Pengamat Nilai Parkir Meter di Jakarta Rawan Korupsi
A
A
A
JAKARTA - Parkir meter yang tersebar di Jakarta diduga rawan tindak pidana korupsi. Hal itu diungkapkan pengamat transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan.
"Perilaku korupsi dan mencuri uang warga dalam pengelolaan parkir di Jakarta ini sudah lama dan berkali-kali saya ingatkan, agar Pemprov (DKI Jakarta) hati-hati dan jangan mudah percaya begitu saja pada petugas jukir (juru parkir) di lapangan," kata Tigor kepada SINDOnews, Senin 11 September 2017.
Tigor melanjutkan, juru parkir kadang mengambil uang dari pengendara tanpa mengarahkan ke mesin parkir meter.
"Pengamatan dan pengalaman saya di lapangan terhadap sistem Meter Parking masih sangat korup dan bocor. Kebocoran pendapatan parkir di badan jalan adalah yang terbesar," jelasnya.
Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) tahun 2008-2010 pernah melakukan beberapa studi soal pendapatan parkir di Jakarta. "Hasil studi kami menunjukkan bahwa kebocoran pendapatan parkir di badan jalan di Jakarta sampai pada angka 140%. Hitungan kami pun menduga besaran kebocoran sampai sekarang masih dikisaran angka 140%," tegas pria yang menjabat sebagai ketua Fakta ini.
Dia menyarankan kepada Pemprov DKI agar pengelolaan larkir meter full sistem elektronik. "Jika masih menggunakan manusia di lapangan berarti Pemprov DKI dalam pengelolaan parkirnya masih menginginkan bisa dikorup dan mencuri uang parkir. Tenaga manusia hanya untuk menjadi 'polisi' pengawas lapangan saja bukan menjadi jukir. Semua pemilik kendaraan bermotor di Jakarta diharuskan menggunakan dan melakukan parkir secara elektronik," tutupnya.
"Perilaku korupsi dan mencuri uang warga dalam pengelolaan parkir di Jakarta ini sudah lama dan berkali-kali saya ingatkan, agar Pemprov (DKI Jakarta) hati-hati dan jangan mudah percaya begitu saja pada petugas jukir (juru parkir) di lapangan," kata Tigor kepada SINDOnews, Senin 11 September 2017.
Tigor melanjutkan, juru parkir kadang mengambil uang dari pengendara tanpa mengarahkan ke mesin parkir meter.
"Pengamatan dan pengalaman saya di lapangan terhadap sistem Meter Parking masih sangat korup dan bocor. Kebocoran pendapatan parkir di badan jalan adalah yang terbesar," jelasnya.
Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) tahun 2008-2010 pernah melakukan beberapa studi soal pendapatan parkir di Jakarta. "Hasil studi kami menunjukkan bahwa kebocoran pendapatan parkir di badan jalan di Jakarta sampai pada angka 140%. Hitungan kami pun menduga besaran kebocoran sampai sekarang masih dikisaran angka 140%," tegas pria yang menjabat sebagai ketua Fakta ini.
Dia menyarankan kepada Pemprov DKI agar pengelolaan larkir meter full sistem elektronik. "Jika masih menggunakan manusia di lapangan berarti Pemprov DKI dalam pengelolaan parkirnya masih menginginkan bisa dikorup dan mencuri uang parkir. Tenaga manusia hanya untuk menjadi 'polisi' pengawas lapangan saja bukan menjadi jukir. Semua pemilik kendaraan bermotor di Jakarta diharuskan menggunakan dan melakukan parkir secara elektronik," tutupnya.
(mhd)