Ganggu Pengendara dan Pejalan Kaki, PKL Asemka Ditertibkan
A
A
A
JAKARTA - Belasan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Asemka, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, ditertibkan. Penertiban ini dilakukan dalam rangka memperlancar arus lalu lintas.
Selain menindak dan mengangkut belasan pedagang yang berjualan di bibir jalan. Petugas juga menyita KTP pedagang. Nantinya, KTP ini menjadi jaminan pada sidang yang digelar tiap bulannya.
Camat Taman Sari, Firman Ibrahim mengatakan, penertiban ini merupakan tindak lanjut dari keluhan masyarakat. Petugas dipimpin langsung dirinya melakukan penertiban, belasan pedagang lari ketakutan.
"Mereka ditindak. Barangnya diangkut ke truk, identitasnya kami tahan," ucap Firman dikonfirmasi, Rabu 13 Desember 2017.
Firman mengatakan, keberadaan PKL Asemka mengganggu pengendara dan pejalan kaki. Sebab, beberapa pedagang diketahui berjualan di trotoar dan bahu jalan menyebabkan jalanan menyempit dan semerawut.
Kondisi ini diperburuk dengan adanya pembangunan filterisasi kali besar timur di tempat itu. Seng pembatas dan gundukan tanah membuat jalan kian menyempit. Alhasil kondisi semerawut. "Karena itu sekarang kami tindak," tuturnya.
Pantauan KORAN SINDO, menjelang sore hari kondisi Asemka di sisi Taman Sari telah tertib. Pedagang yang berjualan di kanan kiri jalan tidak terlihat. Jalanan menjadi luas, kesemerawutan tak terlihat.
Kondisi membuat pejalan kaki tampak nyaman, kendaraan terlintas cukup lancar dari dan menuju kawasan Kota Tua.
Kondisi berbeda justru terlihat di bawah flyover yang berada di kawasan Tambora. Kesemerawutan tampak terlihat. Lalu lintas jalan tersendat akibat adanya parkir roda dua yang memakan setengah badan jalan.
Trotoar sumpek lantaran PKL memenuhi badan jalan. Membuat lalu lintas tersendat. Selain itu, keberadaan bongkar muat kendaraan menambah kondisi kian semrawut. Melintas sejauh 200 meter menggunakan sepeda motor membutuhkan waktu nyaris satu jam.
"Seharusnya kalau mau ditertibkan yang ini, bukan yang di samping Bank Mandiri," keluh Jajang (47), pengguna roda dua di Asemka.
Camat Tambora, Djaharuddin berkilah penertiban di kawasan itu telah dilakukan secar rutin. Namun sekali ditertibkan, esoknya pedagang kembali berjualan di tempat itu.
Melihat kondisi Asemka yang masuk wilayahnya. Djaharuddin berkeyakinan kesemerawutan yang terjadi karena kios-kios di bawah tol. "Jadi ada parkir liar dan pedagang pedagang kecil," ujarnya.
Dia pun berjanji bakal melakukan penertiban di kawasan itu kembali. Namun sebelum melakukan, dirinya akan menegur dan mengingatkan PKL dan juru parkir untuk menata kawasan itu.
Selain menindak dan mengangkut belasan pedagang yang berjualan di bibir jalan. Petugas juga menyita KTP pedagang. Nantinya, KTP ini menjadi jaminan pada sidang yang digelar tiap bulannya.
Camat Taman Sari, Firman Ibrahim mengatakan, penertiban ini merupakan tindak lanjut dari keluhan masyarakat. Petugas dipimpin langsung dirinya melakukan penertiban, belasan pedagang lari ketakutan.
"Mereka ditindak. Barangnya diangkut ke truk, identitasnya kami tahan," ucap Firman dikonfirmasi, Rabu 13 Desember 2017.
Firman mengatakan, keberadaan PKL Asemka mengganggu pengendara dan pejalan kaki. Sebab, beberapa pedagang diketahui berjualan di trotoar dan bahu jalan menyebabkan jalanan menyempit dan semerawut.
Kondisi ini diperburuk dengan adanya pembangunan filterisasi kali besar timur di tempat itu. Seng pembatas dan gundukan tanah membuat jalan kian menyempit. Alhasil kondisi semerawut. "Karena itu sekarang kami tindak," tuturnya.
Pantauan KORAN SINDO, menjelang sore hari kondisi Asemka di sisi Taman Sari telah tertib. Pedagang yang berjualan di kanan kiri jalan tidak terlihat. Jalanan menjadi luas, kesemerawutan tak terlihat.
Kondisi membuat pejalan kaki tampak nyaman, kendaraan terlintas cukup lancar dari dan menuju kawasan Kota Tua.
Kondisi berbeda justru terlihat di bawah flyover yang berada di kawasan Tambora. Kesemerawutan tampak terlihat. Lalu lintas jalan tersendat akibat adanya parkir roda dua yang memakan setengah badan jalan.
Trotoar sumpek lantaran PKL memenuhi badan jalan. Membuat lalu lintas tersendat. Selain itu, keberadaan bongkar muat kendaraan menambah kondisi kian semrawut. Melintas sejauh 200 meter menggunakan sepeda motor membutuhkan waktu nyaris satu jam.
"Seharusnya kalau mau ditertibkan yang ini, bukan yang di samping Bank Mandiri," keluh Jajang (47), pengguna roda dua di Asemka.
Camat Tambora, Djaharuddin berkilah penertiban di kawasan itu telah dilakukan secar rutin. Namun sekali ditertibkan, esoknya pedagang kembali berjualan di tempat itu.
Melihat kondisi Asemka yang masuk wilayahnya. Djaharuddin berkeyakinan kesemerawutan yang terjadi karena kios-kios di bawah tol. "Jadi ada parkir liar dan pedagang pedagang kecil," ujarnya.
Dia pun berjanji bakal melakukan penertiban di kawasan itu kembali. Namun sebelum melakukan, dirinya akan menegur dan mengingatkan PKL dan juru parkir untuk menata kawasan itu.
(mhd)