Penyalahgunaan Senjata Api di Ibu Kota Sangat Meresahkan
A
A
A
JAKARTA - Kasus penganiayaan karyawan KORAN SINDO oleh pria berbadan tegap dan bersenjatakan pistol mendapat perhatian dari kriminolog. Pasalnya, aksi premanisme dengan menggunakan senjata api ini sudah sangat meresahkan masyarakat.
Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso menilai penyalahgunaan senjata api di Indonesia bukanlah hal yang baru. Sebab membawa senjata memberikan kepercayaan diri. (Baca: Karyawan KORAN SINDO Jadi Korban Aksi Premanisme Bersenjata Api )
Jika digunakan oleh orang yang tidak tepat, penggunaan senjata malah membuat tindak kriminal. “Jangankan memukul, menodongkan senjata aja sudah salah. Apalagi dilakukan aparat ini cukup fatal,” kata Kisnu ketika dihubungi, Selasa (12/12/2017).
Karena itu, Kisnu mendesak agar kasus penganiayaan karyawan KORAN SINDO Tendri Andromeda diusut tuntas agar memberikan rasa percaya terhadap masyarakat. Keamanan menjadi terancam bila kasus mengambang dan tak terselesaikan.
Karena itu, mencegah hal ini kembali terjadi, Kisnu menyarankan pengetatan kawasan itu harus dilakukan tak hanya oleh Polisi melainkan TNI. Apalagi membawa senjata api diperlukan serangkaian tes psikologi. “Kalau sampai begitu. Berarti harus ada evaluasi,” katanya.
Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso menilai penyalahgunaan senjata api di Indonesia bukanlah hal yang baru. Sebab membawa senjata memberikan kepercayaan diri. (Baca: Karyawan KORAN SINDO Jadi Korban Aksi Premanisme Bersenjata Api )
Jika digunakan oleh orang yang tidak tepat, penggunaan senjata malah membuat tindak kriminal. “Jangankan memukul, menodongkan senjata aja sudah salah. Apalagi dilakukan aparat ini cukup fatal,” kata Kisnu ketika dihubungi, Selasa (12/12/2017).
Karena itu, Kisnu mendesak agar kasus penganiayaan karyawan KORAN SINDO Tendri Andromeda diusut tuntas agar memberikan rasa percaya terhadap masyarakat. Keamanan menjadi terancam bila kasus mengambang dan tak terselesaikan.
Karena itu, mencegah hal ini kembali terjadi, Kisnu menyarankan pengetatan kawasan itu harus dilakukan tak hanya oleh Polisi melainkan TNI. Apalagi membawa senjata api diperlukan serangkaian tes psikologi. “Kalau sampai begitu. Berarti harus ada evaluasi,” katanya.
(ysw)