Temuan KTP Ganda DKI Harus Jadi Warning Para Cagub
A
A
A
JAKARTA - Temuan KTP ganda DKI Jakarta yang diungkapkan mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Andi Arief di media sosial diminta menjadi warning bagi penyelenggara pemilu, pengawas maupun pasangan calon kepala daerah untuk meningkatkan kewaspadaan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, pengawas harus memastikan pengawasan TPS oleh petugas TPS berjalan cermat dan optimal. Demikian pula, saksi pasangan calon harus memastikan semua standar dan prosedur di TPS dijalankan secara konsisten dan tegas.
"Cuitan yang bersangkutan harus jadi warning bagi penyelenggara, pengawas, dan pasangan calon untuk meningkatkan kewaspadaan di TPS," kata Titi kepada SINDOnews, Rabu (8/2/2017).
Dia menambahkan, sesuai cuitan Andi Arief aparat penegak hukum harus bisa langsung bekerja untuk memproses dugaan tindak pidana pemalsuan identitas kependudukan.
"Agar tidak makin menyebarkan kegelisahan dan kecurigaan pada proses pilkada kita," ucapnya.
Diketahui, Andi Arief mantan staf khusus Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaparkan sejumlah temuan terkait KTP palsu yang dikirim dari Kamboja ke Indonesia. Andi Arief membuka seluruh temuan tersebut melalui akun Twitter-nya @andiariefaa.
Melalui akun media sosialnya tersebut Andi Arief pada 5 Februari lalu berkicau,"saya dulu komisaris PT Post. Kawan saya banyak.Mereka menunjukkan bukti kiriman FedEX dari Kamboja isinya KTP/NPWP palsu.Segera selidiki.
Pada Senin, 6 Februari, Andi Arief kembali berkicau,"Menurut Pegawai Fedex, kiriman KTP dari Kamboja ditangkap petugas bea cukai Jumat dinihari lalu, tujuan pengiriman juga jelas. KTP #banyak yang beredar di media itu hasil tangkapan kiriman melalui FedEx berasal dari kamboja, tujuan pengiriman warga di Jakut," kicaunya.
Masih di tanggal yang sama, Andi Arief menulis kicauan,"Kalau Depdagri, Bawaslu, KPU tidak menindaklanjuti KTP #banyak ini, tugas rakyat dalam pilkada nanti awasi penggunaan E KTP etnis tertentu,".
Pada 7 Februari 2017, Andi Arief kembali berkicau,"Saya perjelas, ini bukti pengiriman melalui FedEx KTP #banyak berasal dari Kamboja, tujuan jakarta. Saya menyarankan Depdagri, KPU dan Bawaslu seger temui pihak Fedex dan bea cukai bandra. Gampang lakukan penyelidikan".
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, pengawas harus memastikan pengawasan TPS oleh petugas TPS berjalan cermat dan optimal. Demikian pula, saksi pasangan calon harus memastikan semua standar dan prosedur di TPS dijalankan secara konsisten dan tegas.
"Cuitan yang bersangkutan harus jadi warning bagi penyelenggara, pengawas, dan pasangan calon untuk meningkatkan kewaspadaan di TPS," kata Titi kepada SINDOnews, Rabu (8/2/2017).
Dia menambahkan, sesuai cuitan Andi Arief aparat penegak hukum harus bisa langsung bekerja untuk memproses dugaan tindak pidana pemalsuan identitas kependudukan.
"Agar tidak makin menyebarkan kegelisahan dan kecurigaan pada proses pilkada kita," ucapnya.
Diketahui, Andi Arief mantan staf khusus Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaparkan sejumlah temuan terkait KTP palsu yang dikirim dari Kamboja ke Indonesia. Andi Arief membuka seluruh temuan tersebut melalui akun Twitter-nya @andiariefaa.
Melalui akun media sosialnya tersebut Andi Arief pada 5 Februari lalu berkicau,"saya dulu komisaris PT Post. Kawan saya banyak.Mereka menunjukkan bukti kiriman FedEX dari Kamboja isinya KTP/NPWP palsu.Segera selidiki.
Pada Senin, 6 Februari, Andi Arief kembali berkicau,"Menurut Pegawai Fedex, kiriman KTP dari Kamboja ditangkap petugas bea cukai Jumat dinihari lalu, tujuan pengiriman juga jelas. KTP #banyak yang beredar di media itu hasil tangkapan kiriman melalui FedEx berasal dari kamboja, tujuan pengiriman warga di Jakut," kicaunya.
Masih di tanggal yang sama, Andi Arief menulis kicauan,"Kalau Depdagri, Bawaslu, KPU tidak menindaklanjuti KTP #banyak ini, tugas rakyat dalam pilkada nanti awasi penggunaan E KTP etnis tertentu,".
Pada 7 Februari 2017, Andi Arief kembali berkicau,"Saya perjelas, ini bukti pengiriman melalui FedEx KTP #banyak berasal dari Kamboja, tujuan jakarta. Saya menyarankan Depdagri, KPU dan Bawaslu seger temui pihak Fedex dan bea cukai bandra. Gampang lakukan penyelidikan".
(whb)