Peringati 1 Suro, TMII Akan Gelar Selamatan dan Kirab Agung

Jum'at, 15 September 2017 - 01:23 WIB
Peringati 1 Suro, TMII...
Peringati 1 Suro, TMII Akan Gelar Selamatan dan Kirab Agung
A A A
JAKARTA - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan menggelar selamatan dan kirab Agung Suro yang dikemas dalam tajuk acara Suro mulai tanggal 21 September sampai 7 Oktober 2017. Acara tersebut dalam rangka menyambut 1 Suro atau 1 Muharam 1439 Hijriah.

Direktur Budaya TMII Sulistyo Tirto Kusumo mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan untuk melestarikan budaya luhur yang sudah ada sejak zaman sebelum Hindu hingga kerajaan Islam dan sampai sekarang ini.

"Kegiatan selamatan menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan masyarakat di Indonesia bagi masyarakat Jawa, malam Suro diyakini sebagai malam penuh berkah Itu sebabnya, setiap menyambut tahun baru kalender Jawa," kata Sulis di TMII, Kamis 14 September 2017.

Sukis melanjutkan, TMlI seperti tahun-tahun sebelumnya memperingatinya dengan berdoa melalui upacara Selamatan Agung yang bertempat di Sasana Utomo dengan membawa berkat berupa tumpeng, hasil bumi dan berbagai jenis makanan lainnya yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat luas.

Sejarah ritual Suro sudah dimulai sejak zaman Sultan Agung pada tahun saka 78 dimana tahun Jawa satu sum dimulai pada 1 Muharram 1043 dalam tahun Hijriah 8 Juli 1633. Sultan Agung kemudian menggabungkan kalender Hindu dan Jawa menjadi satu pada malam satu Suro.

"Jatuhnya tanggal 21 September 2017 disebut dengan kalender Jawa. Ritual Suro dianggap sakral karena sekarang tidak hanya orang Jawa yang memperingatinya, namun tradisi hampir mirip diterima juga di Bengkulu dimana sudah sejak lama diperingati suatu acara yang disebut Tabot," lanjutnya.

"Sementara di Sumatra Barat khususnya di Kabupaten Padang Pariaman ritual serupa disebut Tabuik. Keduanya dilakukan dengan proses yang sama yaitu sesajen dibuang ke laut," sambungnya.

Setelah Selamatan kemudian dilanjutkan dengan Kirab yaitu dengan cara berjalan kaki mengelilingi areal TMII membawa tumpeng, basil bumi dan pusaka dengan tujuan untuk menyatukan alam dan lingkungan pada malam menjelang memasuki tanggal 1 bulan Suro.

"Kirab yang membawa tumpeng itu akan diawali dengan arak-arakan penari edan-edanan, penari Sumbamanggala serta penari Manggalayuda," terangnya.

Acara diakhiri dengan 'Ngalap Berkah' yaitu dengan berebut tumpeng dan makan bersama terdiri dari Gunungan Sekaten gaya Kraton Surakatya, Gunungan Gaye Yogyakarta dan Gunungan Apem.

Sementara itu peringatan tahun baru Hijriah 1439 yang jatuh pada tanggal 21 September 2017, juga digelar Pada tanggal 21 -23 September 2017.

Festival Dalang Bocah tingkat Nasional TMII bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) berpusat di panggung Candi Bentar TMII. Direncanakan akan hadir Menteri Sosial Republik Indonesia, diikuti oleh 29 peserta dari 10 Provinsi. Tak kalah menariknya pada tanggal 22 September akan diadakan pergelaran Parade Musik Daerah Ke 6 yang diikuti 18 peserta bertepatan di Sasono Langen Budoyo.

Selanjutnya akan dilanjutkan pada tanggal 23 September 2017 pagelaran Budaya Wayang Kulit (Sanggar Putro Pandowo) di panggung Candi Bentar.

Masih dalam rangkaian menyambut peringatan tahun baru Hijriah 1439 pada tanggal 7 Oktober 2017. Diadakan Ruwatan Sukerto, bertempat di panggung Candi Bentar. Dilanjutkan pergelaran wayang kulit dengan Dalang KMA Arum Ajangmas Kenyo Warsito, lakon Murwakala, Jamas Benda-benda Pusaka .

"Bagi yang berminat bisa mendaftar di Museum Pusaka TMII, dan bebas biaya pendaftaran," tutupnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7463 seconds (0.1#10.140)