Buku IPS Berisi Yerusalem Ibu Kota Israel, Penerbit Minta Maaf dan Siap Revisi
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Jagad dunia maya beberapa hari terakhir dihebohkan dengan gambar buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sekolah dasar (SD) yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Atas kejadian ini, pihak penerbit menyampaikan permintaan maaf.
Penerbit buku Yudhistira mengakui kekeliruannya dalam mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada isi buku IPS SD kelas 6 tersebut. Penerbit yang berkantor pusat di daerah Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu selanjutnya segera merevisi isi buku pada cetakan berikutnya.
"Sehubungan dengan informasi yang berkembang belakangan ini tentang isi buku IPS kelas VI terbitan Yudhistira yang memuat bahwa ibu kota Israel adalah Yerusalem, perlu kami sampaikan bahwa kami mengambil data tersebut dari sumber internet World Population Data Sheet 2010," ujar Kepala Penerbitan Yudhistira, Dedi Hidayat, dalam surat klarifikasinya bernomor 12/Pnb-YGI/XII/2017, per tanggal 12 Desember 2017, yang ditujukan kepada para kepala sekolah dan guru.
Dedi menyebutkan, pihaknya baru mengetahui jika ternyata data tersebut masih menjadi perdebatan, dan Yerusalem sebagai ibu kota Israel belum diakui secara internasional. (Baca: Buku IPS SD Berisi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel Heboh di Tangsel)
"Perlu kami sampaikan juga beberapa sumber di internet juga mencantumkan hal yang sama. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku pada cetakan berikutnya," tandasnya.
Diketahui, pada halaman 15 buku IPS kelas 6 SD itu tercantum keterangan bahwa Israel beribu kota Yerusalem. Belum diketahui sejak kapan buku itu beredar luas di sekolah-sekolah. Para netizen di media sosial pun ramai memperbincangkannya.
Di sisi lain, menanggapi kekeliruan isi buku IPS itu, pihak Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menjadwalkan pemanggilan terhadap penerbit dan Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud).
Penerbit buku Yudhistira mengakui kekeliruannya dalam mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada isi buku IPS SD kelas 6 tersebut. Penerbit yang berkantor pusat di daerah Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu selanjutnya segera merevisi isi buku pada cetakan berikutnya.
"Sehubungan dengan informasi yang berkembang belakangan ini tentang isi buku IPS kelas VI terbitan Yudhistira yang memuat bahwa ibu kota Israel adalah Yerusalem, perlu kami sampaikan bahwa kami mengambil data tersebut dari sumber internet World Population Data Sheet 2010," ujar Kepala Penerbitan Yudhistira, Dedi Hidayat, dalam surat klarifikasinya bernomor 12/Pnb-YGI/XII/2017, per tanggal 12 Desember 2017, yang ditujukan kepada para kepala sekolah dan guru.
Dedi menyebutkan, pihaknya baru mengetahui jika ternyata data tersebut masih menjadi perdebatan, dan Yerusalem sebagai ibu kota Israel belum diakui secara internasional. (Baca: Buku IPS SD Berisi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel Heboh di Tangsel)
"Perlu kami sampaikan juga beberapa sumber di internet juga mencantumkan hal yang sama. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku pada cetakan berikutnya," tandasnya.
Diketahui, pada halaman 15 buku IPS kelas 6 SD itu tercantum keterangan bahwa Israel beribu kota Yerusalem. Belum diketahui sejak kapan buku itu beredar luas di sekolah-sekolah. Para netizen di media sosial pun ramai memperbincangkannya.
Di sisi lain, menanggapi kekeliruan isi buku IPS itu, pihak Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menjadwalkan pemanggilan terhadap penerbit dan Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud).
(thm)