Penyelesaian Tol BORR Dipercepat

Senin, 06 November 2017 - 07:51 WIB
Penyelesaian Tol BORR Dipercepat
Penyelesaian Tol BORR Dipercepat
A A A
BOGOR - Proyek pembangunan tol Bogor Ring Road (BORR) seksi IIB mencakup Kedungbadak-Simpang Yasmin sepanjang 2,6 kilometer dipercepat 100 hari. Meski begitu PT Wijaya Karya (WIKA) selaku pelaksana proyek diminta tetap mengutamakan keselamatan bagi pekerja dan pengguna jalan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmodjo selaku pengelola tol BORR yang merespons imbauan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan kontraktor pelaksana memperketat penyusunan langkah-langkah pengendalian dan peningkatkan pengawasan pelaksanaan metode kerja maupun prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

”Walaupun ada percepatan 100 hari tapi tidak boleh terburu-buru dan tak tergesa-gesa. Sehingga dalam setiap pelaksanaan pekerjaan kita benar-benar menjalan seluruh Standard Operation Procedure (SOP) terkait dengan safety atau K3," kata Hendro usai meresmikan U Turn dan penambahan pintul tol BORR di Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor, akhir pekan lalu.

Di sisa waktu penyelesaian target pembangunan yang saat ini sudah mencapai di atas 60%, pihaknya tetap optimistis dengan seluruh sumber daya manusia (SDM), perlengkapan maupun metode kerja, dapat merampungkan jalan bebas hambatan tersebut pada Maret 2018. ”Ya kita tetap optimistis, dengan kondisi saat ini bisa menyelesaikan sesuai permintaan pemerintah pusat yang seharusnya selesai Juni, kemudian dimajukan menjadi Maret, bisa tercapai,” ungkapnya.

Dia memaparkan, paska ambruknya girder di proyek tol Pasuruan-Probolinggo dan tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) pihaknya rutin melakukan evaluasi pemeriksaan kualitas SDM, peralatan, maupun metode kerjanya. "Sehingga quality control (QC) dan quality insurance yang harus diberikan kontraktor itu benar-benar berjalan dan dua bulan sekali kita cek untuk pelaksanaan di lapangan,” katanya.

Pihaknya berani menindak tegas kontraktor maupun konsultan yang kedapatan abai atau ceroboh terhadap SOP maupun metode kerja dalam pekerjaan.

”Kita akan berikan sanksi, mulai dari teguran, kemudian penggantian alat atau SDM hingga pencabutan surat perintah kerja (SPK). Karena pekerjaan pembangunan tol elevated atau layang sangat riskan, bukan hanya bagi pekerja tapi pengguna jalan juga,” tegasnya.

Selain evaluasi pekerjaan setiap dua bulan sekali, pihaknya juga selalu menyampaikan dalam rapat yang digelar seminggu sekali kepada para kontraktor dan stake holder lainnya. ”Disitu kita tekankan lagi, agar selalu melakukan cek dan ricek sehingga tak terjadi kecerobohan,” katanya.

Manajer Pelaksana Pembangunan Tol BORR Seksi IIB dari PT WIKA Ali Afandi mengatakan progres pembangunan saat ini sudah mencapai 62% di antaranya terdiri dari pemasangan box girder atau beton jembatan layang. ”Pemasangan box girder ini, dibagi dua zona. Zona pertama sudah melewati simpang Yasmin, dan itu termasuk area yang tersulit karena posisinya berada di persimpangan jalan. Ke depannya mudah-mudahan bisa lebih cepat,” katanya.

Dia menambahkan, guna mengejar target percepatan pembangunan pemasangan box girder yang biasanya 10 hari, dalam waktu dekat pekerjaannya bisa menjadi 7 hari untuk setiang bentangnya. ”Jadi mudah-mudahan ke depan, bisa lebih cepat dan lancar tanpa ada permasalahan yang berarti,” katanya. (Haryudi)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3614 seconds (0.1#10.140)