Keliling Kota Tua Dipandu Sejarawan dan Antropolog

Sabtu, 05 Agustus 2017 - 15:57 WIB
Keliling Kota Tua Dipandu Sejarawan dan Antropolog
Keliling Kota Tua Dipandu Sejarawan dan Antropolog
A A A
JAKARTA - Gelar dan Jaganti menggelar traveling edukasi ke kawasan Kota Tua, Jakarta pada Sabtu (5/8/2017) ini. Traveling itu mengusung tema Bagaimana Jakarta Tercipta karena Perdagangan Rempah-rempah.

Pengarah Program Gelar, Kumoratih Kushardjanto mangatakan, acara cultural trip ini sudah dimulai sejak pertengah 2017 lalu. Acara ini dimaksudkan agar peserta mengetahui tentang sejarah Indonesia, disamping bersenang-senang di tempat wisata bersejarah.

Menurutnya, dewasa ini tren traveling mengalami perubahan, masyarakat lebih suka melakukan traveling demi kesenangan atau sekedar untuk foto-foto untuk upload di medsos. Sedang Gelar, lanjut Kumoratih awalnya pun menyajikan program-program wisata berkelanjutan, yang mana selalu dibarengi dengan nara sumber kompeten, termasuk ahli sejarah dan antropolog.

"Trennya kan berubah untuk traveling ini. Saat ini, orang lebih banyak jalan sendiri karena kalau ikut traveling mungkin biayanya mahal. Sedang mereka yang penting foto, instagramable," ujar Kumoratih di Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).

Maka itu, lanjut dia, Gelar pun membuat sebuah acara seperti cultural trip ke Kota Tua untuk menarik minat masyarakat, baik orang dewasa maupun anak muda terhadap sejarah di Indonesia. Gelar hendak mengajak orang tahu, kalau Jakarta ini ada tak lepas dari perdagangan rempah-rempah.

Pasalnya, melalui perdagangan rempah-rempah itu, Jakarta tercipta yang mana di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Selain itu, Gelar pun menggelar acara inti, khususnya pada tiap bulannya, baik itu kumpul dengan nara sumber dari kalangan ahli sejarah dan antropologi, kuliner, ataupun fashion yang mana programnya itu mengarah ke segi pendidikan.

"Jadi, target kita wisatawan atau masyarakat umum harus melek sejarah dan budaya, caranya diajak dengan have fun traveling seperti ini. Fokusnya di Kota Tua karena memang Batavia dibentuk Belanda sebagai pusat perdagangan rempah-rempah," tuturnya.

Dia menerangkan, pada umumnya traveling memang berisi segi entertainment saja, maka itu Gelar dan Jaganti berbeda dengan perusahaan traveling pada umumnya. Pihaknya bekerja sama juga dengan antropolog dan sejarahwan. Sejauh ini, banyak dari kalangan orang-orang dewasa yang kerap ikut traveling.

Sementara itu, Lesca dari Jaganti menerangkan, Jaganti itu bergerak pada sisi organizernya dari program yang dilakukan bersama Gelar tersebut. Adanya program traveling yang dilakukan pihaknya itu salah satunya membantu tempat-tempat wisata yang kaya akan sejarah itu menjadi terekspos dan dikenal publik secara luas.

"Kedua tanggung jawab moral, anak-anak yang ikut ini tentu bisa belajar sejarah sambil berjalan-jalan. Ini upaya membuat anak lebih tertarik pada sejarah karena sejauh ini, hanya orang dewasa yang suka dengam sejarah," terangnya.

Dia menambahkan, traveling seperti ini pun bsa dimanfaatkan pula oleh komunitas fotografer sejatinya. Sebab, selain bisa menyalurkan hobinya, juga busa mengenal tentang sejarah.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6363 seconds (0.1#10.140)