Sidang ke-15, Saksi Ahok Sebut Kata Auliya Bermakna Teman Setia

Selasa, 21 Maret 2017 - 16:27 WIB
Sidang ke-15, Saksi Ahok Sebut Kata Auliya Bermakna Teman Setia
Sidang ke-15, Saksi Ahok Sebut Kata Auliya Bermakna Teman Setia
A A A
JAKARTA - Saksi ahli agama Islam dari PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Jakarta KH Ahmad Ishomuddin merupakan ahli meringankan kedua yang dihadirkan terrdakwa dugaan kasus penistaan agama Basuki T Purnama (Ahok). Dia menerangkan, arti kata Aulya dalam surat Al Maidah itu bermakna teman setia.

Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad mengatakan, kehadirannya di persidangan ke 15 kasus penistaan agama itu sebagai ahli independen. Dia pun menjelaskan soal arti kata auliya dalam Surat Al-Maidah Ayat 51, berdasarkan tafsir baru Kementerian Agama, kata auliya itu berarti teman setia.

"Saya pembantu Rais Aam (PBNU), tapi saya tidak mewakili NU. Saya disini atas nama pribadi. Kata Auliya itu teman setia, kecuali terjemahan Kementerian Agama yang lama dan sudah direvisi (arti auliya pemimpin)," ujarnya di persidangan, Selasa (21/3/2017).

Menurut dosen Fakultas Syari'ah IAIN Raden Intan itu, tidak masalah bila masih ada yang mengartikan kata auliya sebagai pemimpin. Hanya saja, dia tetap mengartikan kata arti auliya sekarang ini sebagai teman dekat.

"Ya silahkan, tetapi dalam riset saya terhadap sekitar 30 kitab tafsir, saya bawa sekitar 111 halaman dari puluhan kitab tafsir tidak ada satu pun saya mendapati (auliya) bermakna pemimpin," terangnya.

Dia menerangkan, kata auliya itu kata yang musytarak, memiliki banyak sekali makna yang mana ahli tafsir memilih satu diantara makna tersebut. Selain makna aulia yang bisa berarti teman setia atau pemimpin, konteks orang beriman dalam Surat Al-Maidah ayat 51 juga dapat diartikan berbeda.

Mayoritas penafsir Alquran, mata dia, menyebutkan orang beriman sebagaimana arti sebenarnya. Tetapi, sebagian kecil ada yang menafsirkan orang beriman sebagai orang munafik yang bertindak seakan-akan sebagai orang beriman.

Ahmad menambahkan, konteks Surat Al-Maidah ayat 51 pada masanya itu mengenai pengkhianatan yang terjadi pada masa peperangan dulu. Terlepas dari soal Surat Al-Maidah, dia melihat petikan ayat tersebut tidak tepat digunakan dalam Pilkada.

Ayat yang cocok dan lebih tepat untuk diterapkan dalam Pilkada itu yang berbunyi, hendaklah kamu berlomba-lomba berbuat baik, dengan hal baik yang dimaksud mengacu pada program kerja yang ditawarkan.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7375 seconds (0.1#10.140)