragam fungsi dan tata ruang campuran, seperti pusat bisnis, fasilitas umum, perkantoran, dan fasilitas penunjang yang terhubung dengan sistem transportasi umum.
Dengan adanya konsep ini, akan lebih memudahkan para penghuninya melakukan aktivitas dalam satu kawasan tanpa harus pergi kekawasan lain. Konsep ini akan mengurangi mobilitas dan menekan penggunaan kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan.
Menurut Anton Sitorus, Direktur Research and Consultancy Savills Indonesia, pembangunan yang bersifat TOD akan membuat properti di wilayah itu semakin berkembang. "Jika aksesnya makin banyak, tentu masyarakat akan semakin tertarik bermukim di wilayah tersebut," tambah Anton saat di hubungi KORAN SINDO.
Namun, bila ditanya apakah ke depannya konsep ini bisa sukses untuk dikembangkan? Hal ini bisa tercapai bila memperhatikan terlebih dahulu pengembangan properti campuran atau yang dikenal dengan konsep mixuse meliputi residensial, komersial, dan perkantoran. Selain itu, lebih meningkatkan kembali kesadaran masyarakat untuk berjalan kaki dan bersepeda. Kemudian, adanya sarana interkoneksi dengan beberapa moda transportasi pendukung, seperti MRT, LRT, dan fasilitas umum.
Menurut Anton, kawasan dengan TOD ini pasti lebih memudahkan orang dalam bepergian, termasuk menunjang aktivitas bekerja. Terlebih saat ini ada beberapa jalan tol yang sudah mengalami kemacetan, menjadi salah satu kendala apabila kita menggunakan kendaraan pribadi.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat perkotaan Yayat Supriatna, di mana fasilitas jalan tol sudah tidak bisa menampung penggunaannya, baik dari Bogor, Depok, Tangerang, maupun Bekasi. Saat ini banyak orang harus menghabiskan waktu di jalan. "Besaran pasokan TOD untuk hunian belum bisa dipastikan karena dari beberapa proyek yang ada, belum semuanya terselesaikan. Seperti di Bekasi saja, pengembang PT Adhi Persada Properti masih terus mengembangkan hunian terintegrasi TOD, ini semua baru bisa dilihat 2 tahun ke depan," kata Yayat.
Agar bisa membuat kota yang terintegrasi, Yayat menyarankan harus memperhatikan transportasi publiknya agar bisa memberikan multiplier effect. Bukan hanya untuk masyarakat, juga perkembangan daerah tersebut harus lebih baik. Bila Anda tertarik memiliki tempat tinggal di kawasan TOD yang memiliki jarak tempuh dekat dan cukup efisien, berikut ini beberapa tips yang harus diperhatikan.
Hal utama yang harus diperhatikan saat ingin memilih hunian berkonsep TOD adalah pengembang. Jangan salah memilih pengembang. Sebaiknya, pilih pengembang yang sudah memiliki nama. "Dilihat dahulu siapa developer-nya, sudah jelas atau belum, jangan sampai terbuai dengan janji. Lihat juga lokasinya, sesuai atau tidak, apakah jauh-tidak dengan aktivitas sehari-hari, dan yang terpenting kapan hunian tersebut bisa ditempati," kata Anton.
TOD merupakan kawasan terintegrasi dengan sistem transportasi massal, seperti bus rapit transit (BRT) atau bus trans, mass rapid transit (MRT), light rapid transit (LRT), serta beberapa fasilitas yang menunjang aktivitas para pejalan kaki dan sepeda. Kehadiran TOD juga memberikan berbagai fungsi dalam pengembangan kawasan permukiman. Di dalamnya sudah tersedia beragam fungsi dan tata ruang campuran, seperti pusat bisnis, fasilitas umum, perkantoran, dan fasilitas penunjang yang terhubung dengan sistem transportasi umum.
Dengan adanya konsep ini, akan lebih memudahkan para penghuninya melakukan aktivitas dalam satu kawasan tanpa harus pergi kekawasan lain. Konsep ini akan mengurangi mobilitas dan menekan penggunaan kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan.
Menurut Anton Sitorus, Direktur Research and Consultancy Savills Indonesia, pembangunan yang bersifat TOD akan membuat properti di wilayah itu semakin berkembang. "Jika aksesnya makin banyak, tentu masyarakat akan semakin tertarik bermukim di wilayah tersebut," tambah Anton saat di hubungi KORAN SINDO.
Namun, bila ditanya apakah ke depannya konsep ini bisa sukses untuk dikembangkan? Hal ini bisa tercapai bila memperhatikan terlebih dahulu pengembangan properti campuran atau yang dikenal dengan konsep mixuse meliputi residensial, komersial, dan perkantoran. Selain itu, lebih meningkatkan kembali kesadaran masyarakat untuk berjalan kaki dan bersepeda. Kemudian, adanya sarana interkoneksi dengan beberapa moda transportasi pendukung, seperti MRT, LRT, dan fasilitas umum.
Menurut Anton, kawasan dengan TOD ini pasti lebih memudahkan orang dalam bepergian, termasuk menunjang aktivitas bekerja. Terlebih saat ini ada beberapa jalan tol yang sudah mengalami kemacetan, menjadi salah satu kendala apabila kita menggunakan kendaraan pribadi.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat perkotaan Yayat Supriatna, di mana fasilitas jalan tol sudah tidak bisa menampung penggunaannya, baik dari Bogor, Depok, Tangerang, maupun Bekasi. Saat ini banyak orang harus menghabiskan waktu di jalan. "Besaran pasokan TOD untuk hunian belum bisa dipastikan karena dari beberapa proyek yang ada, belum semuanya terselesaikan. Seperti di Bekasi saja, pengembang PT Adhi Persada Properti masih terus mengembangkan hunian terintegrasi TOD, ini semua baru bisa dilihat 2 tahun ke depan," kata Yayat.
Agar bisa membuat kota yang terintegrasi, Yayat menyarankan harus memperhatikan transportasi publiknya agar bisa memberikan multiplier effect. Bukan hanya untuk masyarakat, juga perkembangan daerah tersebut harus lebih baik. Bila Anda tertarik memiliki tempat tinggal di kawasan TOD yang memiliki jarak tempuh dekat dan cukup efisien, berikut ini beberapa tips yang harus diperhatikan.
Hal utama yang harus diperhatikan saat ingin memilih hunian berkonsep TOD adalah pengembang. Jangan salah memilih pengembang. Sebaiknya, pilih pengembang yang sudah memiliki nama. "Dilihat dahulu siapa developer-nya, sudah jelas atau belum, jangan sampai terbuai dengan janji. Lihat juga lokasinya, sesuai atau tidak, apakah jauh-tidak dengan aktivitas sehari-hari, dan yang terpenting kapan hunian tersebut bisa ditempati," kata Anton.
(amm)