Rescue Perindo Fogging 600 KK di Perumahan Bukit Indah
A
A
A
TANGERANG - DPP Rescue dan DPD Rescue Partai Perindo Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar fogging gratis di Perumahan Bukit Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Fogging dilakukan kepada 600 Kepala Keluarga (KK) yang ada di RW 05 dan RW 06, Perumahan Bukit Indah. Wilayah ini termasuk daerah rawan demam berdarah, yang telah lama tidak difogging.
Sekjen DPP Rescue Perindo Yudhistira Ikhsan Pramana menuturkan, fogging gratis ini merupakan bagian dari program Perindo dalam menjaga kesehatan lingkungan dari wabah demam berdarah.
"Sesuai program utama Rescue Perindo dalam menjaga kesehatan masyarakat dari gigitan nyamuk berbahaya," katanya di Perumahan Bukit Indah, Serua, Minggu (27/8/2017).
Kata dia, fogging Rescue Perindo gratis, karena sesuai instruksi Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) untuk membebaskan masyarakat dari penyakit, juga mensosialisasikan program partai.
Terpisah, Ketua DPD Rescue Perindo Kota Tangsel Dian Wiryawan menambahkan, pada kegiatan fogging ini pihaknya membawa empat unit alat fogging untuk mengasapi lingkungan RW 05 dan RW 06.
"Ada 600 Kepala Keluarga (KK) yang kita fogging hari ini, terdiri dari RW 05 dan RW 06. Wilayah RW 05 sendiri terdiri dari 6 RT yang masing-masing RT memiliki jumlah penduduk mencapai 60 KK," ungkapnya.
Sedikitnya ada 240 rumah di RW 05 yang menjalani pengasapan. Sedangkan di lingkungan RW 06, jumlah warga yang tinggal ada lebih banyak. Sehingga total warga di dua RW itu mencapai 600 KK.
"Pengasapan dibagi ke dalam empat tim. Mereka bergerak bersama-sama, menyusuri lorong-lorong pemukiman warga, mulai dari got, kebun, hingga dalam rumah warga diasapi," sambung Dian.
Tidak hanya melakukan fogging, Rescue Perindo juga melakukan penyuluhan dan pemberian bubuk abate kepada warga, agar warga bisa menjaga lingkungan tempat mereka bebas dari jentik nyamuk.
"Semua titiknya kita fogging, terutama yang menjadi sarang bagi berkembangnya jentik nyamuk malaria. Warga juga kita berikan penyuluhan dan pemberian bubuk abate di tiap lingkungan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Gatam Soleh (63) menjelaskan, sudah lama pihaknya mengajukan fogging kepada pemerintah daerah. Sebab, sudah ada kasus warganya yang terkena wabah demam berdarah.
"Sudah dua tahun lalu kami mengajukan fogging di sini. Tetapi belum pernah dilakukan fogging. Padahal, sudah ada warga sekutar yang sakit terkena gigitan nyamuk malaria," terang Gatam.
Mekanisme pengajuan fogging ke pihak terkait, yakni Dinas Kesehatan juga diakuinya sangat sulit. Padahal warga sangat membutuhkan fogging itu sebagai upaya pencegahan wabah malaria.
"Kami sudah mengajukan fogging ke Dinas Kesehatan, tapi prosedurnya lama. Karena harus ditinjau dulu segala macamnya. Beda dengan Rescue Perindo, yang langsung di fogging," pungkasnya.
Fogging dilakukan kepada 600 Kepala Keluarga (KK) yang ada di RW 05 dan RW 06, Perumahan Bukit Indah. Wilayah ini termasuk daerah rawan demam berdarah, yang telah lama tidak difogging.
Sekjen DPP Rescue Perindo Yudhistira Ikhsan Pramana menuturkan, fogging gratis ini merupakan bagian dari program Perindo dalam menjaga kesehatan lingkungan dari wabah demam berdarah.
"Sesuai program utama Rescue Perindo dalam menjaga kesehatan masyarakat dari gigitan nyamuk berbahaya," katanya di Perumahan Bukit Indah, Serua, Minggu (27/8/2017).
Kata dia, fogging Rescue Perindo gratis, karena sesuai instruksi Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) untuk membebaskan masyarakat dari penyakit, juga mensosialisasikan program partai.
Terpisah, Ketua DPD Rescue Perindo Kota Tangsel Dian Wiryawan menambahkan, pada kegiatan fogging ini pihaknya membawa empat unit alat fogging untuk mengasapi lingkungan RW 05 dan RW 06.
"Ada 600 Kepala Keluarga (KK) yang kita fogging hari ini, terdiri dari RW 05 dan RW 06. Wilayah RW 05 sendiri terdiri dari 6 RT yang masing-masing RT memiliki jumlah penduduk mencapai 60 KK," ungkapnya.
Sedikitnya ada 240 rumah di RW 05 yang menjalani pengasapan. Sedangkan di lingkungan RW 06, jumlah warga yang tinggal ada lebih banyak. Sehingga total warga di dua RW itu mencapai 600 KK.
"Pengasapan dibagi ke dalam empat tim. Mereka bergerak bersama-sama, menyusuri lorong-lorong pemukiman warga, mulai dari got, kebun, hingga dalam rumah warga diasapi," sambung Dian.
Tidak hanya melakukan fogging, Rescue Perindo juga melakukan penyuluhan dan pemberian bubuk abate kepada warga, agar warga bisa menjaga lingkungan tempat mereka bebas dari jentik nyamuk.
"Semua titiknya kita fogging, terutama yang menjadi sarang bagi berkembangnya jentik nyamuk malaria. Warga juga kita berikan penyuluhan dan pemberian bubuk abate di tiap lingkungan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Gatam Soleh (63) menjelaskan, sudah lama pihaknya mengajukan fogging kepada pemerintah daerah. Sebab, sudah ada kasus warganya yang terkena wabah demam berdarah.
"Sudah dua tahun lalu kami mengajukan fogging di sini. Tetapi belum pernah dilakukan fogging. Padahal, sudah ada warga sekutar yang sakit terkena gigitan nyamuk malaria," terang Gatam.
Mekanisme pengajuan fogging ke pihak terkait, yakni Dinas Kesehatan juga diakuinya sangat sulit. Padahal warga sangat membutuhkan fogging itu sebagai upaya pencegahan wabah malaria.
"Kami sudah mengajukan fogging ke Dinas Kesehatan, tapi prosedurnya lama. Karena harus ditinjau dulu segala macamnya. Beda dengan Rescue Perindo, yang langsung di fogging," pungkasnya.
(rhs)