November, 11 Kilometer Tol Becakayu Beroperasi Gratis
A
A
A
BEKASI - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) bakal dioperasikan pada awal November 2017 mendatang. Hingga Oktober ini. Pemerintah pusat masih menguji kelayakan tol yang sempat mangkrak puluhan tahun.
Uji kelayakan itu dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan PT Waskita Karya selaku pihak ketiga yang membangun Tol Becakayu sedang menguji kelayakan seksi 1B Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan seksi 1 C Pangkalan Jati-Jakasampurna sepanjang 11 kilometer.
”Kami optimistis seksi 1B dan 1C bisa dioperasikan pada akhir Oktober, meski seksi 1B di Cipinang Melayu belum rampung,” ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna, Rabu (11/10/2017). Menurutnya, pengerjaan pembangunan Tol Becakayu terus dikebut selama 24 jam.
Rencananya, pemerintah pusat akan menggratiskan pengoperasian seksi 1B dan 1C ini selama sepekan saat uji coba itu. Setelah itu, pengendara akan dikenakan tarif yang sampai saat ini masih diformulasikan oleh pemerintah.”Tarifnya akan mengikuti eskalasi tarif terbaru,” ujarnya.
Namun, Herry memprediksi, tarif jalan tol layang Becakayu ini akan lebih mahal dibanding ruas Tol Jakarta-Cikampek, Tol Dalam Kota dan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).”Kemungkinan tarifnya di atas Rp 10.000 per unit kendaraan yang melintas di Tol Becakayu,” ungkapnya.
Sementara untuk seksi 1A Casablanca-Cipinang Melayu, lanjut dia, ditargetkan akan rampung pada Maret 2018. Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada 2018 mendatang.
Herry yakin, keberadaan tol ini akan memecah kemacetan yang biasa terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek. Kendaraan pribadi dari Bekasi menuju Jakarta, akan beralih ke ruas tol ini untuk menghindari adanya truk yang biasa melintas di ruas Jakarta-Cikampek.
Bahkan, nantinya pengendaara mobil pribadi bisa menggunakan ruas Tol Becakayu karena bakal terkoneksi dengan Tol Dalam Kota, Tol Wiyoto-Wiyono, Tol JORR serta tol Jakarta-Cikampek.”Nantinya semuanya terkoneksi, dan bisa mengurai kemacetan yang ada,” jelasnya.
Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto mengatakan pemegang konsesi tol, yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) sedang melakukan uji kelaiakan tol dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Ditargetkan uji kelayakan itu akan rampung pada akhir Oktober, sehingga pengoperasian tol ini bisa dilaksanakan pada awal November 2017.”Masih dilakukan pemeriksaan, komponen yang diperiksa misalnya kelengkapan rambu, lampu, gerbang tol, kekuatan konstruksi dan sebagainya,” katanya.
Dono mengatakan, secara kasat mata ruas tol tersebut sudah siap dilalui oleh kendaraan. Bahkan beberapa rambu dan lampu penerangan jalan di seksi 1C di sisi utara dan selatan sudah dipasang. Namun untuk gerbang tol (GT) masih dilakukan pembangunan oleh pihak kontraktor.
Sementara itu, rencana beroperasi Tol Becakayu pada November 2017 mendatang dinilai akan berdampak kepada kemacetan dibawah tol. Dinas Perhubungan setempat, memprediksi kepadatan kendaraan akan terjadi selama satu pekan selama pengoperasian tol pada 1 November 2017.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana memprediksi kemungkinan satu pekan bakal terjadi kepadatan parah. Karena selama ini lintasan itu terus disesaki kendaraan dari arah Bekasi maupun dari arah DKI Jakarta.”Kemacetan bisa panjang,” katanya.
Yayan menjelaskan, rasio kendaraan di Kalimalang dari kedua arah sangat tinggi. Apalagi kalau sudah memasuki jam kerja, lintasan itu sesak dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Bukan itu saja, sampai sekarang pihaknya belum mendapat tembusan pemindahan trase pada pembangunan fase kedua.
Meski begitu, pihaknya akan mengantisipasi kepadatan itu. Salah satunya, mengalihkan kendaraan ke ruas jalan sisi Kalimalang. Sebab, jalur tersebut sudah dibangun aspal.”Ditambah ruas jalannya juga lebar. Kurang lebih 14 meter dan bisa dilintasi dua mobil sekaligus,” ujarnya.
