Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Djarot Minta Semua Introspeksi
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menjadi inspektur upacara dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Irti Monas, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Djarot mengajak masyarakat untuk kembali merenungi nilai-nilai Pancasila.
"Jadi ini momentum buat kita semua untuk instrospeksi. Bahwa siapapun, kelompok manapun yang mencoba mengkhianati Pancasila, yang mencoba mengganti Pancasila, itu pasti dilawan oleh rakyat Indonesia," kata Djarot di lapangan Irti Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Mantan Wali Kota Blitar itu menjelaskan berbagai peristiwa yang dialami bangsa Indonesia. Djarot mengatakan, salah satunya adalah rongrongan terhadap ideologi Pancasila. Mulai tahun 1948, itu ada pemberontakan PKI oleh Muso.
Kemudian ada pemberontakan DI/TII, kemudian ada pemberontakan Permesta, belum lagi agresi militer Belanda.
"Ini semua harus menjadi bagian instrospeksi kita untuk semakin kokoh dan menguatkan kita bahwa Pancasila adalah ideologi negara, tidak boleh diubah, tidak boleh diutak-atik, tetapi harus dilaksanakan," urai Djarot.
Hikmahnya, lanjut Djarot, persoalan bangsa yang ada bisa diselesaikan dengan kembali kepada dasar negara yakni Pancasila.
"Persoalan kita sekarang masalah kemiskinan, ini yang harus dituntaskan. Bagaimana kita semua bisa melaksanakan nilai Pancasila itu dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ketidakadilan itu harus dituntaskan," terangnya.
"Jadi ini momentum buat kita semua untuk instrospeksi. Bahwa siapapun, kelompok manapun yang mencoba mengkhianati Pancasila, yang mencoba mengganti Pancasila, itu pasti dilawan oleh rakyat Indonesia," kata Djarot di lapangan Irti Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Mantan Wali Kota Blitar itu menjelaskan berbagai peristiwa yang dialami bangsa Indonesia. Djarot mengatakan, salah satunya adalah rongrongan terhadap ideologi Pancasila. Mulai tahun 1948, itu ada pemberontakan PKI oleh Muso.
Kemudian ada pemberontakan DI/TII, kemudian ada pemberontakan Permesta, belum lagi agresi militer Belanda.
"Ini semua harus menjadi bagian instrospeksi kita untuk semakin kokoh dan menguatkan kita bahwa Pancasila adalah ideologi negara, tidak boleh diubah, tidak boleh diutak-atik, tetapi harus dilaksanakan," urai Djarot.
Hikmahnya, lanjut Djarot, persoalan bangsa yang ada bisa diselesaikan dengan kembali kepada dasar negara yakni Pancasila.
"Persoalan kita sekarang masalah kemiskinan, ini yang harus dituntaskan. Bagaimana kita semua bisa melaksanakan nilai Pancasila itu dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ketidakadilan itu harus dituntaskan," terangnya.
(ysw)