Integrated Tunnel Mampu Kurangi Banjir dan Macet di Jakarta 80%

Kamis, 21 Desember 2017 - 22:47 WIB
Integrated Tunnel Mampu...
Integrated Tunnel Mampu Kurangi Banjir dan Macet di Jakarta 80%
A A A
JAKARTA - Proyek pembangunan terowongan jalan tol dan pengendalian banjir terpadu Jakarta siap dilaksanakan pertengahan 2018 mendatang. Integrated tunnel itu dinilai mampu kurangi banjir dan macet sekitar 80%.

Komisaris Utama PT Antaredja Mulia Jaya, M.L Wibisono mengatakan, penugasan Pemprov DKI kepada PT Antaredja untuk mengkaji pembangunan terowongan jalan tol dan pengendalian banjir telah selesai dilakukan. Bahkan, pihaknya sudah mendapatkan pendanaan dari Ryan Project founding dari Amerika Serikat sesuai yang dibutuhkan yakni sekitar Rp40 triliun.

Nantinya,lanjut Wibisono, pihaknya akan bekerja sama dengan Ryan Project menggunakan skema konsensi seperti jalan tol dengan waktu selama 45 tahun. Untuk itu, dalam laporan kajian yang dilakukannya pada Rabu, 20 Desember 2017 kemarin kepada Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, dia berharap DKI bisa mempercepat perjanjian business to business-nya.

"Kita harap ada percepatan dari Pemprov DKI agar kita dijembatani segera dalam business to business-nya, karena memang dia yang punya kewenangan," kata Wibisono saat dihubungi kemarin.

Wibisono menjelaskan, pembangunan integrated tunnel itu merupakan bagian dari pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota. Di mana, dua trase Balekambang-Manggarai dan Ulujami-Tanah Abang dikerjakan dalam bawah tanah terintegrasi dengan pengendalian banjir.

Untuk Balekambang-Manggarai, akan memotong Kali Ciliwung dan Ulujami-Tanah Abang memotong Kali Pesanggrahan. Sehingga, banjir dan macet yang menjadi permasalahan utama di Jakarta bisa teratasi dengan integrasi tunnel tersebut.

"Banjir dan macet akan berkurang sekitar 80% dengan adanya pembangunan terowongan terpadu ini. Karena urgensi banjir proyek ini dimajukan dari rencana 2023, kemungkinan di pertengahan tahun depan kita akan groundbreaking. Pembangunan sekitar tiga tahun. ," ungkapnya.

Selain berfungsi untuk pengendali banjir dan jalan tol, lanjut Wibisono, terowongan terpadu ini juga berfungsi sebagai bahan baku air minum dan power plan yaitu menyiapkan tenaga listrik sebesar 600 megawatt.

Proyek ini, merupakan proyek pemerintah pusat lantaran ada unsur tolnya. Namun, untuk wilayah dan kewenangan Pemprov sebagai pemrakasa enam ruas tol ketimbang membuat proyek baru, lebih baik digunakan untuk mengendalikan banjir.

"Jadi ada urgensi semua layang, kalau secara estetika layang itu bukan bagus lagi. Di negara maju pembangunan elevated banyak dihancurkan dan mereka memilih pembangunan di bawah tanah. Wakil Gubernur sudah sepakat dan masuk dalam RPJMD 2013-2017," ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati mengaku tidak tahu adanya kesepakatan DKI dengan PT Antaredja perihal pembangunan terowongan terpadu.

"Saya tidak ikut pertemuan Wagub dengan PT Antaredja," ungkapnya.
Wakil Gubernur Sandiaga menegaskan, bahwa pihaknya sudah memerintahkan Deputi Gubernur bidang Transportasi untuk mempelajari kajian yang diberikan PT Antaredja sebelum mengambil keputusan.

Menurutnya, ada yang menarik dari integrated tunnel selain fungsi atasi kemacetan dan banjir, yakni penyediaan air bersih serta pembangkit tenaga listrik. "Kami mengapresiasi kajian yang dilakukan PT Antaredja terkait integrated tunnel dengan waktu tiga tahun membuat kajian. Ini proyek Pak Jokowi yang cukup baik," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0937 seconds (0.1#10.140)