Normalisasi Kali Tak Menjamin Jakarta Bebas Banjir

Jum'at, 17 Februari 2017 - 00:06 WIB
Normalisasi Kali Tak Menjamin Jakarta Bebas Banjir
Normalisasi Kali Tak Menjamin Jakarta Bebas Banjir
A A A
JAKARTA - Normalisasi sejumlah kali yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tak menjamin Ibu Kota bebas dari banjir. Sebab, untuk meminimalisir banjir diperlukan penanganan menyeluruh mulai dari bibir kali hingga kawasan hilir.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Jogo mengatakan, ada tiga penyebab banjir kerap melanda Jakarta. Di antaranya, buruknya drainase di kawasan pemukiman. Untuk itu, pembenahan dari pola manajeman harus dilakukan dan banyak rumah di Jakarta tak dilengkapi drainase dengan baik.

Sementara untuk di kawasan daerah bibir laut, lanjut Nirwono, antisipasi banjir rob harus dilakukan. "Kondisi Jakarta ini 40% merupakan kawasan laut," kata Nirwono, Kamis, 16 Februari 2017 kemarin. Untuk pencegahan di kawasan ini harus dilakukan pembuatan tanggul besar dan tinggi harus dilakukan.

Sementara mengenai banjir yang terjadi pada hari ini, Nirwono menilai itu disebabkan karena banjir kiriman. Sehingga banjir itu tidak terjadi kawasan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Bila di Jakarta terjadi rob, dan banjir kiriman sekaligus, lanjut Nirwono maka aktivitas Jakarta menjadi lumpuh. Peristiwa ini pernah terjadi di Jakarta pada tahun 2015, 2013, dan 2007 lalu.

Nirwono menuturkan, normalisi sejumlah kali yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tak menjamin Jakarta akan bebas dari banjir. "Normalisasi hanya akan mempercepat arus dari pemukiman ke laut. Pola ini tidak cukup baik karena tidak akan bertahan di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

Menurut Nirwono, normalisasi hanya akan merusak ekosistem kali dan pengendapan lumpur di waktu akan datang. Tanpa ekosistem, predator kemudian menjadi bertumbuh tinggi dan mengancam kehidupan warga sekitar.

"Beton kan tidak menyerap air, tapi malah membuat aliran air menjadi cepat," ucapnya.

Di Eropa sendiri, ?pembuatan kali menggunakan beton telah dilakukan sejak tahun tahun lalu. Namun karena merusak di tahun setelahnya. Akhirnya pemerintah setempat membongkar beton itu.

Untuk Nirwono menyarankan, semestinya normalisasi harus menggunakan ruang terbuka hijau. Jadi, dengan begitu air tidak lantas lari kelaut melainkan akan diserap rth.

Kemudian melalui ratusan waduk di dki jakarta. Lanjut Nirwono, air melimpah bisa ditahan, air ini lalu bisa digunakan untuk bahan air bersih dan menjaga kesuburn tanah saat musim kemarau tiba.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5377 seconds (0.1#10.140)