Uji kelayakan itu dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan PT Waskita Karya selaku pihak ketiga yang membangun Tol Becakayu sedang menguji kelayakan seksi 1B Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan seksi 1 C Pangkalan Jati-Jakasampurna sepanjang 11 kilometer.
”Kami optimistis seksi 1B dan 1C bisa dioperasikan pada akhir Oktober, meski seksi 1B di Cipinang Melayu belum rampung,” ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna, Rabu (11/10/2017). Menurutnya, pengerjaan pembangunan Tol Becakayu terus dikebut selama 24 jam.
Rencananya, pemerintah pusat akan menggratiskan pengoperasian seksi 1B dan 1C ini selama sepekan saat uji coba itu. Setelah itu, pengendara akan dikenakan tarif yang sampai saat ini masih diformulasikan oleh pemerintah.”Tarifnya akan mengikuti eskalasi tarif terbaru,” ujarnya.
Namun, Herry memprediksi, tarif jalan tol layang Becakayu ini akan lebih mahal dibanding ruas Tol Jakarta-Cikampek, Tol Dalam Kota dan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).”Kemungkinan tarifnya di atas Rp 10.000 per unit kendaraan yang melintas di Tol Becakayu,” ungkapnya.
Sementara untuk seksi 1A Casablanca-Cipinang Melayu, lanjut dia, ditargetkan akan rampung pada Maret 2018. Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada 2018 mendatang.
Herry yakin, keberadaan tol ini akan memecah kemacetan yang biasa terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek. Kendaraan pribadi dari Bekasi menuju Jakarta, akan beralih ke ruas tol ini untuk menghindari adanya truk yang biasa melintas di ruas Jakarta-Cikampek.
Bahkan, nantinya pengendaara mobil pribadi bisa menggunakan ruas Tol Becakayu karena bakal terkoneksi dengan Tol Dalam Kota, Tol Wiyoto-Wiyono, Tol JORR serta tol Jakarta-Cikampek.”Nantinya semuanya terkoneksi, dan bisa mengurai kemacetan yang ada,” jelasnya.
Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto mengatakan pemegang konsesi tol, yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) sedang melakukan uji kelaiakan tol dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Ditargetkan uji kelayakan itu akan rampung pada akhir Oktober, sehingga pengoperasian tol ini bisa dilaksanakan pada awal November 2017.”Masih dilakukan pemeriksaan, komponen yang diperiksa misalnya kelengkapan rambu, lampu, gerbang tol, kekuatan konstruksi dan sebagainya,” katanya.
Dono mengatakan, secara kasat mata ruas tol tersebut sudah siap dilalui oleh kendaraan. Bahkan beberapa rambu dan lampu penerangan jalan di seksi 1C di sisi utara dan selatan sudah dipasang. Namun untuk gerbang tol (GT) masih dilakukan pembangunan oleh pihak kontraktor.
Sementara itu, rencana beroperasi Tol Becakayu pada November 2017 mendatang dinilai akan berdampak kepada kemacetan dibawah tol. Dinas Perhubungan setempat, memprediksi kepadatan kendaraan akan terjadi selama satu pekan selama pengoperasian tol pada 1 November 2017.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana memprediksi kemungkinan satu pekan bakal terjadi kepadatan parah. Karena selama ini lintasan itu terus disesaki kendaraan dari arah Bekasi maupun dari arah DKI Jakarta.”Kemacetan bisa panjang,” katanya.
Yayan menjelaskan, rasio kendaraan di Kalimalang dari kedua arah sangat tinggi. Apalagi kalau sudah memasuki jam kerja, lintasan itu sesak dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Bukan itu saja, sampai sekarang pihaknya belum mendapat tembusan pemindahan trase pada pembangunan fase kedua.
Meski begitu, pihaknya akan mengantisipasi kepadatan itu. Salah satunya, mengalihkan kendaraan ke ruas jalan sisi Kalimalang. Sebab, jalur tersebut sudah dibangun aspal.”Ditambah ruas jalannya juga lebar. Kurang lebih 14 meter dan bisa dilintasi dua mobil sekaligus,” ujarnya.
(ysw,ars)