Bernilai Tinggi, 1.537 Hektar Lahan di Bogor Ditanami Kangkung
A
A
A
Pantas saja Bogor dijadikan sebagai satu dari tiga daerah sentra pertanian sayur kangkung di Indonesia. Terlebih, kangkung saat ini sudah menjadi menu utama di setiap restoran, sehingga kondisi tersebut membuat tingginya permintaan.
Sehingga tak sedikit petani ragam sayuran di wilayah Bogor lebih fokus pada satu komoditas sayuran saja yakni kangkung. Praktis luas lahan pertanian kangkung mengalami peningkatan di Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nurianty mengatakan, saat ini luas lahan pertanian kangkung sudah mencapai 1.537 hektar.
"Saat ini potensi komoditas kangkung di Kabupaten Bogor cukup luar biasa. Khususnya di wilayah kecamatan Leuwiliang, Ciaruteun dan Parung yakni luas tanam 1.537 hektare, dengan luas panen 1.561 hekatre. Bahkan, kualitas dan kuantitas kangkung yang diproduksi petani Kabupaten Bogor tidak diragukan," kata Siti disela-sela acara apresiasi petani kangkung di Bogor, Rabu 13 Desember 2017.
Menurutnya, saat ini kangkung menjadi tanaman sayur yang sangat potensial dibandingkan bayam, dan sayuran lainnya. "Akan tetapi dibutuhkan pula bagiamana agar para petani kangkung ini dapat meningkatkan produksinya dengan cara diberikan pelatihan atau pendampingan agar kualitas hasil pertaniannya layak diperhitungkan dibanding daerah lain," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, sebanyak 150 petani kangkung dari tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar peningkatan kapasitas dan kualitas melalui program Kampung Kangkung Saori.
Ratusan petani tersebut berasal dari wilayah yang menjadi sentral produksi kangkung di Kabupaten Bogor yakni Leuwiliang, Ciaruteun, dan Parung-Sawangan.
Asep S, salah satu petani kangkung dari Leuwiliang menyebutkan untuk pertama kalinya dirinya mengikuti kegiatan seminar. Pengalaman tersebut sangat bermanfaat untuk memotivasi dirinya meningkatkan produktivitas. "Yang penting gimana caranya petani kangkung lebih sejahtera," katanya.
Kampung Kangkung Saori merupakan program Ajinomoto Shared Valeu (ASV) sebagai bentuk apresiasi terhadap petani kangkung yang menjadi mitra dari indutsri bumbu masak PT Ajinomoto Indonesia.
General Manager CFSD Ajinomoto Indonesia Koji Tamakoshi mengatakan Saori dan kangkung memiliki hubungan erat. Karena selama ini Saori konsisten mensosialisasikan tumis kangkung sejak 2005. "Peningkatan penjualan Saori berdampak positif dengan penjualan kangkung," katanya.
Koji menambahkan pihaknya tidak hanya fokus pada penjualan saja, tetapi bagaimana memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia menyangkut aspek sosial dan kesehatan.
Kepala Departemen CFSD Ajinomoto Yani Herlyani menambahkan kangkung merupakan sayuran poluler di masyarakat Indonesia setelah bayam dan sawi hijau. Kangkung juga memiliki kandungan mineral dan zat besi yang baik bagi masyarakat.
"Dengan makan kangkung masalah sosial kekurangan zat besi di kalangan generasi muda dapat diatasi, salah satunya dengan makan kangkung," katanya.
Mendorong masyarakat makan kangkung juga sejalan dengan program pemerintah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di mana salah satu poinnya adalah makan sayur dan buah secara rutin.
"Program Kampung Kangkung Saori ini mendorong petanian mandiri yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan kangkung sebagai salah satu sumber makanan sehat nasional," katanya.
Sementara itu, Sales manager PT Ajinomoto Indonesia Asep Arif mengatakan bahwa acara ini sebagai bentuk apresiasi kepada petani kangkung, juga salah satu perwujudan program ASV Begitu dekatnya kangkung dengan Saori, PT Ajinomoto Indonesia menghantarkan sebuah kontribusi sosial dengan konsep ASV.
"Kita mengadakan kegiatan apresiasi kepada mereka dengan tema “kampung kangkung Saori” Kegiatan ini selaras dengan program ASV, dan juga mengenalkan kepada masyarakat masakan lezat dengan bumbu Saori,” ujarnya.
Ia berharap, petani kangkung yang hadir di kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan jumlah produksi kangkung sehingga kangkung sebagai isi sayuran bergizi bisa dihasilkan lebih baik dan optimal. "Kami akan mengevaluasi efek positif kegiatan ini terhadap petani kangkung dan Saori untuk mempertimbangkan pelaksanaan kegiatan Kampung kangkung Saori selanjutnya," katanya.
