Digempur E-commerce Perputaran Uang Glodok Tembus Rp6 Triliun/Hari

Jum'at, 06 Oktober 2017 - 04:30 WIB
Digempur E-commerce...
Digempur E-commerce Perputaran Uang Glodok Tembus Rp6 Triliun/Hari
A A A
JAKARTA - Kian berkembangnya belanja online di Jakarta sejak beberapa tahun terakhir ini tak membuat sentra perniagaan di Glodok, Jakarta Barat, sepi peminat. Buktinya hingga kini perputaran uang di Glodok mencapai Rp6 triliun per hari.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah DKI Jakarta Doni Yuwono mengatakan, sekalipun e-commerce telah bermunculan menjelang periode 2000-an namun hal itu tak berpengaruh dengan perputaran uang di Glodok. Kawasan Glodok yang tersohor sebagai pusat penjualan elektronik, mesin perkakas, maupun lainnya sejak tahun 90-an masih menjadi penyumbang transaksi keuangan se-Jakarta paling besar.

"Pada tahun 90-an hingga menjelang tahun 2000 perputaran uang di sana mencapai 60% dari seluruh transaksi keuangan di Jakarta. Setelah tahun 2.000-an transaksi keuangan menurun. Hingga saat ini ada sekitar 30% transaksi keuangan di sana dari se-Jakarta," kata Doni saat dihubungi wartawan pada Kamis, 5 Oktober 2017 kemarin.

Sekalipun mengalami penurunan, lanjut Doni, kawasan Glodok masih unggul dibandingkan sentra perniagaan lain di Jakarta. Ini dikarenakan para pedagang di Glodok lebih banyak berjualan grosiran atau memiliki koneksi dari negara produsen asal.

"Bahkan beberapa pedagangmembuka toko lain di luar Glodok. Ujung-ujungnya barang yang dipasarkan juga berasal dari Glodok," tuturnya.

Sementara itu pantauan SINDOnews di lokasi, kawasan Glodok kini tak seramai dahulu kala. Kondisi ini pun terlihat di beberapa titik seperti Glodok Plaza dan Lindetives. Hanya kawasan Glodok Blustru saja yang menjual sejumlah perkakas mesin terlihat ramai.

Helmi (46) salah satu pedagang di kawasan Harco Glodok ini mengakui sepinya pembeli tak memengaruhi penjualan barang di tokonya. Sebab, pemasaran produk dilakukan melalui e-commerce (toko online) dan dikirimkan melalui kurir online.

"Saya membuka toko supaya orang percaya saja. Kalo kami menjual barang. Jadi ketika ada yang mau melihat barang, bisa langsung ke toko," tuturnya.

Direktur Pemasaran Sentra Perniagaan Harco dan Sentra Perniagaan LTC (Lindetives Trade Centre) Glodok Hendry Trie Asmono, menjelaskan, ada sejumlah pusat perniagaan grosir di Glodok yang masing masing memiliki kekhususan. Kawasan Pinangsia dikenal sebagai kawasan produk sanitari, handel pintu, kunci kunci, dan lampu lampu hias, dan taman.

Glodok Plaza sebagai sentra produk elektronik; Orion Plaza sebagai sentra produk sound system; Glodok Merlin sebagai sentra alat-alat berat. Glodok City sebagai sentra perangkat play station dan games; Hayam Wuruk Indah sebagai sentra penjualan pipa pipa dan plat plat baja dan besi, serta suku cadang alat alat berat.

Glodok Jaya sebagai sentra mur baut, alat pertukangan dan mekanik, serta pemadam kebakaran."Sentra-sentra produk khusus tersebut bermuara di LTC. Di pintu masuk I dan II misalnya, menjadi pusat penjualan produk alat berat," tutur Hendry.

Melihat potensi sebesar ini, ia menjelaskan pihaknya bakal memperluas sentra perniagaan Harco Glodok dari tiga lantai menjadi 17 lantai. Tujuh lantai diantaranya digunakan untuk bongkar muat dan lahan parkir.
Ke tujuh lantai terdiri dari 2.000 unit toko.

"Saat ini 70 persen dari unit toko sudah membuka usaha. Sisanya sudah terjual habis," ucap Hendry. Setiap harinya, Henry menyakini omzet pedagang di masing masing toko yang sudah buka di Harco dapat mengantongi paling kecil Rp20 juta.

Artinya, dari 1.400 pedagang yang sudah aktif berdagang setiap hari, omzet kawasan itu mencapai Rp28 miliar. Sedangkan di LTC ada 3.000 pedagang dengan omzet yang sama atau dengan total mencapai Rp60 miliar. Dengan demikian total omzet para pedagang di Harco dan LTC setiap hari mencapai Rp88 miliar.

"Di Glodok saja ada sekitar 10 sentra perniagaan, bisa ditotal berapa perputaran di sana," ucap Hendry.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1137 seconds (0.1#10.140)