Psikolog Nilai Pesta Gay di Kelapa Gading Punya Orientasi Berbeda

Selasa, 23 Mei 2017 - 17:33 WIB
Psikolog Nilai Pesta...
Psikolog Nilai Pesta Gay di Kelapa Gading Punya Orientasi Berbeda
A A A
JAKARTA - Psikolog Elizabeth Santosa menyebutkan, ada dua alasan kaum homoseksual atau gay melakukan pesta seks di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu 21 Mei 2017. Pertama untuk mencari pasangannya dan kedua agar bisa melakukan seks bebas.

Elizabeth menjelaskan, kasus gay yang melakukan pesta sex di Kelapa Gading, Jakarta Utara kemarin itu tak lepas dari persoalan Hak Asasi Manusia (HAM). Pelaku pesta sex yang mana dilakukan para gay itu tak sepatutnya identitasnya diungkap. Sebab, persoalan LGBT itu masih sensitif dan itu bukan masuk dalam kategori gangguan jiwa dan mental.

"Jadi dalam ranah psikologi itu kita sudah harus ganti perspektif, mereka ini hanya orang-orang atau manusia yang mempunyai orientasi yang berbeda," ujarnya pada wartawan, Selasa (23/5/2017).

Elizabeth mengaku prihatin dengan penggerebekan kaum gay yang pesta sex dan beredar foto-foto tak baik yang bisa berdampak pada psikologis dan juga keluarga mereka. Hukum memang sudah sepatutnya berjalan, tapi tetap memperhatikan kesejahteraan jiwa para gay tersebut.

"Kalau cuma malu mungkin tak masalah, kalau depresi bagaimana atas eksposes foto-foto itu yang mengganggu kesejahteraan jiwa para gay yang pesta itu," tuturnya.

Dia meyakini, di Jakarta ini banyak terjadi pesta sex, bukan hanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan dilalukan secara diam-diam. Sebab, penerimaan masyarakat pada kaum gay itu masih minim. Dari tahun ke tahun, populasi kaum gay pun semakin bertambah.

"Mereka punya persoalan tentang percintaan, kaum gay itu tak banyak ketemuannya, jadi mereka pakai media sosial untuk saling berhubungan satu sama lainnya," jelasnya.

Dia menambahkan, dalam melakukan pesta, ada maksud yang ingin dicapai oleh kaum gay tersebut, yakni untuk mencari pasangannya dan melakukan sex bebas. "Namun, tak bisa dikatakan semua (kaum gay) suka seks party, ada beberapa yang sama, seperti heteroseksual tapi masih ada label mereka banyak juga yang suka seks bebas," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0674 seconds (0.1#10.140)