Sehingga tak sedikit petani ragam sayuran di wilayah Bogor lebih fokus pada satu komoditas sayuran saja yakni kangkung. Praktis luas lahan pertanian kangkung mengalami peningkatan di Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nurianty mengatakan, saat ini luas lahan pertanian kangkung sudah mencapai 1.537 hektar.
"Saat ini potensi komoditas kangkung di Kabupaten Bogor cukup luar biasa. Khususnya di wilayah kecamatan Leuwiliang, Ciaruteun dan Parung yakni luas tanam 1.537 hektare, dengan luas panen 1.561 hekatre. Bahkan, kualitas dan kuantitas kangkung yang diproduksi petani Kabupaten Bogor tidak diragukan," kata Siti disela-sela acara apresiasi petani kangkung di Bogor, Rabu 13 Desember 2017.
Menurutnya, saat ini kangkung menjadi tanaman sayur yang sangat potensial dibandingkan bayam, dan sayuran lainnya. "Akan tetapi dibutuhkan pula bagiamana agar para petani kangkung ini dapat meningkatkan produksinya dengan cara diberikan pelatihan atau pendampingan agar kualitas hasil pertaniannya layak diperhitungkan dibanding daerah lain," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, sebanyak 150 petani kangkung dari tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar peningkatan kapasitas dan kualitas melalui program Kampung Kangkung Saori.
Ratusan petani tersebut berasal dari wilayah yang menjadi sentral produksi kangkung di Kabupaten Bogor yakni Leuwiliang, Ciaruteun, dan Parung-Sawangan.
Asep S, salah satu petani kangkung dari Leuwiliang menyebutkan untuk pertama kalinya dirinya mengikuti kegiatan seminar. Pengalaman tersebut sangat bermanfaat untuk memotivasi dirinya meningkatkan produktivitas. "Yang penting gimana caranya petani kangkung lebih sejahtera," katanya.
Kampung Kangkung Saori merupakan program Ajinomoto Shared Valeu (ASV) sebagai bentuk apresiasi terhadap petani kangkung yang menjadi mitra dari indutsri bumbu masak PT Ajinomoto Indonesia.
General Manager CFSD Ajinomoto Indonesia Koji Tamakoshi mengatakan Saori dan kangkung memiliki hubungan erat. Karena selama ini Saori konsisten mensosialisasikan tumis kangkung sejak 2005. "Peningkatan penjualan Saori berdampak positif dengan penjualan kangkung," katanya.
Koji menambahkan pihaknya tidak hanya fokus pada penjualan saja, tetapi bagaimana memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia menyangkut aspek sosial dan kesehatan.
Kepala Departemen CFSD Ajinomoto Yani Herlyani menambahkan kangkung merupakan sayuran poluler di masyarakat Indonesia setelah bayam dan sawi hijau. Kangkung juga memiliki kandungan mineral dan zat besi yang baik bagi masyarakat.
"Dengan makan kangkung masalah sosial kekurangan zat besi di kalangan generasi muda dapat diatasi, salah satunya dengan makan kangkung," katanya.
Mendorong masyarakat makan kangkung juga sejalan dengan program pemerintah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di mana salah satu poinnya adalah makan sayur dan buah secara rutin.
"Program Kampung Kangkung Saori ini mendorong petanian mandiri yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan kangkung sebagai salah satu sumber makanan sehat nasional," katanya.
Sementara itu, Sales manager PT Ajinomoto Indonesia Asep Arif mengatakan bahwa acara ini sebagai bentuk apresiasi kepada petani kangkung, juga salah satu perwujudan program ASV Begitu dekatnya kangkung dengan Saori, PT Ajinomoto Indonesia menghantarkan sebuah kontribusi sosial dengan konsep ASV.
"Kita mengadakan kegiatan apresiasi kepada mereka dengan tema “kampung kangkung Saori” Kegiatan ini selaras dengan program ASV, dan juga mengenalkan kepada masyarakat masakan lezat dengan bumbu Saori,” ujarnya.
Ia berharap, petani kangkung yang hadir di kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan jumlah produksi kangkung sehingga kangkung sebagai isi sayuran bergizi bisa dihasilkan lebih baik dan optimal. "Kami akan mengevaluasi efek positif kegiatan ini terhadap petani kangkung dan Saori untuk mempertimbangkan pelaksanaan kegiatan Kampung kangkung Saori selanjutnya," katanya.
(mhd)