Gembong Narkoba Kelas Kakap Tewas Ditembak Polisi
A
A
A
TANGERANG - Tim Buser Satnarkoba Polres Metro Tangerang Kota menembak gembong narkoba bernama Hendra (34), di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu 6 Agustus 2017. Akibat tembakan itu, Hendra tewas di lokasi kejadian.
Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang AKBP Jonter Banuera mengatakan, Hendra ditembak karena berusaha melawan petugas dan kabur saat hendak ditangkap, di kawasan RSUD Cengkareng.
"Hendra adalah bandar narkoba kelas kakap yang beroperasi di Tangerang dan Jakarta Barat. Dia masuk dalam DPO atas dasar tiga laporan polisi," katanya kepada Koran SINDO, Senin (7/8/2017).
Sebelumnya petugas menangkap tiga pengedar sabu dengan barang bukti belasan paket seberat 17 gram, yang satu di antaranya perempuan. Mereka mengaku dapat barang tersebut dari Hendra.
"Setelah petugas mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendra, Kanit 1 Satnarkoba Polres Metro Tangerang yang dipimpin AKP Riyanto langsung memimpin penangkapan," sambung Jonter.
Dari tangan Hendra, petugas menyita 4 bungkus sabu seberat 400 gram, sepucuk senjata revolver, timbangan elektrik, dan tas kecil yang dibawanya.
Sementara itu, Kanit 1 Satnarkoba Polres Metro Tangerang Kota AKP Riyanto menambahkan, saat akan ditangkap Hendra sempat menyerang polisi dengan menggunakan senjata api miliknya. Namun, tangan polisi lebih terampil darinya.
Petugas langsung mengarahkan tembakan mematikan ke tubuh Hendra, hingga dirinya jatuh tersungkur ke tanah, dan menghembuskan napas terakhir.
"Hendra diketahui sudah 10 tahun menjadi bandar sabu. Sebelum ditembak mati, Hendra mengaku membeli lima kilogram sabu kepada WW, salah satu penghuni lapas di Tangerang," sambungnya.
Saat dilakukan pengembangan terhadap WW, pada Senin 7 Agustus 2017, di Jalan Pemuda, dekat Lapas Tangerang terjadi perlawanan kepada petugas Satnarkoba Polrestro Tangerang oleh Hendra.
"Saat dilakukan pengembangan terhadap WW, Hendra berusaha menyerang petugas dan langsung dilakukan tindakan tegas. Hendra tewas ditembak petugas yang melakukan pengembangan," imbuhnya.
Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang AKBP Jonter Banuera mengatakan, Hendra ditembak karena berusaha melawan petugas dan kabur saat hendak ditangkap, di kawasan RSUD Cengkareng.
"Hendra adalah bandar narkoba kelas kakap yang beroperasi di Tangerang dan Jakarta Barat. Dia masuk dalam DPO atas dasar tiga laporan polisi," katanya kepada Koran SINDO, Senin (7/8/2017).
Sebelumnya petugas menangkap tiga pengedar sabu dengan barang bukti belasan paket seberat 17 gram, yang satu di antaranya perempuan. Mereka mengaku dapat barang tersebut dari Hendra.
"Setelah petugas mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendra, Kanit 1 Satnarkoba Polres Metro Tangerang yang dipimpin AKP Riyanto langsung memimpin penangkapan," sambung Jonter.
Dari tangan Hendra, petugas menyita 4 bungkus sabu seberat 400 gram, sepucuk senjata revolver, timbangan elektrik, dan tas kecil yang dibawanya.
Sementara itu, Kanit 1 Satnarkoba Polres Metro Tangerang Kota AKP Riyanto menambahkan, saat akan ditangkap Hendra sempat menyerang polisi dengan menggunakan senjata api miliknya. Namun, tangan polisi lebih terampil darinya.
Petugas langsung mengarahkan tembakan mematikan ke tubuh Hendra, hingga dirinya jatuh tersungkur ke tanah, dan menghembuskan napas terakhir.
"Hendra diketahui sudah 10 tahun menjadi bandar sabu. Sebelum ditembak mati, Hendra mengaku membeli lima kilogram sabu kepada WW, salah satu penghuni lapas di Tangerang," sambungnya.
Saat dilakukan pengembangan terhadap WW, pada Senin 7 Agustus 2017, di Jalan Pemuda, dekat Lapas Tangerang terjadi perlawanan kepada petugas Satnarkoba Polrestro Tangerang oleh Hendra.
"Saat dilakukan pengembangan terhadap WW, Hendra berusaha menyerang petugas dan langsung dilakukan tindakan tegas. Hendra tewas ditembak petugas yang melakukan pengembangan," imbuhnya.
(mhd)