Sidak Terminal, BPTJ Temukan Banyak Bus AKAP Bermasalah
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengelolah Transportasi Jakarta (BPTJ). Mereka melakukan sidak dikawasan terminal Kalideres, Jakarta Barat. Hasilnya banyak kendaraan yang dinyatakan tak layak jalan.
Kepala BPTJ, Elly Andriani mengatakan dari hasil sidak sementara diketahui beberapa bus tercatat rawan kecelakaan, seperti menggunakan ban vulkanisir, rem blong, dan tak memiliki klakson.
"Masyarakat banyak minta klakson Telolet, tapi ini malah mati, gimana bisa," kata Elly di terminal Kalideres, JUmat (23/12/2016).
Elly menambahkan selain minus di Armada, dalam sidak kali ini juga ditemukan kesalahan dalam sistem tiket. Ini terlihat dari tiket milik penumpang yang tidak dicantumkan informasi waktu keberangkatan penumpang.
"Di dalam tiket tidak ada tulisan keberangkatan. Ini harusnya ditulis untuk mengantisipasi penumpang lupa. Meski sudah diberitahu jam keberangakatannya, tetapi harus tetap ditulis," ujarnya.
Komisioner Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setiawarno tak terkejut banyaknya temuan bus rawan kecelakaan di terminal Kalideres. Ini terjadi lebih karena penghapusan anggaran yang ada di Kementerian Perhubungan.
Djoko mengatakan, dahulu saat anggaran pengecekan masih ada, petugas dari Dirjen Angkutan Darat selalu menempatkan petugasnya di terminal.
Jadi begitu ada bus yang mau berangkat, petugas ini akan mengecek dulu kondisi bus, bila tak layak jalan maka bus tidak dapat melanjutkan perjalanan. "Saat ini kegiatan itu dilemparkan ke daerah," tutur Djoko.
Daerah sendiri, kata Djoko, tidak melakukan kegiatan seperti yang dilakukan Kementerian. Mereka membiarkan ini, sehingga banyak bus tak layak jalan bisa beroperasi.
da angkutan nakal.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta, Andriyansyah mengatakan penindakan bus tak layak jalan sudah sering dilakukan. "Banyak kok bus yang kami temukan tak layak kami kandangkan di Rawa Buaya," katanya.
Kepala BPTJ, Elly Andriani mengatakan dari hasil sidak sementara diketahui beberapa bus tercatat rawan kecelakaan, seperti menggunakan ban vulkanisir, rem blong, dan tak memiliki klakson.
"Masyarakat banyak minta klakson Telolet, tapi ini malah mati, gimana bisa," kata Elly di terminal Kalideres, JUmat (23/12/2016).
Elly menambahkan selain minus di Armada, dalam sidak kali ini juga ditemukan kesalahan dalam sistem tiket. Ini terlihat dari tiket milik penumpang yang tidak dicantumkan informasi waktu keberangkatan penumpang.
"Di dalam tiket tidak ada tulisan keberangkatan. Ini harusnya ditulis untuk mengantisipasi penumpang lupa. Meski sudah diberitahu jam keberangakatannya, tetapi harus tetap ditulis," ujarnya.
Komisioner Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setiawarno tak terkejut banyaknya temuan bus rawan kecelakaan di terminal Kalideres. Ini terjadi lebih karena penghapusan anggaran yang ada di Kementerian Perhubungan.
Djoko mengatakan, dahulu saat anggaran pengecekan masih ada, petugas dari Dirjen Angkutan Darat selalu menempatkan petugasnya di terminal.
Jadi begitu ada bus yang mau berangkat, petugas ini akan mengecek dulu kondisi bus, bila tak layak jalan maka bus tidak dapat melanjutkan perjalanan. "Saat ini kegiatan itu dilemparkan ke daerah," tutur Djoko.
Daerah sendiri, kata Djoko, tidak melakukan kegiatan seperti yang dilakukan Kementerian. Mereka membiarkan ini, sehingga banyak bus tak layak jalan bisa beroperasi.
da angkutan nakal.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta, Andriyansyah mengatakan penindakan bus tak layak jalan sudah sering dilakukan. "Banyak kok bus yang kami temukan tak layak kami kandangkan di Rawa Buaya," katanya.
(ysw)