Komplotan Perampok Sadis Daan Mogot Sudah 23 Kali Lakukan Aksi
A
A
A
JAKARTA - Komplotan perampok berdarah yang menyebabkan kematian Davidson Tantono di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, melakukan aksinya tidak hanya di Jakarta, tapi juga menyasar Jawa Barat dan Tangerang.
"Aksinya sudah 23 kali, tapi karena di sini mereka menembak mati korban sehingga kasusnya menjadi besar. Sebelumnya aksi mereka mulus dan tidak mendapat perlawanan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan saat merilis barang bukti dan tersangka di Polda Metro Jaya, Rabu (21/6/2017).
Menurutnya, setelah melancar aksinya, komplotan tersebut langsung berkumpul di apartemen dan membagi hasil rampokannya secara merata. Masing-masing mendapatkan uang Rp14 juta.
Salah satu pelaku DTK yang menjadi calon kepala desa di daerah Lampung, mengaku kalau dirinya mendapatka uang sebesar Rp14 juta. Uang tersebut didapatkan setelah melakukan aksi perampokan. "Uangnya langsung dibagi rata, dan habis itu saya langsung pulang ke Lampung," katanya.
Dia melanjutkan, saat beraksi dirinya mengendarai mobil, di mana tugasnya menghalau petugas atau masyarakat yang mengejar rekannya. "Karena tidak ada perlawanan dari warga, saya hanya melihat aksi rekanya. Habis itu kita langsung kumpul di apartemen Basura," ujarnya.
Sedangkan RCL, pacar dari SFL mengaku berperan sebagai penyewa apartemen yang dijadikan tempat berkumpul selama berada di Jakarta.
"Sebenarnya yang sewa, itu disuruh sama dia, tapi atas namanya saya, karena KTP daerah kurang diterima. KTP saya Jakarta," kata RCL dalam pengakuannya di Polda Metro Jaya.
Jauh sebelum perampokan terjadi, RCL mengaku kenal dengan SFL saat bekerja sebagai pemandu lagu di salah satu tempat karaoke di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. "Di karaoke jadi LC, itu sudah lama," sambung RCL.
Dalam perampokan tersebut, SFL Cs berhasil memboyong uang Rp300 juta milik Davidson yang baru diambil dari bank. Namun, RCL mengaku tidak mendapat bagian uang banyak dari hasil rampokan.
Buntut dari perampokan tersebut, RCL mengaku menyesal. Bahkan, RCL tak pernah berfikir kalau perbuatannya akan berujung pada dinginnya jeruji besi.
"Untuk ke Banyuwangi, pertama saya itu menolak ikut dia (SFL), tapi saya terpaksa pak, karena diancam suruh ikut, jangan mau enaknya doang. Saya terpaksa ikut. Saya menyesal kenapa saya sebodoh itu, tidak tahu resikonya seperti ini pak," tegasnya.
Davidson merupakan korban perampokan disertai penembakan di SPBU Jalan Daan Mogot KM 12, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat 10 Juni 2017, pukul 13.30 WIB. Davidson meninggal dalam perampokan tersebut.
Perampok membawa kabur uang sekitar Rp300 juta yang baru saja diambil Davidson dari bank. Polisi saat ini sudah menangkap tujuh orang terduga komplotan perampok yang menyasar Davidson
"Aksinya sudah 23 kali, tapi karena di sini mereka menembak mati korban sehingga kasusnya menjadi besar. Sebelumnya aksi mereka mulus dan tidak mendapat perlawanan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan saat merilis barang bukti dan tersangka di Polda Metro Jaya, Rabu (21/6/2017).
Menurutnya, setelah melancar aksinya, komplotan tersebut langsung berkumpul di apartemen dan membagi hasil rampokannya secara merata. Masing-masing mendapatkan uang Rp14 juta.
Salah satu pelaku DTK yang menjadi calon kepala desa di daerah Lampung, mengaku kalau dirinya mendapatka uang sebesar Rp14 juta. Uang tersebut didapatkan setelah melakukan aksi perampokan. "Uangnya langsung dibagi rata, dan habis itu saya langsung pulang ke Lampung," katanya.
Dia melanjutkan, saat beraksi dirinya mengendarai mobil, di mana tugasnya menghalau petugas atau masyarakat yang mengejar rekannya. "Karena tidak ada perlawanan dari warga, saya hanya melihat aksi rekanya. Habis itu kita langsung kumpul di apartemen Basura," ujarnya.
Sedangkan RCL, pacar dari SFL mengaku berperan sebagai penyewa apartemen yang dijadikan tempat berkumpul selama berada di Jakarta.
"Sebenarnya yang sewa, itu disuruh sama dia, tapi atas namanya saya, karena KTP daerah kurang diterima. KTP saya Jakarta," kata RCL dalam pengakuannya di Polda Metro Jaya.
Jauh sebelum perampokan terjadi, RCL mengaku kenal dengan SFL saat bekerja sebagai pemandu lagu di salah satu tempat karaoke di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. "Di karaoke jadi LC, itu sudah lama," sambung RCL.
Dalam perampokan tersebut, SFL Cs berhasil memboyong uang Rp300 juta milik Davidson yang baru diambil dari bank. Namun, RCL mengaku tidak mendapat bagian uang banyak dari hasil rampokan.
Buntut dari perampokan tersebut, RCL mengaku menyesal. Bahkan, RCL tak pernah berfikir kalau perbuatannya akan berujung pada dinginnya jeruji besi.
"Untuk ke Banyuwangi, pertama saya itu menolak ikut dia (SFL), tapi saya terpaksa pak, karena diancam suruh ikut, jangan mau enaknya doang. Saya terpaksa ikut. Saya menyesal kenapa saya sebodoh itu, tidak tahu resikonya seperti ini pak," tegasnya.
Davidson merupakan korban perampokan disertai penembakan di SPBU Jalan Daan Mogot KM 12, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat 10 Juni 2017, pukul 13.30 WIB. Davidson meninggal dalam perampokan tersebut.
Perampok membawa kabur uang sekitar Rp300 juta yang baru saja diambil Davidson dari bank. Polisi saat ini sudah menangkap tujuh orang terduga komplotan perampok yang menyasar Davidson
(pur)