Terobosan Anies-Sandi Ditunggu Atasi Macet dan Banjir
A
A
A
JAKARTA - Tinggal hitungan hari, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan menduduki jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Beragam harapan dari masyarakat kini menanti keduanya untuk segera diwujudkan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana berharap Anies-Sandi melakukan terobosan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan banjir yang belum juga teratasi meski sudah berganti-ganti kepemimpinan. "Kami doakan agar dalam satu periode, dua masalah utama di Jakarta itu dapat teratasi. Anies-sandi harus punya terobosan," ujar Triwisaksana saat dihubungi, Rabu (11/10/2017).
Pria yang kerap disapa Sani itu memaparkan, selama lima tahun kepemimpinan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) yang diteruskan oleh Basuki Tjahaja Purnama dan diakhiri oleh Djarot Saiful Hidayat, penanganan masalah kemacetan dan banjir tidak konsisten. Misalnya, penghapusan kawasan 3 in 1 yang diganti dengan sistem ganjil-genap. Ia menilai sistem ganjil genap tidak diawasi dengan baik, termasuk sterilisasi jalur bus Transjakarta.
Kemudian, selama lima tahun ini penerpana sistem jalan berbayar elektronik tidak terwujud. Infrastruktur transportasi hanya selesai satu koridor dan pemilihan pembangunan jalan Simpang Susun Semanggi di luar rencana pembangunan. "Harusnya bangun LRT (Light Rail Transit) dari pada Simpang Susun Semanggi. Janjinya kan ERP dan koridor bus Transjakarta sampai 15 koridor selesai dibangun pada 2017," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, untuk merubah Jakarta butuh waktu 10-15 tahun dan tidak cukup satu periode. Untuk itu, program yang sudah berjalan baik dan belum rampung harus dilanjutkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang akan dilantik pada Senin (16/10) mendatang.
Adapun program tersebut, kata Djarot, yakni transportasi, normalisasi sungai, pengolahan sampah, penataan trotoar, pengaturan ducting dan penataan hunian. "Banyak pekerjaan yang belum tuntas. Saya yakin warga akan memberikan kontrol. Saya yakin apa yang sudah baik kita letakkan pasti akan dilanjutkan," kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu menginginkan agar moda transportasi milik Pemprov dan pemerintah pusat yang ada saling terintegrasi, berikut dengan sistem pembayarannya. Dia juga menginginkan agar pembangunan infrastruktur berjalan berbarengan tidak menunggu selesai baru dilanjutkan.
Untuk normalisasi kali, waduk, setu, embung, membuka banyak ruang publik, ruang bermain dan sebagainya itu, Djarot meminta agar dilanjutkan dan dikerjakan dengan fokus. Sebab, apabila tidak dilaksakan sepenuh hati dan tidak tuntas, kegiatan tersebut malah menjadi masalah.
"Banyak pekerjaan. Tapi kita harus fokus. Yang dikerjakan Pak Jokowi, Pak Ahok dan saya, kita fokus untuk membenahi persoalan-persoalan yang penting dan menjadi problem utama Jakarta," pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana berharap Anies-Sandi melakukan terobosan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan banjir yang belum juga teratasi meski sudah berganti-ganti kepemimpinan. "Kami doakan agar dalam satu periode, dua masalah utama di Jakarta itu dapat teratasi. Anies-sandi harus punya terobosan," ujar Triwisaksana saat dihubungi, Rabu (11/10/2017).
Pria yang kerap disapa Sani itu memaparkan, selama lima tahun kepemimpinan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) yang diteruskan oleh Basuki Tjahaja Purnama dan diakhiri oleh Djarot Saiful Hidayat, penanganan masalah kemacetan dan banjir tidak konsisten. Misalnya, penghapusan kawasan 3 in 1 yang diganti dengan sistem ganjil-genap. Ia menilai sistem ganjil genap tidak diawasi dengan baik, termasuk sterilisasi jalur bus Transjakarta.
Kemudian, selama lima tahun ini penerpana sistem jalan berbayar elektronik tidak terwujud. Infrastruktur transportasi hanya selesai satu koridor dan pemilihan pembangunan jalan Simpang Susun Semanggi di luar rencana pembangunan. "Harusnya bangun LRT (Light Rail Transit) dari pada Simpang Susun Semanggi. Janjinya kan ERP dan koridor bus Transjakarta sampai 15 koridor selesai dibangun pada 2017," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, untuk merubah Jakarta butuh waktu 10-15 tahun dan tidak cukup satu periode. Untuk itu, program yang sudah berjalan baik dan belum rampung harus dilanjutkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang akan dilantik pada Senin (16/10) mendatang.
Adapun program tersebut, kata Djarot, yakni transportasi, normalisasi sungai, pengolahan sampah, penataan trotoar, pengaturan ducting dan penataan hunian. "Banyak pekerjaan yang belum tuntas. Saya yakin warga akan memberikan kontrol. Saya yakin apa yang sudah baik kita letakkan pasti akan dilanjutkan," kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu menginginkan agar moda transportasi milik Pemprov dan pemerintah pusat yang ada saling terintegrasi, berikut dengan sistem pembayarannya. Dia juga menginginkan agar pembangunan infrastruktur berjalan berbarengan tidak menunggu selesai baru dilanjutkan.
Untuk normalisasi kali, waduk, setu, embung, membuka banyak ruang publik, ruang bermain dan sebagainya itu, Djarot meminta agar dilanjutkan dan dikerjakan dengan fokus. Sebab, apabila tidak dilaksakan sepenuh hati dan tidak tuntas, kegiatan tersebut malah menjadi masalah.
"Banyak pekerjaan. Tapi kita harus fokus. Yang dikerjakan Pak Jokowi, Pak Ahok dan saya, kita fokus untuk membenahi persoalan-persoalan yang penting dan menjadi problem utama Jakarta," pungkasnya.
(thm)