Mudik 2017, Disdukcapil DKI Prediksi Pendatang Baru Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta memprediksi pendatang baru tahun 2017 ini lebih tingi ketimbang arus balik pada 2016. Hal tersebut didasarkan atas tren meningkatnya data urbanisasi ke Jakarta dua tahun belakangan.
Kepala Disdukcapil) DKI Jakarta, Edison Sianturi mengatakan,
berdasarkan data yang dimilikinya, sejak 2013 tren pendatang baru memang terus meningkat. 2012 adalah titik terendah arus urbanisasi ke Jakarta, yakni hanya 47.832 jiwa. 2013 meningkat jadi 54.757 jiwa. Lalu naik lagi jadi 68.537 jiwa di 2014. Selanjutnya 2015 menjadi puncak urbanisasi untuk hitungan 5 tahun (2012-2016), yakni terdapat 70.504 kaum urban di Jakarta.
Baru penurunan terjadi di 2016, tercatat 68.763 orang baru datang ke Jakarta usai Lebaran. Kendati sempat turun di 2016, Edison meyakini pendatang baru tahun 2017 akan kembali meningkat.
"Selain mau masuk musim tahun ajaran baru untuk sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya. janji peningkatan lapangan kerja, bukan hal mustahil Jakarta makin menjadi daya pikat bagi warga daerah lain," ungkapnya di Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Edison menegaskan, pada prinsipnya urbanisasi itu sama sekali tidak buruk bagi Jakarta. Dia pun meminta warga Jakarta jangan takut dengan urbanisasi. Sebab pasti mendatangkan manfaat bagi warga Jakarta. Terpenting, sepanjang warga baru yang datang adalah orang-orang yang memiliki skill dan modal serta punya tujuan di Jakarta.
Dengan memiliki skill, lanjut Edison, pendatang baru itu bisa menjadi pegawai toko, pekerja pabrik, maupun lainnya. Sehingga mereka akan mengisi rumah indekos atau kontrakan murah di wilayah padat penduduk Jakarta.
"Kemungkinan penurunan pendatang baru tetap bisa terjadi di Jakarta kalau melihat berkembangnya Ibu Kota di tiap provinsi maupun kota-kota satelit di Jakarta (Bodetabek)," ujarnya.
Edison menuturkan, pendataan pendatang baru ke Jakarta akan dimulai Disdukcapil DKI Jakarta pada 30 Juni dan berakhir di 7 Juli 2017. Disdukcapil akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI, Kemenhub, dan Jasa Marga serta polisi untuk data di pos-pos Lebaran di jalur arus balik.
"Ada banyak pilihan kota urbanisasi di Indonesia sekarang. Saat ini banyak Ibu Kota daerah berkembang menjadi kota metropolitan seperti Jakarta. Orang Jawa Timur pasti lebih memilih Surabaya. Orang Jawa Tengah memilih ke Jogja atau Semarang. Orang Jawa Barat ke Bandung. Hanya penduduk luar Jawa yang melihat Jakarta amat menarik," tuturnya.
Kepala Disdukcapil) DKI Jakarta, Edison Sianturi mengatakan,
berdasarkan data yang dimilikinya, sejak 2013 tren pendatang baru memang terus meningkat. 2012 adalah titik terendah arus urbanisasi ke Jakarta, yakni hanya 47.832 jiwa. 2013 meningkat jadi 54.757 jiwa. Lalu naik lagi jadi 68.537 jiwa di 2014. Selanjutnya 2015 menjadi puncak urbanisasi untuk hitungan 5 tahun (2012-2016), yakni terdapat 70.504 kaum urban di Jakarta.
Baru penurunan terjadi di 2016, tercatat 68.763 orang baru datang ke Jakarta usai Lebaran. Kendati sempat turun di 2016, Edison meyakini pendatang baru tahun 2017 akan kembali meningkat.
"Selain mau masuk musim tahun ajaran baru untuk sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya. janji peningkatan lapangan kerja, bukan hal mustahil Jakarta makin menjadi daya pikat bagi warga daerah lain," ungkapnya di Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Edison menegaskan, pada prinsipnya urbanisasi itu sama sekali tidak buruk bagi Jakarta. Dia pun meminta warga Jakarta jangan takut dengan urbanisasi. Sebab pasti mendatangkan manfaat bagi warga Jakarta. Terpenting, sepanjang warga baru yang datang adalah orang-orang yang memiliki skill dan modal serta punya tujuan di Jakarta.
Dengan memiliki skill, lanjut Edison, pendatang baru itu bisa menjadi pegawai toko, pekerja pabrik, maupun lainnya. Sehingga mereka akan mengisi rumah indekos atau kontrakan murah di wilayah padat penduduk Jakarta.
"Kemungkinan penurunan pendatang baru tetap bisa terjadi di Jakarta kalau melihat berkembangnya Ibu Kota di tiap provinsi maupun kota-kota satelit di Jakarta (Bodetabek)," ujarnya.
Edison menuturkan, pendataan pendatang baru ke Jakarta akan dimulai Disdukcapil DKI Jakarta pada 30 Juni dan berakhir di 7 Juli 2017. Disdukcapil akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI, Kemenhub, dan Jasa Marga serta polisi untuk data di pos-pos Lebaran di jalur arus balik.
"Ada banyak pilihan kota urbanisasi di Indonesia sekarang. Saat ini banyak Ibu Kota daerah berkembang menjadi kota metropolitan seperti Jakarta. Orang Jawa Timur pasti lebih memilih Surabaya. Orang Jawa Tengah memilih ke Jogja atau Semarang. Orang Jawa Barat ke Bandung. Hanya penduduk luar Jawa yang melihat Jakarta amat menarik," tuturnya.
(mhd)