KPAI: Kekerasan dalam Dunia Pendidikan Masih Jadi Masalah Serius
A
A
A
JAKARTA - Meninggalnya siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Amirulloh Adityas Putra (19), menjadi perhatian serius, tidak hanya oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tapi juga seluruh elemen masyarakat, juga pemerintah.
"Kekerasan dalam pendidikan masih menjadi masalah serius, sehingga memerlukan pencegahan secara serius," kata Wakil Ketua KPAI Susanto saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/1/2017).
Maka itu, kata Susanto, KPAI meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut secara serius kasus yang kerap kali terjadi di sekolah itu. Dia juga berharap, kasus tersebut tidak terulang di dalam dunia pendidikan. "Kami menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Amirulloh," kata Susanto.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan melakukan teguran keras terhadap STIP. Karena, kejadian penganiayaan yang dilakukan senior kepada juniornya hingga tewas bukan hanya baru kali ini. Tapi sudah beberapa kali terjadi.
"Ini kan sudah kesekian kali, makanya kami tegur sekolah itu untuk ubah sistem yang ada di sekolah itu karena kerap terjadi penganiayaan seperti itu," kata Iriawan di Jakarta, kemarin.
"Kekerasan dalam pendidikan masih menjadi masalah serius, sehingga memerlukan pencegahan secara serius," kata Wakil Ketua KPAI Susanto saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/1/2017).
Maka itu, kata Susanto, KPAI meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut secara serius kasus yang kerap kali terjadi di sekolah itu. Dia juga berharap, kasus tersebut tidak terulang di dalam dunia pendidikan. "Kami menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Amirulloh," kata Susanto.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan melakukan teguran keras terhadap STIP. Karena, kejadian penganiayaan yang dilakukan senior kepada juniornya hingga tewas bukan hanya baru kali ini. Tapi sudah beberapa kali terjadi.
"Ini kan sudah kesekian kali, makanya kami tegur sekolah itu untuk ubah sistem yang ada di sekolah itu karena kerap terjadi penganiayaan seperti itu," kata Iriawan di Jakarta, kemarin.
(mhd)