Polisi Sebut Aktivis 313 Rencanakan Makar di Dua Tempat Ini
A
A
A
JAKARTA - Polisi menyebutkan, aktivis 313 yang ditangkap polisi merencankan aksi makar di kawasan Kalibata dan Menteng. Kelimanya berencana mendobrak pagar gedung DPR/MPR menggunakan truk.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, kelima aktivis 313 yang ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok disangkakan melakukan pemufakatan makar. Adapun pemufakatan itu sudah direncanakan di dua lokasi.
"Awalnya ada dua lokasi untuk tempat pertemuan, yakni di Kalibata, lalu di Menteng. Dari kedua lokasi itu, utamanya untuk menggulingkan pemerintah yang sah," ujarnya pada wartawan, Senin (3/4/2017).
Menurutnya, pada pertemuan di kawasan Kalibata, polisi temukan pula ada pemberian dana untuk melakukan aksi makar tersebut, dana yang direncanakan untuk aksi unjuk rasa, sewa bus, logistik, dan semacamnya. Di tempat itu pula, polisi temukan rincian rencana hendak menduduki Gedung DPR/MPR.
"Ada juga caranya untuk menabrakan kendaraan truk di pagar belakang DPR/MPR. Jadi, asumsi kalau semua massa sudah masuk ke Gedung DPR, akan kesulitan didorong keluar. Ini juga ada pemufakatan dan niat," katanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, kelima aktivis 313 yang ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok disangkakan melakukan pemufakatan makar. Adapun pemufakatan itu sudah direncanakan di dua lokasi.
"Awalnya ada dua lokasi untuk tempat pertemuan, yakni di Kalibata, lalu di Menteng. Dari kedua lokasi itu, utamanya untuk menggulingkan pemerintah yang sah," ujarnya pada wartawan, Senin (3/4/2017).
Menurutnya, pada pertemuan di kawasan Kalibata, polisi temukan pula ada pemberian dana untuk melakukan aksi makar tersebut, dana yang direncanakan untuk aksi unjuk rasa, sewa bus, logistik, dan semacamnya. Di tempat itu pula, polisi temukan rincian rencana hendak menduduki Gedung DPR/MPR.
"Ada juga caranya untuk menabrakan kendaraan truk di pagar belakang DPR/MPR. Jadi, asumsi kalau semua massa sudah masuk ke Gedung DPR, akan kesulitan didorong keluar. Ini juga ada pemufakatan dan niat," katanya.
(pur)