Pemprov DKI Investasikan Rp2 Triliun untuk Pengelolaan Sampah
A
A
A
JAKARTA - Dinas Kebersihan DKI Jakarta menginventasikan Rp2 triliiun untuk mengelola sampah di Ibu Kota. Nilai ini dipercaya akan mengurangi volume sampah dari Jakarta ke TPST Bantar Gebang yang mencapai 7.000-10.000 ton setiap hari.
Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, selain pengurangan sampah, investasi ini diyakini dapat menghasilkan 35 megawatt listrik dari sampah sekitar 2.000 ton per harinya. Sementara hasil limbah akan mampu menjadi bahan pembangunan bantalan rel kereta dan reklamasi.
Menurut Isnawa, untuk memuluskan proyek ini pihaknya telah menggandeng PT JakPro dan perusahaan asal Finlandia, kontrak keduanya pun akan dilakukan selama 20 tahun. Kedua perusahaan ini, nanti akan membangun sebuah fasilitas pengelolaan sampah, Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, depan Taman BMW.
"Lahannya ada sekitar 10,2 hektare milik Dinas Kebersihan. Insya allah akan dibangun Maret mendatang," tutur Isnawa kepada KORAN SINDO, Kamis, 22 Desember 2016 kemarin. Pembangunan fasilitas ini memakan waktu sekitar 18 bulan. Bila sukses maka di tahun 2018 nanti, DKI Jakarta akan mampu mengurangi beban 2.000 ton sampah setiap hari.
Meski menganggarkan nilai sebesar itu, Isnawa melanjutkan, Dinas Kebersihan tidak akan merogoh kocek seluruhnya pembangunan. Sebab, penyertaan modal dilakukan sepenuhnya oleh dua perusahaan tersebut. Sementara Dinas Kebersihan nantinya akan membayar mereka Rp500.000 per ton sampahnya.
Sekalipun terbilang besar, lanjut Aji, pihaknya akan tetap mengalami keuntungan. Sebab, hasil dari kimiawi yang menghasilkan listrik 35 megawatt nanti akan bisa dijual kepada PLN. Sementara residunya akan di jual ke PT KAI untuk membangun rel kereta maupun ke daerah pesisir lain untuk bahan reklamasi.
"Adanya fasilitas itu juga, mampu menekan biaya operasional truk sampah dari Jakarta ke TPST Bantar Gebang," ucap Isnawa. Pantauan KORAN SINDO dilahan bakal jadi ITF tersebut masih terbangun pusat pengepresan sampah. Setiap hari 50 kontainer truk sampah ukuran 45 feet berangkat dari kawasan itu.
Kontainer itu mengangkut belasan tonase sampah hasil pengakutan sampah penduduk di sekitaran kawasan Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, selain pengurangan sampah, investasi ini diyakini dapat menghasilkan 35 megawatt listrik dari sampah sekitar 2.000 ton per harinya. Sementara hasil limbah akan mampu menjadi bahan pembangunan bantalan rel kereta dan reklamasi.
Menurut Isnawa, untuk memuluskan proyek ini pihaknya telah menggandeng PT JakPro dan perusahaan asal Finlandia, kontrak keduanya pun akan dilakukan selama 20 tahun. Kedua perusahaan ini, nanti akan membangun sebuah fasilitas pengelolaan sampah, Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, depan Taman BMW.
"Lahannya ada sekitar 10,2 hektare milik Dinas Kebersihan. Insya allah akan dibangun Maret mendatang," tutur Isnawa kepada KORAN SINDO, Kamis, 22 Desember 2016 kemarin. Pembangunan fasilitas ini memakan waktu sekitar 18 bulan. Bila sukses maka di tahun 2018 nanti, DKI Jakarta akan mampu mengurangi beban 2.000 ton sampah setiap hari.
Meski menganggarkan nilai sebesar itu, Isnawa melanjutkan, Dinas Kebersihan tidak akan merogoh kocek seluruhnya pembangunan. Sebab, penyertaan modal dilakukan sepenuhnya oleh dua perusahaan tersebut. Sementara Dinas Kebersihan nantinya akan membayar mereka Rp500.000 per ton sampahnya.
Sekalipun terbilang besar, lanjut Aji, pihaknya akan tetap mengalami keuntungan. Sebab, hasil dari kimiawi yang menghasilkan listrik 35 megawatt nanti akan bisa dijual kepada PLN. Sementara residunya akan di jual ke PT KAI untuk membangun rel kereta maupun ke daerah pesisir lain untuk bahan reklamasi.
"Adanya fasilitas itu juga, mampu menekan biaya operasional truk sampah dari Jakarta ke TPST Bantar Gebang," ucap Isnawa. Pantauan KORAN SINDO dilahan bakal jadi ITF tersebut masih terbangun pusat pengepresan sampah. Setiap hari 50 kontainer truk sampah ukuran 45 feet berangkat dari kawasan itu.
Kontainer itu mengangkut belasan tonase sampah hasil pengakutan sampah penduduk di sekitaran kawasan Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
(whb)