Geruduk PT Jaya, Pedagang Pasar Senen Berikan CD ke Pengelola
A
A
A
TANGERANG - Ratusan pedagang pakaian bekas Pasar Senen, korban kebakaran, kembali mendatangi kantor pemasaran PT Jaya Real Property (JRP), di Bintaro, Pondok Aren, Tangerang, Banten.
Para pedagang datang dengan tiga bus metromini P07. Setibanya di lokasi, mereka dihadang aparat kepolisian dan satpam PT JRP. Akses pintu masuk juga telah diblokade aparat kepolisian.
Alhasil, para pedagang yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak ini menggelar aksi di sepanjang jalan, depan PT JRP. Mereka ingin memberikan celana dalam (CD) dan BH ke pengelola PT JRP.
Para pedagang juga sempat melakukan aksi teaterikal penggusuran mereka saat di area parkir. Teaterikal ini dimainkan oleh sejumlah ibu-ibu dan pria dewasa.
Goltum, perwakilan pendemo mengaku, aksi pedagang kali merupakan yang kedua. Sebelumnya, Senin 3 Maret 2017, ratusan pedagang juga demo di PT Jaya dan dijanjikan suatu kesepakatan.
"Tetapi kesepakatan itu tidak pernah dijalankan. Di lapangan, kesepakatan lama tetap dijalankan. Para pedagang tetap digusur di area parkir," katanya kepada SINDOnews, Rabu (12/4/2017).
Ditambahkan dia, para pedagang hanya ingin menuntut keadilan. Dengan jalan dilakukan pembenahan terhadap para penumpang gelap. Mereka juga meminta intimidasi terhadap para pedagang.
"Kesepakatan kemarin itu, kita diberikan kesempatan dagang sementara di area parkir. Tetapi besoknya, kami diusir lagi oleh pengelola dari Ciputra," sambung Kajol, pedagang pakaian bekas.
Dia menambahkan, para pedagang tidak ingin melawan pengelola. Mereka hanya bedagang dengan tenang. Tetapi saat ini mereka jadi tidak bisa bedagang, sebab dagangan mereka diobrak abrik preman.
"Kami di sana juga diintimidasi. Kawan-kawan banyak yang diusir oleh preman. Kami hanya ingin berdagang dan mencari uang makan dengan tenang. Kami minta keadilan," katanya.
Para pedagang datang dengan tiga bus metromini P07. Setibanya di lokasi, mereka dihadang aparat kepolisian dan satpam PT JRP. Akses pintu masuk juga telah diblokade aparat kepolisian.
Alhasil, para pedagang yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak ini menggelar aksi di sepanjang jalan, depan PT JRP. Mereka ingin memberikan celana dalam (CD) dan BH ke pengelola PT JRP.
Para pedagang juga sempat melakukan aksi teaterikal penggusuran mereka saat di area parkir. Teaterikal ini dimainkan oleh sejumlah ibu-ibu dan pria dewasa.
Goltum, perwakilan pendemo mengaku, aksi pedagang kali merupakan yang kedua. Sebelumnya, Senin 3 Maret 2017, ratusan pedagang juga demo di PT Jaya dan dijanjikan suatu kesepakatan.
"Tetapi kesepakatan itu tidak pernah dijalankan. Di lapangan, kesepakatan lama tetap dijalankan. Para pedagang tetap digusur di area parkir," katanya kepada SINDOnews, Rabu (12/4/2017).
Ditambahkan dia, para pedagang hanya ingin menuntut keadilan. Dengan jalan dilakukan pembenahan terhadap para penumpang gelap. Mereka juga meminta intimidasi terhadap para pedagang.
"Kesepakatan kemarin itu, kita diberikan kesempatan dagang sementara di area parkir. Tetapi besoknya, kami diusir lagi oleh pengelola dari Ciputra," sambung Kajol, pedagang pakaian bekas.
Dia menambahkan, para pedagang tidak ingin melawan pengelola. Mereka hanya bedagang dengan tenang. Tetapi saat ini mereka jadi tidak bisa bedagang, sebab dagangan mereka diobrak abrik preman.
"Kami di sana juga diintimidasi. Kawan-kawan banyak yang diusir oleh preman. Kami hanya ingin berdagang dan mencari uang makan dengan tenang. Kami minta keadilan," katanya.
(mhd)