Sambangi Keluarga Joya, Menag Akan Bantu Biaya Pendidikan Anak Korban
A
A
A
BEKASI - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyempatkan diri menjenguk keluarga Muhammad Alzahra alias Joya di kediamannya di Bekasi. Menag diterima langsung oleh istri Joya, Siti Zubaedah beserta keluarganya.
Dalam kesempatan itu, Menag membesarkan hati istri almarhum yang sedang hamil. Menag juga menyediakan dirinya untuk menanggung biaya pendidikan putra almarhum.
"Insya Allah, jika keluarga almarhum mengijinkan, saya akan menanggung biaya pendidikan anak almarhum," tutur Menag, di Bekasi, Senin (07/08).
Menag mengaku kehadirannya ke Bekasi untuk menyampaikan belasungkawa dan rasa sedih mendalam atas peristiwa yang menimpa almarhum. "Saya berharap peristiwa yang sama tidak terulang. Tindakan persekusi tidak dapat dibenarkan,” kata Menag. (Baca: Maling Pengeras Suara Musala Tewas Dibakar Massa )
“Saya harap tindakan ini bisa diproses secara hukum dan kita semua bisa sama-sama mengambil pelajaran atas musibah yang menimpa keluarga Siti Zubaedah,” sambung Menag.
Muhammad Alzahra alias Joya dibakar hidup-hidup di Kampung Muara Bakti, RT012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu 2 Agustus 2017 malam. Joya dituding telah mencuri amplifier di musala. (Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Pembakar Joya di Bekasi )
Setelah ditelusuri, Joya ternyata bukan pencuri. Saat itu, korban yang berprofesi sebagai tukang service televisi ini hanya menumpang salat di musala.
Dia memang membawa amplifier tapi itu miliknya yang akan diantar ke rumah bosnya. Amplifier itu sengaja dibawa ke dalam musala karena khawatir hilang jika tetap ditaruh di motor.
Dalam kesempatan itu, Menag membesarkan hati istri almarhum yang sedang hamil. Menag juga menyediakan dirinya untuk menanggung biaya pendidikan putra almarhum.
"Insya Allah, jika keluarga almarhum mengijinkan, saya akan menanggung biaya pendidikan anak almarhum," tutur Menag, di Bekasi, Senin (07/08).
Menag mengaku kehadirannya ke Bekasi untuk menyampaikan belasungkawa dan rasa sedih mendalam atas peristiwa yang menimpa almarhum. "Saya berharap peristiwa yang sama tidak terulang. Tindakan persekusi tidak dapat dibenarkan,” kata Menag. (Baca: Maling Pengeras Suara Musala Tewas Dibakar Massa )
“Saya harap tindakan ini bisa diproses secara hukum dan kita semua bisa sama-sama mengambil pelajaran atas musibah yang menimpa keluarga Siti Zubaedah,” sambung Menag.
Muhammad Alzahra alias Joya dibakar hidup-hidup di Kampung Muara Bakti, RT012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu 2 Agustus 2017 malam. Joya dituding telah mencuri amplifier di musala. (Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Pembakar Joya di Bekasi )
Setelah ditelusuri, Joya ternyata bukan pencuri. Saat itu, korban yang berprofesi sebagai tukang service televisi ini hanya menumpang salat di musala.
Dia memang membawa amplifier tapi itu miliknya yang akan diantar ke rumah bosnya. Amplifier itu sengaja dibawa ke dalam musala karena khawatir hilang jika tetap ditaruh di motor.
(ysw)