Tawuran Marak karena Pendidikan di Sekolah dan Rumah Kurang Baik
A
A
A
BEKASI - Aksi tawuran pelajar kembali terjadi di wilayah Bekasi Kota. Tak tanggung-tanggung aksi brutal pelajar terjadi di dua lokasi sekaligus. Pertama, di Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur, dekat kampus Universitas Islam'45 Bekasi, dan tawuran kedua terjadi di Jalan Raya Dr. Ratna, depan Apartemen City Teras, Pondok Gede.
Dalam aksi ini, dua pelajar tewas mengenaskan dan satu kritis. Mereka adalah Edi Gilang Febriyanto (17), pelajar SMK Abdi Karya dan Oliver Vito (14), pelajar SMP Negeri 41 Rawalumbu, sedangkan pelajar lain Abigail (16), pelajar SMK BIK mengalami luka bacok dan kritis.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah, Kota Bekasi, Syahroni menyatakan, maraknya aksi tawuran yang melibatkan pelajar di wilayahnya disebabkan sistem pembelajaran dan pendidik baik di sekolah maupun di rumah yang masih kurang baik.
"Kami prihatin, tawuran sampai memakan korban jiwa. Apalagi korbanya adalah masih status pelajar dan di bawah umur," katanya. Untuk itu, kata dia, peran masyarakat dan keluarga juga sangat berperan dalam mengontrol perilaku anak-anak di sekolah maupun di rumah.
Apalagi, kata dia, pendidikan di rumah maupun di sekolah tidak harus melulu mengenai mata pelajaran. Ditambah, pendidikan moral sangat penting untuk memperbaiki moral pelajar itu agar lebih baik lagi."KPAID akan turun ke sekolah dan mendeklarasikan anti kekerasan ke sekolah-sekolah,"tukasnya.
Dalam aksi ini, dua pelajar tewas mengenaskan dan satu kritis. Mereka adalah Edi Gilang Febriyanto (17), pelajar SMK Abdi Karya dan Oliver Vito (14), pelajar SMP Negeri 41 Rawalumbu, sedangkan pelajar lain Abigail (16), pelajar SMK BIK mengalami luka bacok dan kritis.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah, Kota Bekasi, Syahroni menyatakan, maraknya aksi tawuran yang melibatkan pelajar di wilayahnya disebabkan sistem pembelajaran dan pendidik baik di sekolah maupun di rumah yang masih kurang baik.
"Kami prihatin, tawuran sampai memakan korban jiwa. Apalagi korbanya adalah masih status pelajar dan di bawah umur," katanya. Untuk itu, kata dia, peran masyarakat dan keluarga juga sangat berperan dalam mengontrol perilaku anak-anak di sekolah maupun di rumah.
Apalagi, kata dia, pendidikan di rumah maupun di sekolah tidak harus melulu mengenai mata pelajaran. Ditambah, pendidikan moral sangat penting untuk memperbaiki moral pelajar itu agar lebih baik lagi."KPAID akan turun ke sekolah dan mendeklarasikan anti kekerasan ke sekolah-sekolah,"tukasnya.
(poe)