Ternyata, Truk Sampah Milik DKI Sudah 20 Kali Diserang di Bekasi
A
A
A
JAKARTA - Kendati truk sampah milik Pemprov DKI mengalami kerusakan setelah diserang 4 remaja di Bantar Gebang, Bekasi, peristiwa itu tidak mempengaruhi proses pengangkutan sampah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI, ternyata penyerangan truk sampah milik DKI di lokasi itu sudah dilakukan sejak lama.
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta memastikan pihaknya memiliki armada cadangan untuk mengganti armada truk yang alami kerusakan itu. Bahkan, ada 5 Suku Dinas Lingkungan Hidup di DKI dan seluruhnya memiliki empat armada cadangan. Sedangkan Dinas LH sendiri ada 5 unit armada cadangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya menyediakan armada cadangan untuk mengantisipasi lonjakan sampah di DKI Jakarta. Apalagi produksi sampah DKI yang dibuang ke TPST Bantar Gebang mencapai 7.000 ton per hari.
”Kemungkinan selama sepekan truk yang rusak itu tidak beroperasi karena harus dibawa ke bengkel untuk diperbaiki,” katanya kepada wartawan, Jumat (6/10/2017).
Untuk itu, pihaknya memproyeksikan biaya perbaikan kaca menelan biaya sekitar Rp4 juta dan membutuhkan waktu selama sepekan. Itu pun, kata dia, bila persediaan kaca depan truk ada.
Sebab, lanjut dia, asuransi yang dimiliki oleh truk sampah tersebut belum all risk. Namun, hanya asuransi perawatan saja. Untuk itu, Isnawa berharap, agar pelaku diganjar dengan hukuman yang berlaku. Soalnya perbuatan mereka telah meresahkan para sopir truk DKI yang melintas di Kota Bekasi.
Apalagi berdasarkan pendataannya, kasus tersebut sudah terjadi selama 20 kali dalam kurun beberapa tahun. ”Saya sudah lapor ke pak Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi soal hal ini. Kami berharap itu menjadi hal yang patut diseriusi oleh pemerintah setempat soal keamanan,” tegasnya.
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta memastikan pihaknya memiliki armada cadangan untuk mengganti armada truk yang alami kerusakan itu. Bahkan, ada 5 Suku Dinas Lingkungan Hidup di DKI dan seluruhnya memiliki empat armada cadangan. Sedangkan Dinas LH sendiri ada 5 unit armada cadangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya menyediakan armada cadangan untuk mengantisipasi lonjakan sampah di DKI Jakarta. Apalagi produksi sampah DKI yang dibuang ke TPST Bantar Gebang mencapai 7.000 ton per hari.
”Kemungkinan selama sepekan truk yang rusak itu tidak beroperasi karena harus dibawa ke bengkel untuk diperbaiki,” katanya kepada wartawan, Jumat (6/10/2017).
Untuk itu, pihaknya memproyeksikan biaya perbaikan kaca menelan biaya sekitar Rp4 juta dan membutuhkan waktu selama sepekan. Itu pun, kata dia, bila persediaan kaca depan truk ada.
Sebab, lanjut dia, asuransi yang dimiliki oleh truk sampah tersebut belum all risk. Namun, hanya asuransi perawatan saja. Untuk itu, Isnawa berharap, agar pelaku diganjar dengan hukuman yang berlaku. Soalnya perbuatan mereka telah meresahkan para sopir truk DKI yang melintas di Kota Bekasi.
Apalagi berdasarkan pendataannya, kasus tersebut sudah terjadi selama 20 kali dalam kurun beberapa tahun. ”Saya sudah lapor ke pak Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi soal hal ini. Kami berharap itu menjadi hal yang patut diseriusi oleh pemerintah setempat soal keamanan,” tegasnya.
(ysw)