Warga Kebon Jeruk Diteror Anjing Liar, 2 Orang Terluka
A
A
A
JAKARTA - Dua warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menderita luka-luka akibat digigit anjir liar. Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Barat belum dapat memastikan anjing tersebut terjangkit rabies atau tidak.
Kepala Sudin KPKP Jakarta Barat Maysawitri mengatakan, pihaknya maish menunggu hasil pengecekan sample dari anjing gila tersebut untuk memastikan apakah anjing yang mengigit dua warga tersebut terinfeksi rabies atau tidak.
"Tadi pagi, kuburan anjing telah kami bongkar. Kita ambil kepalanya untuk dilakukan pengecekan. Butuh waktu 10 hari untuk melihat hasilnya," kata Maysawitri kepada SINDOnews, Jumat (10/3/2017).
Mayswitri menuturkan, hingga kini korban yang baru melapor digigit anjing liar tersebut sebanyak dua orang. Agar kejadian tersebut tak terulang, Mayswitri berjanji akan memperketat pengawasan, termasuk melakukan vaksinisasi di radius 500 meter dari lokasi.
"Korban sudan mendapat suntikan antirabies. Doa kan mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan korban," ujarnya.
Anggota Babinsa Koramil 05/Kebon Jeruk, Pelda Ampa Uleng mengatakan, salah satu korban gigitan anjing liar tersebut yakni, Suryanto (54). Saat itu korban hendak membuang tulang ke tempat sampah di lokasi pada Rabu, 8 Maret 2017 lalu.
Secara tiba-tiba seekor anjing datang menyerang tanpa sebab, hingga membuat jempol kakinya terluka dan diamputasi."Saya yang membawa langsung ke RS Tarakan untuk pengobatan bapak itu," tutur Pelda Ampa saat dihubungi, Jumat (10/3/2017).
Selain Suyoto masih di lokasi yang sama, lanjut Ampa, anjing itu kemudian melakukan penyerangan kepada warga lainnya, Ariston (52) hingga menderita luka di paha. Beruntung luka yang dialami Ariston tak sampai membuatnya harus diamputasi.
Sebab, usai tergigit, dokter langsung menyuntik agar tak rabies. "Oleh warga anjing itu langsung dimatikan," ucapnya.
Kepala Sudin KPKP Jakarta Barat Maysawitri mengatakan, pihaknya maish menunggu hasil pengecekan sample dari anjing gila tersebut untuk memastikan apakah anjing yang mengigit dua warga tersebut terinfeksi rabies atau tidak.
"Tadi pagi, kuburan anjing telah kami bongkar. Kita ambil kepalanya untuk dilakukan pengecekan. Butuh waktu 10 hari untuk melihat hasilnya," kata Maysawitri kepada SINDOnews, Jumat (10/3/2017).
Mayswitri menuturkan, hingga kini korban yang baru melapor digigit anjing liar tersebut sebanyak dua orang. Agar kejadian tersebut tak terulang, Mayswitri berjanji akan memperketat pengawasan, termasuk melakukan vaksinisasi di radius 500 meter dari lokasi.
"Korban sudan mendapat suntikan antirabies. Doa kan mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan korban," ujarnya.
Anggota Babinsa Koramil 05/Kebon Jeruk, Pelda Ampa Uleng mengatakan, salah satu korban gigitan anjing liar tersebut yakni, Suryanto (54). Saat itu korban hendak membuang tulang ke tempat sampah di lokasi pada Rabu, 8 Maret 2017 lalu.
Secara tiba-tiba seekor anjing datang menyerang tanpa sebab, hingga membuat jempol kakinya terluka dan diamputasi."Saya yang membawa langsung ke RS Tarakan untuk pengobatan bapak itu," tutur Pelda Ampa saat dihubungi, Jumat (10/3/2017).
Selain Suyoto masih di lokasi yang sama, lanjut Ampa, anjing itu kemudian melakukan penyerangan kepada warga lainnya, Ariston (52) hingga menderita luka di paha. Beruntung luka yang dialami Ariston tak sampai membuatnya harus diamputasi.
Sebab, usai tergigit, dokter langsung menyuntik agar tak rabies. "Oleh warga anjing itu langsung dimatikan," ucapnya.
(whb)